Ukraina Ancam Hancurkan Jembatan Terpanjang di Eropa dengan Senjata Barat

Reporter

Tempo.co

Kamis, 16 Juni 2022 18:03 WIB

Pasukan Ukraina menembakan peluru dari Howitzer M777 di dekat garis depan, saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut, di Wilayah Donetsk, Ukraina 6 Juni 2022. Tentara Rusia sedang mencoba untuk mengerahkan pasukan tambahan ke arah Donbas. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Ukraina mengancam akan meledakkan jembatan yang menghubungkan Krimea ke daratan Rusia melalui Selat Kerch. Jembatan terpanjang di Eropa ini akan segera diledakkan setelah mendapat senjata yang dibutuhkan dari Barat. Hal itu dungkapkan Mayor Jenderal Dmitry Marchenko pada Rabu, 15 Juni 2022, dalam sebuah wawancara dengan media yang dikelola pemerintah AS.

“Jembatan Kerch benar-benar target nomor satu kami,” kata Marchenko kepada Crimea Realities (Krym.Realii). Jembatan itu adalah yang terpanjang di Eropa dan mulai beroperasi sejak 2018.

“Kami perlu memotongnya. Begitu jalan itu terputus, Rusia akan panik. Mereka yang mengibarkan bendera Rusia di Simferopol akan segera mendapatkan bendera Ukraina dan mulai mengibarkannya,” katanya dilansir dari Sputnik, Kamis, 16 Juni 2022.

Komentar Marchenko adalah bagian dari wawancara yang diunggah pada Rabu, Dia juga mengumumkan serangan balasan Ukraina akan membuat Kiev menang pada akhir musim panas. Kemenangan itu bisa diraih asalkan cukup senjata dan amunisi dari AS dan sekutu NATO.

Presiden AS Joe Biden telah mengumumkan bantuan militer untuk Ukraina senilai US$ 1 miliar, termasuk rudal anti-kapal, roket jarak jauh, dan lebih banyak artileri. Sekutu NATO lainnya telah menjanjikan peralatan yang kompatibel. Kepala kebijakan Pentagon pada hari Selasa mengungkapkan bahwa AS akan menyediakan peluru kendali dengan jangkauan 70 kilometer.

Advertising
Advertising

Ukraina memberi Washington jaminan bahwa mereka tidak akan menggunakan senjata itu untuk menyerang wilayah Rusia. AS juga menolak mengakui Krimea sebagai wilayah Rusia. Amerika menyebut semenanjung yang pada Maret 2014 bergabung dengan Rusia itu dicaplok secara ilegal.

Tidak jelas senjata mana yang akan digunakan Marchenko untuk menyerang jembatan yang melalui Selat Kerch. Meskipun jembatan itu memang satu-satunya cara untuk mencapai Krimea dari daratan Rusia selama beberapa tahun, saat ini seluruh pantai Laut Hitam dari Kherson hingga Mariupol berada di bawah kendali Rusia dan pasukan sekutu republik Donbass.

Sejak invasi Rusia, Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS. Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.

Baca: Rusia Ajak AS Bahas Perjanjian Nuklir, Jumlah Hulu Ledak Bertambah?

SPUTNIK

Berita terkait

Warga Negara Rusia di Israel Disarankan Segera Keluar Selagi Penerbangan Masih Ada

1 hari lalu

Warga Negara Rusia di Israel Disarankan Segera Keluar Selagi Penerbangan Masih Ada

Duta Besar Rusia untuk Israel Anatoly Viktorov mendesak warga negara Rusia yang ada di Israel agar angkat kaki dari sana menyusul naiknya ketegangan

Baca Selengkapnya

Sukses di Rusia, CIA Perluas Perekrutan Informan ke Cina, Iran dan Korea Utara

2 hari lalu

Sukses di Rusia, CIA Perluas Perekrutan Informan ke Cina, Iran dan Korea Utara

CIA meluncurkan upaya baru untuk merekrut informan di Cina, Iran, dan Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Mark Rutte Kunjungan Kerja Pertama Kali ke Ukraina sebagai Sekjen NATO

2 hari lalu

Mark Rutte Kunjungan Kerja Pertama Kali ke Ukraina sebagai Sekjen NATO

Mark Rutte dalam kunjungan kerjanya ke Ukraina rapat dengan Volodymyr Zelenksy membahas rencana kemenangan.

Baca Selengkapnya

Kecuali AS, Dewan Keamanan PBB Deklarasi Dukungan kepada Sekjen PBB setelah Larangan Masuk Israel

2 hari lalu

Kecuali AS, Dewan Keamanan PBB Deklarasi Dukungan kepada Sekjen PBB setelah Larangan Masuk Israel

Rusia, Cina, Prancis, dan negara-negara anggota Dewan Keamanan PBB lainnya menyuarakan dukungan untuk Antonio Guterres dan mengecam keputusan Israel y

Baca Selengkapnya

Rusia Klaim Masuk Negara Terdepan dalam Pengembangan Kecerdasan Buatan

3 hari lalu

Rusia Klaim Masuk Negara Terdepan dalam Pengembangan Kecerdasan Buatan

Perdana Menteri Mikhail Mishustin mengklaim Rusia masuk negara-negara terdepan dalam mengembangkan kecerdasan buatan.

Baca Selengkapnya

Badai Helene, Tim Penyelamat Kirim Bantuan Pakai Helikopter ke Warga di North Carolina

4 hari lalu

Badai Helene, Tim Penyelamat Kirim Bantuan Pakai Helikopter ke Warga di North Carolina

Tim penyelamat mengirimkan bantuan makanan dan air bersih ke kota di wilayah pinggir North Carolina yang sulit terjangkau menggunakan helikopter.

Baca Selengkapnya

Megawati ke Rusia Pesan Perdamaian dan Kerja Sama Ilmu Pengetahuan

5 hari lalu

Megawati ke Rusia Pesan Perdamaian dan Kerja Sama Ilmu Pengetahuan

Megawati Soekarnoputri memberikan kuliah umum di Universitas St. Petersburg, Rusia. Menyampaikan pesan perdamaian dan mengajak bertukar ilmu pengetahuan.

Baca Selengkapnya

Deretan Negara yang Memiliki Senjata Nuklir Terbanyak

5 hari lalu

Deretan Negara yang Memiliki Senjata Nuklir Terbanyak

Rusia memperingatkan Barat bahwa mereka bisa menggunakan senjata nuklir jika diserang. Selain Rusia, deretan negara yang memiliki senjata nuklir terbanyak.

Baca Selengkapnya

Rusia Minta Israel Hentikan Pembunuhan Warga Palestina dengan Senjata AS

6 hari lalu

Rusia Minta Israel Hentikan Pembunuhan Warga Palestina dengan Senjata AS

Menlu Rusia meminta agar pembunuhan warga Palestina dengan senjata AS dihentikan oleh Israel. Hukuman kolektif massal tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

Respons Kematian Hassan Nasrallah, Milisi Irak Serang Pelabuhan Israel

6 hari lalu

Respons Kematian Hassan Nasrallah, Milisi Irak Serang Pelabuhan Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak menyerang Pelabuhan Eilat, Israel sebagai respons atas pembunuhan Hassan Nasrallah, pemimpin Hizbullah.

Baca Selengkapnya