Iran Ingin Masuk BRICS, Rusia: Bukti Barat Gagal Mengisolasi Moskow

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 28 Juni 2022 17:29 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin berbincang dengan personel penerbangan, siswa, dan karyawan Sekolah Penerbangan Aeroflot di pinggiran kota Moskow, Rusia, 5 Maret 2022. Video kunjungan Putin viral di media sosial karena diduga menggunakan green screen. Sputnik/Mikhail Klimentyev/Kremlin via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Iran dengan cadangan gas terbesar kedua di dunia, mendaftar untuk bergabung dengan BRICS, sebuah kelompok kerja sama ekonomi yang terdiri atas Brasil, Rusia, India, Cina dan Afrika Selatan.

Oleh China dan Rusia, BRICS diracang sebagai alternatif pasar berkembang yang kuat pada Barat.

Istilah BRIC diciptakan oleh ekonom Goldman Sachs, Jim O'Neill pada tahun 2001 untuk menggambarkan kebangkitan mengejutkan dari Brasil, Rusia, India, dan Cina. BRIC mengadakan pertemuan puncak pertama mereka pada 2009 di Rusia. Afrika Selatan bergabung pada 2010.

Keanggotaan Iran dalam kelompok BRICS "akan menghasilkan nilai tambah bagi kedua belah pihak", kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran. Rusia mengatakan Argentina juga telah melamar untuk bergabung.

Rusia menunjukkan keinginan Iran itu sebagai bukti bahwa Barat, yang dipimpin oleh Amerika Serikat, gagal mengisolasi Moskow setelah invasi ke Ukraina.

Advertising
Advertising

"Sementara Gedung Putih sedang memikirkan tentang apa lagi yang harus dimatikan di dunia, larangan atau perusakan, Argentina dan Iran mendaftar untuk bergabung dengan BRICS," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.

Pejabat Argentina tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar segera tetapi Presiden Alberto Fernandez, yang saat ini berada di Eropa, dalam beberapa hari terakhir menegaskan kembali keinginannya agar Argentina bergabung dengan BRICS.

China sejauh ini memiliki ekonomi terbesar dalam kelompok BRICS, menyumbang lebih dari 70% dari kekuatan ekonomi kolektif kelompok itu senilai $27,5 triliun. India menyumbang sekitar 13%, dengan Rusia dan Brasil masing-masing menyumbang sekitar 7%, menurut data IMF.

BRICS menyumbang lebih dari 40% populasi dunia dan sekitar 26% ekonomi global.

Sejak Revolusi Iran 1979 menggulingkan Shah Mohammad Reza Pahlavi yang didukung AS, Iran telah dikucilkan oleh Barat dan ekonominya dilumpuhkan oleh segudang sanksi. Padahal Iran memegang sekitar seperempat dari cadangan minyak Timur Tengah.

Presiden China Xi Jinping bergabung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan para pemimpin BRICS lainnya dalam pertemuan puncak virtual minggu lalu.

Xi mengkritik "penyalahgunaan" sanksi internasional, sementara Putin mencela Barat karena mengobarkan krisis global, dengan kedua pemimpin menyerukan kerja sama BRICS yang lebih besar.

Putin mengatakan hubungan dengan China adalah yang terbaik yang pernah ada dan memuji kemitraan strategis dengan China untuk melawan pengaruh AS.

Presiden AS Joe Biden mengatakan Barat terkunci dalam pertempuran dengan pemerintah otokratis seperti China dan Rusia.

Amerika Serikat dan kekuatan Eropa menyalahkan keputusan Putin untuk menginvasi Ukraina sebagai alasan hubungan dengan Barat merosot ke tingkat terendah sejak Krisis Rudal Kuba 1962 -- termasuk sanksi terberat dalam sejarah modern.

Tapi Putin mengatakan Barat ingin menghancurkan Rusia, bahwa sanksi ekonomi mirip dengan deklarasi perang ekonomi dan bahwa Rusia akan membangun hubungan dengan kekuatan lain seperti China, India dan Timur Tengah.

Putin, yang menyebut perang Ukraina sebagai "operasi militer khusus", menyalahkan Amerika Serikat karena mempermalukan Rusia setelah jatuhnya Uni Soviet pada 1991 dan mengancam Moskow dengan memperbesar aliansi militer NATO.

Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari untuk menurunkan kemampuan militer tetangga selatannya, membasmi orang-orang yang disebutnya nasionalis berbahaya dan membela penutur bahasa Rusia di dua wilayah timur Ukraina.

Ukraina mengatakan Rusia telah meluncurkan perampasan tanah bergaya kekaisaran dan tidak akan pernah menyerahkan wilayahnya ke Rusia.

Reuters

Berita terkait

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

9 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

13 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

15 jam lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

15 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

17 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

18 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

18 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

19 jam lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

19 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

20 jam lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya