Kisah Hawaii Dicaplok Amerika Serikat di antara Lika-liku Kudeta yang Rumit
Reporter
Tempo.co
Editor
Dwi Arjanto
Jumat, 8 Juli 2022 20:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -
Hawaii adalah nama dari gugus kepulauan milik Amerika Serikat yang terletak di tengah-tengah Samudera Pasifik.
Selain ada pangkalan militer yang bercokol di Guam, Hawaii punya panorama banyak pantai dan gunung nan mempesona. Dan bulan Juli adalah momentum penting ratusan tahun silam bagi warga pribumi Hawaii, kaum Eropa dan pendatang lainnya.
Kedatangan Armada Laut Amerika Serikat ke Kerajaan Hawaii
Melansir buku Queen, Empress, and Concubine karya Claudia Gold, pada 17 Januari 1893, armanda Angkatan Laut Amerika USS Boston beserta Marinir Amerika dan kapal-kapal swasta lainnya mendarat di Hawaii.
Menteri AS John L. Stevens mendarat juga di Honolulu Harbor dan bersama dengan pengusaha Amerika. Kerajaan Hawaii pun tak lama kemudian dikudeta para pebisnis AS. Yakni dengan bantuan armada AL dan Marinir Amerika Serikat.
Hawaii pun “diamankan" alias “dilindungi" oleh Amerika serikat. Kelompok liberal yang dianggap sebagai “Gerakan Reformis" yang ditunggangi oleh Sanford Dole ada dibelakang “pengamanan" Hawaii oleh Amerika itu. Dole adalah anak misionaris Amerika di Hawaii, pengacara lulusan Amerika yang juga dikenal sebagai cukong gula. Dia punya sepupu yang dikenal sebagai Raja Nanas di Hawaii.
Ratu Lili'uokalani yang dimakzulkan itu berusaha keras mengembalikan eksistensi Hawaii yang dicaplok orang-orang macam Dole. Dia menaruh harap para Presiden Amerika, meski dikecewakan oleh menteri-menteri Amerika Serikat ketika dirinya mendatangi ibukotanya.
“Ketika (Presiden Amerika) Grover Claveland mengetahui mayoritas penduduk Hawaii menentang kudeta, ia menentang pencaplokan dan meminta kedudukan Sang Ratu dikembalikan. Dole dan pemerintahan sementaranya mengabaikannya; pada 1894 mereka memproklamasikan Republik Hawaii Merdeka. Lili'uokalani pun sia-sia memprotes ke Amerika Serikat dan Inggris tetapi ia diabaikan; republik baru diakui oleh negara-negara asing," tulis Claudia Gold.
Tahun berikutnya, 1894, sang ratu merancang sebuah plot pemberontakan di Hawaii. Sayangnya, aksinya gagal dan dia pun jadi tahanan rumah di rumahnya, yang bekas Istana Kerajaan Hawaii. Tak lupa dia dipaksa mengakui Sanford Dole sebagai kepala negara Hawaii.
Tahun 1898, Amerika mencaplok Hawaii untuk jadi bagian dari Amerika, sebagai negara bagian ke-50. Sanford Dole pun turun posisi menjadi Gubernur Amerika pertama di sana.
Hingga kematiannya di tahun 1917, Ratu Liliuokalani yang termakzulkan masih berupaya mencari dukungan demi mengembalikan kerajaan Hawaii.
Dominasi Pebisnis Kulit Putih
Sebelumnya, saat jumlah pebisnis kulit putih keturunan Eropa yang beroperasi di Hawaii semakin banyak, mereka merasa kian berani untuk bertindak semaunya demi kepentingan mereka sendiri. Terlebih lagi karena para pebisnis tersebut juga mendapat dukungan dari negara asalnya yang berharap bisa menjadikan Hawaii berada di bawah pengaruhnya.
Sebagai contoh, sejak raja Kalakaua mulai bertahta pada tahun 1874, ia terpaksa membiarkan 4/5 lahan subur di Hawaii berada di bawah kendali pebisnis asing setelah dirinya meneken perjanjian dagang dengan AS.
Kalakaua sendiri sebenarnya juga enggan disetir oleh orang-orang keturunan Eropa sepenuhnya. Ia mencoba membatasi hak-hak politik para imigran keturunan Eropa di Hawaii da mengubah Kerajaan Hawaii menjadi monarki absolut. Namun ia gagal mendapatkan simpati dari rakyatnya sendiri karena ia menghambur-hamburkan uang kerajaan untuk membangun istana baru.
Rasa tidak suka orang-orang keturunan Eropa kepada Kalakaua kian menjadi-jadi karena ia dirumorkan menerima uang sogokan sebanyak 155.000 dollar dari para pebisnis Cina supaya bisa memasarkan opium atau candu di Hawaii. Sebagai cara untuk mencegah Kalakaua bertindak lebih jauh, pada tahun 1887 sejumlah politikus keturunan Eropa yang berasal dari Liga Hawaii membuat rancangan konstitusi undang-undangnya sendiri dan meminta supaya Kalakaua menanda tanganinya.
