Israel Ingin Uji Peluru yang Tewaskan Wartawan Al Jazeera, Palestina Menolak

Reporter

Daniel Ahmad

Minggu, 3 Juli 2022 20:00 WIB

Sebuah gambar reporter Al Jazeera Shireen Abu Akleh, yang terbunuh oleh tembakan tentara Israel selama serangan Israel, menurut saluran berita yang berbasis di Qatar, ditampilkan di gedung markas Al-Jazeera di Doha, Qatar, 11 Mei 2022. REUTERS/Imad Creidi

TEMPO.CO, Jakarta - Israel ingin menguji peluru yang menewaskan wartawan Al Jazeera Shireen Abu Akleh, untuk menentukan apakah salah satu tentaranya benar telah menembaknya. Seorang pengamat Amerika Serikat disebut bakal terlibat dalam prosedur pengujian forensik secara instan itu.

Juru Bicara Militer Israel Brigadir Ran Kochav pada Minggu, 3 Juli 2022, mengatakan, tes balistik tidak akan dilakukan oleh Amerika Serikat. Namun ini bakal jadi tes Israel yang dipantau Amerika selama pengujian.

"Beberapa hari atau jam mendatang akan menjadi jelas apakah kami yang membunuhnya, secara tidak sengaja, atau apakah itu orang-orang bersenjata Palestina. Jika kami membunuhnya, kami akan bertanggung jawab dan menyesali apa yang terjadi," kata Kochav kepada Radio Angkatan Darat, dilansir Reuters.
Wartawati senior Al Jazeera, Shireen Abu Akleh, tewas di wilayah pendudukan Tepi Barat ketika sedang meliput, Rabu, 11 Mei 2022. (File Al Jazeera)
Sebelumnya Otoritas Palestina telah menyerahkan peluru yang menewaskan Abu Akleh kepada pihak berwenang Amerika Serikat agar dilakukan pemeriksaan forensik pada Sabtu, 2 Juli 2022. Jaksa Umum untuk Palestina, Akram al-Khatib, mengatakan tes akan dilakukan di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Yerusalem.

“Kami mendapat jaminan dari koordinator Amerika bahwa pemeriksaan akan dilakukan oleh mereka dan pihak Israel tidak akan ambil bagian,” kata Al-Khatib kepada radio Voice of Palestine,
Akram menambahkan, dia mengharapkan peluru itu akan dikembalikan pada Minggu, 3 Juli 2022 waktu setempat. Amerika Serikat belum memberi keterangan soal ini. Otoritas Washington di Yerusalem mengatakan belum ada informasi terbaru mengenai ini.

Sementara itu, setelah melakukan penyelidikan independen, Otoritas Palestina menyatakan, Abu Akleh telah ditembak oleh seorang tentara Israel. Pembunuhan itu diduga disengaja. Israel telah membantah tuduhan itu dan mengatakan, sedang melanjutkan penyelidikannya sendiri.

Namun, otoritas Israel belum dapat menentukan apakah dia ditembak secara tidak sengaja oleh seorang tentara Israel atau oleh seorang militan Palestina selama baku tembak. Mereka juga belum memeriksa kecocokan dengan senapan militer Israel.

Abu Akleh terbunuh pada 11 Mei saat meliput serangan militer Israel di kota Palestina, Jenin, di wilayah Tepi Barat yang diduduki. Kematian wartawan Palestina-Amerika terkemuka memicu kemarahan Palestina dan kecaman dunia internasional.

Rekaman video memperlihatkan Abu Akleh, mengenakan rompi biru bertanda "Pers" ketika dia ditembak. Setidaknya dua rekannya yang bersamanya mengatakan mereka berada di bawah tembakan penembak jitu Israel tanpa berada di dekat militan.
REUTERS

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

11 menit lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

1 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

3 jam lalu

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

Kantor kejaksaan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menyerukan diakhirinya apa yang mereka sebut sebagai intimidasi terhadap stafnya.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

10 jam lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

10 jam lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

11 jam lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

11 jam lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

12 jam lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

12 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

12 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya