Rakyat Prancis Pilih Anggota Parlemen, Kekuasaan Macron Diuji

Reporter

Daniel Ahmad

Minggu, 19 Juni 2022 16:16 WIB

Presiden Prancis Emmanuel Macron menempuh perjalanan kereta bersama Kanselir Jerman dan Perdana Menteri Italia menuju Kyiv setelah berangkat dari Polandia, 16 Juni 2022. Pemerintah Kyiv berharap akan diikuti dengan tindakan nyata untuk membantu itu dalam perang dengan Rusia. Ludovic Marin/Pool via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta -Rakyat Prancis akan memilih anggota parlemen utama di putaran akhir pemilihan legislatif pada Minggu, 19 Juni 2022. Pada pemilihan kali ini, partai tengah Presiden Emmanuel Macron, yang berambisi untuk mengimplementasikan agenda domestiknya, akan diuji.

Pemilihan diadakan secara nasional untuk memilih 577 anggota Majelis Nasional, cabang paling kuat dari Parlemen Prancis. Dalam pemungutan suara pertama minggu lalu, 12 Juni 2022, koalisi sayap kiri di bawah pimpinan Jean-Luc Melenchon, menunjukan hasil yang sangat kuat.

Solidnya koalisi kiri berhasil mengirimkan kegelisahan kepada sekutu Macron. Sinyal kuat konsolidasi domestik koalisi Melenchon tentu akan membelenggu Macron yang baru saja bertugas di periode keduanya sebagai presiden Prancis.
Kekalahan Macron di parlemen diprediksi akan memaksanya untuk tawar-menawar politik. Gerak politik Macron juga diprediksi akan terbatas.

Meskipun aliansi sentris Macron diproyeksikan untuk memenangkan kursi terbanyak, pengamat memperkirakan koalisinya bisa gagal mempertahankan mayoritas 289 kursi.
Dalam hal ini, koalisi sayap kiri yang terdiri dari Partai Sosialis dan Partai Hijau, dapat membuat ruang politik Macron lebih sulit karena majelis rendah parlemen adalah kunci untuk memberikan suara dalam undang-undang.

Macron sebenarnya sudah menyusun koreografi yang kuat kepada para pemilih awal pekan ini sebelum berangkat ke Rumania dan Ukraina. Dia memperingatkan bahwa pemilihan yang tidak meyakinkan, atau parlemen yang digantung, akan menempatkan negara dalam bahaya.

“Dalam masa-masa sulit ini, pilihan yang akan Anda buat hari Minggu ini lebih penting dari sebelumnya. Tidak ada yang lebih buruk daripada menambahkan kekacauan Prancis ke kekacauan dunia," kata Macron seperti dikutip The Independent, Ahad 19 Juni 2022.

Setelah terpilih menjadi presiden lagi pada Mei, koalisi tengah yang dipimpin Macron memang memiliki misi mendapatkan mayoritas parlemen demi mengimplementasikan janji kampanyenya. Beberapa janji program yang dia sampaikan mencakup pemotongan pajak dan menaikkan usia pensiun Prancis dari 62 tahun menjadi 65 tahun.
Beberapa lembaga survei masih ada yang yakin Macron bisa memenangkan mayoritas suara. Kubu Macron diperkirakan bisa menang dari 255 menjadi lebih dari 300 kursi, sementara koalisi kiri yang dipimpin oleh Mélenchon bisa memenangkan lebih dari 200 kursi.
Namun, banyak yang mengakui hasil ini tetap kurang diinginkan untuk partai Macron sejauh ini.

“Kekecewaan terlihat jelas pada malam putaran pertama bagi para pemimpin partai presiden. Jelas, mereka ingin memiliki momentum baru sekarang dalam perjalanan ke putaran kedua,” kata Martin Quencez, analis politik di The German Marshall Fund Amerika Serikat.

Jika Macron gagal mendapatkan mayoritas, dampaknya tidak hanya akan mempengaruhi politik domestik Prancis, namun seluruh Eropa. Analis memperkirakan bahwa pemimpin Prancis harus menghabiskan sisa masa jabatannya lebih fokus pada agenda domestiknya daripada kebijakan luar negerinya.

Apabila Macron kehilangan mayoritasnya dia terpaksa lebih terlibat dalam politik domestik Prancis dalam lima tahun ke depan daripada sebelumnya. Manuvernya di tingkat Eropa internasional akan berkurang.
SUMBER: THE INDEPENDENT | REUTERS

Berita terkait

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

9 jam lalu

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

Nasdem Sulsel menyatakan komunikasi politik tetap terbuka dengan partai lain guna menghadapi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

19 jam lalu

Legendaris! Nama Beyonce akan Masuk ke dalam Kamus Prancis Larousse

Nama Beyonce akan masuk ke dalam Kamus Prancis Le Petit Larousse edisi terbaru tahun ini dengan definisi sebagai penyanyi R&B dan pop Amerika.

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

1 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Soal Pentingnya Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Ragam Pendapat Soal Pentingnya Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Sejumlah kalangan menilai DPR membutuhkan partai oposisi untuk mengawasi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

1 hari lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Pakar Ekonomi Ingatkan Bahayanya Kabinet Koalisi Besar Prabowo-Gibran

2 hari lalu

Pakar Ekonomi Ingatkan Bahayanya Kabinet Koalisi Besar Prabowo-Gibran

Pakar menilai kabinet koalisi Prabowo yang besar akan menguntungkan bagi pemerintahan, tetapi jadi indikasi lumpuhnya check and balances di parlemen

Baca Selengkapnya

Enggan Tanggapi Penolakan Gelora, PKS Masih Tunggu Majelis Syura soal Sikap Politik

2 hari lalu

Enggan Tanggapi Penolakan Gelora, PKS Masih Tunggu Majelis Syura soal Sikap Politik

PKS memilih tak menggubris pernyataan Partai Gelora yang menolak rencana mereka bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Demokrat Siapkan Tiga Nama Kader Senior Maju di Pilkada Jakarta

2 hari lalu

Demokrat Siapkan Tiga Nama Kader Senior Maju di Pilkada Jakarta

Demokrat siapkan tiga nama kader senionya maju di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Para Politikus PKS Ini Balas Partai Gelora soal Gabung Prabowo-Gibran

3 hari lalu

Para Politikus PKS Ini Balas Partai Gelora soal Gabung Prabowo-Gibran

Partai Gelora menolak PKS jika bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran, karena dinilai selalu 'menyerang' saat masa kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Sepakat Berkoalisi di Pilkada 2024, PKB dan PPP Petakan Daerah Potensial

4 hari lalu

Sepakat Berkoalisi di Pilkada 2024, PKB dan PPP Petakan Daerah Potensial

PPP dan PKB sudah memetakan daerah-daerah yang menjadi target mereka di pilkada pada November mendatang.

Baca Selengkapnya