Dalam RUU baru, kekuasaan Raja Hawaii akan...
<!--more-->
Dalam rancangan undang-undang (RUU) ini, kekuasaan raja Hawaii akan dibatasi & kekuasaan parlemen dalam pemerintahan akan diperluas. Parlemen itu sendiri komposisi anggotanya ditentukan lewat pemilu, di mana orang-orang kaya keturunan Eropa memiliki hak suara & orang-orang keturunan Asia tidak diperbolehkan mengikuti pemilu.
Untuk memastikan agar Kalakaua menyetujui RUU kontroversial ini, para pengusul RUU mengancam bakal melakukan pemberontakan bersenjata untuk menggulingkan Kalakaua jika Kalakaua sampai menolak. Merasa tidak punya pilihan lain, Kalakaua pun terpaksa mengalah & setuju untuk meresmikan RUU tersebut menjadi konstitusi baru Kerajaan Hawaii.
Karena RUU ini disahkan di bawah ancaman pemberontakan bersenjata, undang-undang tersebut kelak juga dikenal dengan nama "Konstitusi Bayonet" (bayonet adalah nama dari sejenis pedang pendek yang dipasang pada moncong senapan).
Masih di tahun yang sama, Kalakaua juga setuju untuk memberikan hak eksklusif kepada AS untuk menggunakan pelabuhan militer yang merupakan cikal bakal Pearl Harbor yang legendaris.
Tahun 1891, Kalakaua meninggal dunia & digantikan oleh saudarinya yang bernama Liliuokalani.
Begitu mulai berkuasa, ratu Liliuokalani memiliki rencana untuk menciptakan konstitusi baru sebagai pengganti Konstitusi Bayonet yang menurutnya kurang adil. Dalam rancangan konstitusi versi Liliuokalani ini, kekuasaan raja atau ratu Hawaii bakal kembali diperluas & orang-orang pribumi Hawaii bakal diberikan hak suara dalam pemilu. Bak petir di siang bolong, rencana Liliuokalani ini langsung mengundang amarah & kekhawatiran dari orang-orang keturunan Eropa di Hawaii.
Pada tanggal 17 Januari 1893, sejumlah milisi keturunan Eropa yang dibantu oleh 162 personil angkatan laut AS mengepung Istana Iolani di Honolulu untuk memaksa ratu Liliuokalani turun dari tahtanya. Untuk mencegah timbulnya kerusuhan, Liliuokalani menuruti keinginan mereka dan membiarkan dirinya dijadikan tahanan rumah.
Pasca peristiwa ini, para personil Liga Hawaii kemudian mendirikan badan pemerintahan sementara. Barikade-barikade yang terbuat dari timbunan karung pasir juga didirikan di sekitar bangunan-bangunan pemerintah untuk mengantisipasi kemungkinan aksi balas dendam dari para pendukung Liliuokalani.
John L. Stevens selaku Menteri AS untuk Hawaii yang ikut terlibat dalam kudeta Liliuokalani kemudian mengirimkan surat kepada pemerintah AS supaya Hawaii segera dijadikan wilayah AS yang baru. Namun saat Grover Cleveland dilantik menjadi presiden AS yang baru pada pada tahun 1893, ia malah memecat Stevens dari posisinya & mengirimkan komisaris khusus untuk menganalisa situasi di Hawaii.
Komisaris tersebut kemudian melaporkan kalau ratu Kerajaan Hawaii digulingkan secara paksa dan mayoritas penduduk asli Hawaii tidak menyetujui peristiwa tersebut. Cleveland lantas meminta supaya Liliuokalani kembali dibiarkan memimpin Kerajaan Hawaii. Namun bukannya menurut, para pelaku kudeta justru lebih memilih untuk mendirikan negara baru yang bernama "Republik Hawaii" pada tahun 1894.
Di tempat lain, begitu mengetahui kalau pemerintah AS tidak merestu penggulingan Liliuokalani dari tahtanya, sisa-sisa pendukung Kerajaan Hawaii kemudian berkomplot untuk membubarkan Republik Hawaii lewat jalur perlawanan bersenjata.
Perlawanan yang dimaksud akhirnya meletus pada bulan Januari 1895, di mana peristiwa ini juga dikenal sebagai "Kontra Revolusi Hawaii" (Hawaiian Counter-Revolution). Namun berkat kesigapan para personil keamanan Republik Hawaii, pemberontakan tersebut dengan cepat berhasil ditumpas.
Pasca peristiwa ini, Liliuokalani yang masih menjalani tahanan rumah kemudian setuju untuk meletakkan mahkotanya secara resmi supaya para pengikutnya memperoleh pengampunan hukum. Peristiwa ini sekaligus menandai bubarnya Kerajaan Hawaii secara resmi.
IDRIS BOUFAKAR
Baca juga : Lava dari Gunung Berapi Hawaii Timbulkan Awan Beracun