Dmitry Medvedev Ingatkan Menghukum Rusia Bisa Bahayakan Kemanusiaan

Reporter

Tempo.co

Kamis, 7 Juli 2022 13:05 WIB

Presiden Rusia Dmitry Medvedev. REUTERS/Mikhail Klimentyev/RIA Novosti/Kremlin

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev menilai upaya negara-negara Barat untuk menghukum Rusia karena perang Ukraina, berisiko membahayakan kemanusiaan. Perang Ukraina telah berlangsung lima bulan dan meninggalkan banyak kota hancur serta ribuan orang kehilangan tempat tinggal.

Invasi Rusia ke Ukraina yang meletup pada 24 Februari 2022 telah memicu krisis paling serius antara Rusia dengan negara-negara Barat sejak 1962 atau saat krisis rudal Kuba. Ketika itu, banyak orang ketakutan dunia diambang perang nuklir

Tentara dari Republik Chechnya terlihat di tengah pertempuran konflik Ukraina-Rusia di kota Mariupol, Ukraina, 15 April 2022. Tidak hanya di Ukraina, pasukan ini juga membantu Rusia dalam perang di Suriah dan Georgia. REUTERS/Chingis Kondarov

Advertising
Advertising

Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin seorang penjahat perang dan telah membuat negara-negara Barat mempersenjatai Ukraina. Sanksi-sanksi yang dijatuhkan pun, diharapkan bisa melumpuhkan Rusia.

“Gagasan untuk menghukum sebuah negara, yang punya sejumlah potensi nuklir terbesar adalah absurd. Ini berpotensi menimbulkan sebuah ancaman pada kemanusiaan saat ini,” kata Medvedev, yang sekarang menjabat sebagai Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia, Rabu, 6 Juli 2022.

Rusia dan Amerika Serikat mengendalikan sekitar 90 persen hulu ledak nuklir dunia. Menurut data Federation of American Scientists ada sekitar 4 ribu hulu ledak dalam setiap stok militer kedua negara.

Medvedev menyebut Amerika Serikat sebagai sebuah kerajaan yang menumpahkan darah ke seluruh dunia dengan merujuk pada pembunuhan suku asli Amerika, serangkaian serangan nuklir Amerika ke Jepang dan memfasilitasi sejumlah peperangan, mulai dari perang Vietnam hingga perang di Afghanistan.

Sejumlah upaya Amerika Serikat menggunakan pengadilan atau tribunal untuk menginvestigasi tindakan-tindakan Rusia di Ukraina akan sia-sia dan berisiko menimbulkan kehancuran dunia. Ukraina dan sekutu-sekutunya dari Barat menyebut militer Rusia telah terlibat dalam kejahatan perang.

Sumber: Reuters

Baca juga: Putin Tunjuk Mishustin Gantikan Medvedev Sebagai PM

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

22 menit lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

13 Negara Layangkan Surat Pernyataan Bersama untuk Israel soal Risiko Serangan ke Rafah

1 hari lalu

13 Negara Layangkan Surat Pernyataan Bersama untuk Israel soal Risiko Serangan ke Rafah

Sebanyak 13 negara melayangkan surat pernyataan bersama untuk Israel yang berisi peringatan jika nekat menyerang Rafah.

Baca Selengkapnya

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

1 hari lalu

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

Kim Yo Jong adik Kim Jong Un menyangkal tuduhan Amerika Serikat dan Korea Selatan kalau senjata Korea Utara digunakan dalam perang Ukraina

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

2 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

2 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

3 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

HRW: Delapan Serangan Israel Tewaskan dan Lukai 31 Petugas Kemanusiaan di Gaza

4 hari lalu

HRW: Delapan Serangan Israel Tewaskan dan Lukai 31 Petugas Kemanusiaan di Gaza

HRW melaporkan Israel telah membunuh atau melukai sedikitnya 31 pekerja kemanusiaan di Gaza sejak Oktober dalam setidaknya delapan serangan.

Baca Selengkapnya