Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi menghadiri sebuah acara yang menandai peringatan 69 tahun Hari Martir di Mausoleum Para Martir yang didedikasikan untuk para pahlawan kemerdekaan yang gugur di Yangon 19 Juli 2016. REUTERS/Soe Zeya Tun/File
TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Myanmar yang terguling, Aung San Suu Kyi, telah dipindahkan dari tahanan rumah ke sel isolasi di kompleks penjara ibu kota Naypyidaw.
"Sesuai dengan hukum pidana, (Aung San Suu Kyi) telah ditahan di sel isolasi di penjara sejak Rabu," kata Zaw Min Tun, juru bicara junta Myanamr dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip CNA Kamis 23 Juni 2022.
Sehari sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa penguasa militer Myanmar telah memerintahkan semua proses hukum terhadap Suu Kyi dipindahkan dari ruang sidang ke penjara Naypyidaw.
Sejak penggulingannya dalam kudeta tahun lalu, Suu Kyi telah berada di bawah tahanan rumah di sebuah lokasi yang dirahasiakan di Naypyidaw. Sumber mengatakan, dia ditemani oleh beberapa staf rumah tangga dan anjingnya.
Peraih Nobel Perdamaian berusia 77 tahun itu meninggalkan tahanan hanya untuk menghadiri sidang di pengadilan junta. Suu Kyi terancam dijatuhi hukuman penjara lebih dari 150 tahun.
Pengacara Suu Kyi dilarang berbicara kepada media, sementara wartawan dilarang menghadiri persidangannya. Suu Kyi juga pernah menghabiskan waktu lama di bawah tahanan rumah di kediaman keluarganya di Yangon, kota terbesar di Myanmar.
Suu Kyi telah divonis bersalah atas tindak korupsi, hasutan terhadap militer, melanggar aturan COVID-19 dan melanggar undang-undang telekomunikasi. Pengadilan menjatuhkan hukuman 11 tahun penjara sejauh ini. Suu Kyi menyangkal semua tuduhan itu.
Banyak pihak menilai hukuman terhadap Suu Kyi mengada-ngada. Kendati demikian, pihak militer berkukuh bahwa Suu Kyi menjalani proses hukum oleh pengadilan independen.
Pendukung dan kelompok hak asasi menyebut tuduhan terhadap Suu Kyi bermotivasi politik dan merupakan upaya untuk mendiskreditkannya dan melegitimasi perebutan kekuasaan oleh militer.
Menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, sebuah organisasi swasta yang melacak pembunuhan dan penangkapan pemerintah Myanmar, total 11.174 orang saat ini ditahan karena dicurigai menentang dewan militer yang berkuasa.
Banyak anggota senior pemerintahan dan partai Suu Kyi juga telah ditangkap dan diadili. Beberapa menjadi terdakwa bersama dalam beberapa kasusnya.