Rumah Aktivis Muslim India Dibuldozer, 12 Mantan Hakim dan Pengacara Protes

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 15 Juni 2022 06:05 WIB

Bangunan milik warga yang dituding menjadi penyebab kerusuhan setelah demo menentang penghinaan Nabi Muhammad di Uttar Pradesh, India, Minggu, 12 Juni 2022. (Twitter/Mrityunjay Kumar)

TEMPO.CO, Jakarta - Enam mantan hakim terkemuka dan enam pengacara senior India mengatakan pemerintah negara bagian Uttar Pradesh telah bertindak ilegal dengan menghancurkan rumah seorang aktivis Muslim yang dituduh terlibat kerusuhan setelah demo menentang penghinaan Nabi Muhammad.

Kepala menteri Uttar Pradesh, Yogi Adityanath, seorang garis keras partai berkuasa BJP, memerintahkan pembongkaran akhir pekan atas rumah milik orang-orang yang dituduh terlibat dalam kerusuhan pekan lalu, termasuk rumah aktivis Mohammad Javed.

Dalam sebuah surat yang ditujukan kepada hakim agung, enam mantan hakim dan enam pengacara senior pada hari Selasa mengutuk tindakan negara dalam menghancurkan rumah Javed pada Minggu.

Mantan hakim dan pengacara itu mendesak Mahkamah Agung mengambil tindakan untuk "menangkap situasi hukum dan ketertiban yang memburuk" di Uttar Pradesh.

"Cara terkoordinasi di mana polisi dan otoritas pembangunan telah bertindak mengarah pada kesimpulan yang jelas bahwa pembongkaran adalah bentuk hukuman ekstra-yudisial kolektif, yang disebabkan oleh kebijakan negara yang ilegal," tulis mereka.

Advertising
Advertising

Pejabat setempat mengatakan pembongkaran itu dibenarkan karena bagian dari rumah telah dibangun secara ilegal dan Javed tidak muncul untuk dengar pendapat tentang masalah tersebut pada bulan Mei.

Polisi Uttar Pradesh mengatakan Javed juga terlibat dalam kerusuhan yang dipicu salah satu protes baru-baru ini.

K.K. Roy, pengacara Javed, mengatakan keluarga hanya menerima salinan pemberitahuan pada Jumat malam, dua hari sebelum pembongkaran, dan bahwa bangunan itu milik istri Javed dan bukan dia.

Ribuan Muslim turun ke jalan di seluruh India untuk memprotes komentar anti-Islam yang dibuat oleh dua anggota Partai Bharatiya Janata Party (BJP) nasionalis Hindu pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi.

Bentrokan pecah antara Muslim dan Hindu dan antara pengunjuk rasa dan polisi di beberapa daerah, dengan sedikitnya 400 orang ditangkap.

Protes telah menyebar ke beberapa kota utara dan timur dipicu oleh komentar dua pejabat BJP pada Mei dan Juni yang dinilai umat Muslim menghina Nabi Muhammad.

Partai menskors seorang juru bicara dan memecat pejabat lainnya atas komentar tersebut, dan mengatakan mengutuk penghinaan terhadap agama apapun.

Tetapi para kritikus mengatakan polarisasi agama semakin dalam di India sejak Modi berkuasa pada 2014. Sejauh ini Modi belum mengomentari masalah ini.

Negara-negara termasuk Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Oman dan Iran - semua mitra dagang penting bagi India - mengajukan protes diplomatik terhadap pernyataan tersebut.

Reuters

Baca juga Rumah Pengunjuk Rasa anti-Penghinaan Nabi di India Dibuldozer

Berita terkait

Arab Saudi Terbitkan Smart Card untuk Jemaah Haji Mulai Tahun Ini, Apa Itu?

4 jam lalu

Arab Saudi Terbitkan Smart Card untuk Jemaah Haji Mulai Tahun Ini, Apa Itu?

Arab Saudi menyatakan pihaknya akan memperketat aturan haji tahun ini.

Baca Selengkapnya

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

11 jam lalu

7 Destinasi Wisata India Favorit Wisatawan Asing

Menariknya tidak hanya ibu kota India yang megah tapi juga beberapa daerah terpencil yang memikat hati wisatawan mancanegara

Baca Selengkapnya

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

16 jam lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

18 jam lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

19 jam lalu

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

Puluhan sekolah di wilayah ibu kota negara India dievakuasi pada Rabu 1 Mei 2024 setelah menerima ancaman bom melalui email

Baca Selengkapnya

Yaqut Bertemu Menteri Haji Arab Saudi, Bahas Upaya Peningkatan Layanan Jemaah

19 jam lalu

Yaqut Bertemu Menteri Haji Arab Saudi, Bahas Upaya Peningkatan Layanan Jemaah

Pertemuan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah untuk membahas kemudahan layanan bagi jemaah haji Indonesia.

Baca Selengkapnya

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

22 jam lalu

Reaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah

DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Kongres Amerika Serikat Berusaha Lindungi Benjamin Netanyahu dari Kemungkinan Penahanan oleh ICC

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Kongres Amerika Serikat Berusaha Lindungi Benjamin Netanyahu dari Kemungkinan Penahanan oleh ICC

Top 3 Dunia, Kongres Amerika Serikat yang berupaya menghasilkan undang-undang agar bisa menghalangi ICC menerbitkan surat penahanan Netanyahu

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Bakal Tindak Tegas Jamaah Haji yang Pakai Visa Tak Resmi

1 hari lalu

Arab Saudi Bakal Tindak Tegas Jamaah Haji yang Pakai Visa Tak Resmi

Arab Saudi akan menindak tegas siapa pun yang melaksanakan ibadah haji tanpa visa resmi.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Temui Pangeran MBS di Arab Saudi, Bahas Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Menlu AS Temui Pangeran MBS di Arab Saudi, Bahas Gencatan Senjata Gaza

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken terbang ke Riyadh untuk bertemu Pangeran MBS dari Arab Saudi guna membahas perang di Gaza.

Baca Selengkapnya