Rusia Ajak AS Bahas Perjanjian Nuklir, Jumlah Hulu Ledak Bertambah?

Reporter

Daniel Ahmad

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 16 Juni 2022 14:30 WIB

Militer Rusia siap untuk melakukan beberapa tes terhadap Rudal balistik antar benua (ICBM) Satan 2 yang memiliki jangkauan lebih dari 18.000 kilometer. ICBM super canggih ini dinyatakan sebagai bagian dari program modernisasi nuklir Rusia yang diumumkan oleh Presiden Vladimir Putin pada tahun 2018. Twitter

TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Kantor Kepresidenan Rusia atau Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan, Rusia dan Amerika Serikat harus membahas perpanjangan perjanjian pengurangan senjata nuklir START.

Perjanjian Strategic Arms Reduction Treaty atau START merupakan satu-satunya perjanjian pembangunan yang tersisa antara Rusia dan AS.

Kepada kantor berita RIA dalam sebuah wawancara seperti dikutip Reuters pada Kamis, 16 Juni 2022, Peskov mengatakan, masalah itu penting untuk keamanan global. Dia menambahkan, operasi militer Rusia di Ukraina bukan alasan untuk menghindari pembahasan ini dengan Washington.
Perjanjian New START ditandatangani pada 2010 oleh Presiden AS Barack Obama dan Presiden Rusia Dmitry Medvedev. Kesepakatan itu berakhir pada 5 Februari 2021. Namun 26 Januari 2021, Presiden Rusia Vladimir Putin berbicara dengan Presiden AS Joe Biden dan memperpanjang perjanjian ini.

Perjanjian ini sendiri membatasi jumlah hulu ledak nuklir yang dikerahkan oleh AS dan Rusia. Kedua pihak hanya boleh memiliki maksimal 1.550 hulu ledak nuklir yang siap digunakan sebagai rudal antarbenua dan di pangkalan pengebom berat. Selain itu, perjanjian itu juga tersedia untuk berbagai negara kedua.
Lembaga kajian konflik dan persenjataan terkemuka memprediksi jumlah senjata nuklir global akan tumbuh dalam beberapa tahun mendatang untuk pertama kalinya sejak Perang Dingin, akibat invasi Rusia ke Ukraina. Risiko terburuknya, penggunaan senjata semacam itu juga diperkirakan meningkat.

Sebelumnya, Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm atau SIPRI, meneliti masalah pasokan nuklir global yang meningkat. Dalam serangkaian sigi terbarunya, SIPRI mengatakan, Invasi Rusia ke Ukraina dan dukungan Barat untuk Kyiv telah meningkatkan ketegangan di antara sembilan negara bersenjata nuklir di dunia.

SIPRI menyatakan, jika tidak ada tindakan yang segera diambil oleh kekuatan nuklir, persediaan hulu ledak global dapat segera mulai meningkat untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade. Padahal, jumlah senjata nuklir sendiri sebenarnya turun sedikit antara Januari 2021 dan Januari 2022.
Tiga hari setelah invasi Moskow ke Ukraina, yang disebut Kremlin sebagai operasi militer khusus, Putin menempatkan penangkal nuklir Rusia dalam siaga tinggi. Putin juga telah memperingatkan konsekuensi terburuk untuk negara-negara yang menghalangi jalan Rusia.
SIPRI mengatakan jumlah global hulu ledak nuklir turun menjadi 12.705 pada Januari 2022 dari 13.080 pada Januari 2021. Diperkirakan 3.732 hulu ledak dikerahkan dengan rudal dan pesawat, dan sekitar 2.000 disimpan dalam status negara siaga tinggi. Seluruh angka yang disebut itu hampir semuanya milik Rusia atau AS.

Rusia memiliki senjata nuklir terbanyak di dunia dengan total 5.977 hulu ledak, sekitar 550 lebih banyak dari Amerika Serikat. Kedua negara memiliki lebih dari 90 persen hulu ledak dunia. SIPRI mengatakan China berada di tengah ekspansi dengan perkiraan lebih dari 300 silo rudal baru.
REUTERS

Berita terkait

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

3 jam lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

6 jam lalu

Menlu AS Kunjungi Arab Saudi, Bahas Gaza dan Normalisasi Hubungan dengan Israel

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berkunjung ke Arab Saudi untuk membahas situasi di Gaza dan normalisasi hubungan Israel-Saudi.

Baca Selengkapnya

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

7 jam lalu

Kandidat Presiden AS Ditangkap karena Ikut Demo Bela Palestina

Demo bela Palestina terus bergolak di sejumlah kampus di AS. Terbaru adalah kandidat presiden AS Jill Stein termasuk di antara yang ditangkap.

Baca Selengkapnya

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

12 jam lalu

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan pro-Israel saling bentrok di kampus Universitas California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

12 jam lalu

Protes Pro-Palestina Meluas di Kampus Amerika Serikat, Hampir 900 Orang Ditangkap Sejak 18 April

Hampir 900 orang telah ditangkap di kampus-kampus Amerika Serikat karena demo pro-Palestina

Baca Selengkapnya

AS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

13 jam lalu

AS Dilaporkan Turun Tangan Cegah ICC Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Amerika Serikat berupaya mencegah dikeluarkannya surat perintah penangkapan ICC terhadap PM Israel Benjamin Netanyahu atas serangan di Gaza

Baca Selengkapnya

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

15 jam lalu

Mengenal Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS

Stasiun Luar Angkasa Internasional atau ISS merupakan pesawat luar angkasa raksasa yang mengorbit mengelilingi bumi demi tujuan-tujuan ilmiah.

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

1 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

1 hari lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

1 hari lalu

Fakta-fakta TikTok Dilarang di Amerika Serikat

ByteDance selaku perusahaan pemilik TikTok memilih untuk menutup aplikasinya di Amerika yang merugi.

Baca Selengkapnya