Penyelidikan HAM PBB Sebut Israel Tak Berniat Lepas Tepi Barat, Ditolak AS

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 8 Juni 2022 09:15 WIB

Api dan asap membubung selama serangan udara Israel di tengah meningkatnya kekerasan Israel-Palestina, di Jalur Gaza selatan, 19 April 2022. Serangan udara Israel menghantam kamp-kamp yang digunakan oleh Hamas dan faksi Gaza lainnya. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi penyelidikan independen yang dibentuk oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB setelah perang Gaza 2021 menyimpulkan bahwa Israel "tidak berniat mengakhiri pendudukan" dan mengejar "kontrol penuh" atas apa yang disebutnya Wilayah Pendudukan Palestina, termasuk Yerusalem Timur, yang diambil oleh Israel dalam perang 1967.

Demikian salah satu kesimpulan penyelidikan tentang konflik Israel Palestina yang diumumkan Dewan Hak Asasi Manusia PBB di Jenewa, Selasa, 7 Juni 2022.

Laporan itu juga merekomendasikan Israel harus melakukan lebih dari sekadar mengakhiri pendudukan tanah Palestina yang akan menjadi sebuah negara.

"Mengakhiri pendudukan saja tidak akan cukup," kata laporan itu, mendesak tindakan tambahan untuk memastikan penikmatan hak asasi manusia yang setara.

Israel memboikot penyelidikan Dewan Hak Asasi Manusia PBB itu dan melarang penyelidiknya masuk ke wilayah yang diduduki.

Advertising
Advertising

"Ini adalah laporan yang bias dan sepihak yang dinodai dengan kebencian terhadap Negara Israel dan berdasarkan serangkaian panjang laporan sepihak dan bias sebelumnya," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Israel.

Mandat penyelidikan yang dipicu konflik 11 hari Mei 2021 di mana 250 warga Palestina di Gaza dan 13 orang di Israel tewas, mencakup dugaan pelanggaran hak asasi manusia sebelum dan sesudah perang dan berusaha untuk menyelidiki akar penyebab ketegangan.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price menegaskan penolakan Washington terhadap penyelidikan tersebut dan mengatakan laporan itu tidak mengurangi kekhawatiran AS atas "pendekatan sepihak dan bias yang tidak memajukan prospek perdamaian."

Mengutip undang-undang Israel yang menolak naturalisasi bagi orang Palestina yang menikah dengan orang Israel, laporan menuduh negara itu memberikan "status sipil, hak, dan perlindungan hukum yang berbeda" untuk minoritas Arab.

Israel berdalih langkah-langkah tersebut menjaga keamanan nasional dan karakter Yahudi negara itu.

Israel menarik diri dari Gaza pada 2005 tetapi, dengan bantuan Mesir, menekan perbatasan daerah kantong yang sekarang diperintah oleh kelompok Islam Hamas. Otoritas Palestina memiliki pemerintahan sendiri yang terbatas di Tepi Barat, yang dipenuhi dengan pemukiman Israel.

Hamas, yang bersumpah untuk menghancurkan Israel, membuka perang Mei 2021 dengan serangan roket menyusul tindakan Israel mengusir keluarga Palestina di Yerusalem Timur, dan sebagai pembalasan atas serangan polisi Israel terhadap warga Palestina di dekat masjid al-Aqsa, situs tersuci ketiga Islam.

Pertempuran Gaza disertai dengan kekerasan jalanan yang jarang terjadi di Israel antara warga Yahudi dan Arab.

Hamas menyambut baik laporan itu dan mendesak penuntutan para pemimpin Israel atas apa yang dikatakannya sebagai kejahatan terhadap rakyat Palestina.

Otoritas Palestina juga memuji laporan itu dan menyerukan pertanggungjawaban "dengan cara yang mengakhiri impunitas Israel".

Laporan itu akan dibahas di Dewan Hak Asasi Manusia yang berbasis di Jenewa minggu depan. Namun lembaga ini tidak dapat membuat keputusan yang mengikat secara hukum.

Amerika Serikat keluar dari Dewan HAM PBB pada 2018 atas apa yang digambarkannya sebagai "bias kronis" terhadap Israel dan baru bergabung kembali sepenuhnya tahun ini.

Tidak seperti biasanya, komisi penyelidikan Dewan HAM PBB yang beranggotakan tiga orang dari Australia, India dan Afrika Selatan memiliki mandat terbuka. Seorang diplomat mengatakan bahwa mandatnya sudah menjadi masalah sensitif. "Orang-orang tidak menyukai gagasan tentang keabadian," katanya.

Reuters

Berita terkait

Duta Besar Zuhair Al-Shun Berharap Amerika Serikat Tak Lagi Halangi Palestina Jadi Anggota PBB

28 menit lalu

Duta Besar Zuhair Al-Shun Berharap Amerika Serikat Tak Lagi Halangi Palestina Jadi Anggota PBB

Duta Besar Palestina berharap Amerika Serikat tak lagi menghalangi upaya Palestina untuk menjadi anggota penuh di PBB.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Yakin Menyerang Rafah Tak Akan Membuat Kemajuan Apapun

58 menit lalu

Gedung Putih Yakin Menyerang Rafah Tak Akan Membuat Kemajuan Apapun

Joe Biden sangat yakin operasi militer di Rafah oleh tentara Israel tidak akan membuat kemajuan apapun dalam memerangi kelompok Hamas

Baca Selengkapnya

Sekolah di Texas Dilaporkan ke Kementerian Pendidikan karena Diduga Diskriminasi Gender

1 jam lalu

Sekolah di Texas Dilaporkan ke Kementerian Pendidikan karena Diduga Diskriminasi Gender

Kementerian Pendidikan Amerika Serikat melakukan sebuah investigasi hak-hak sipil ke sebuah sekolah di setalah Texas

Baca Selengkapnya

Duta Besar Palestina Optimis Pemerintahan Prabowo Subianto akan Tetap Dukung Palestina

2 jam lalu

Duta Besar Palestina Optimis Pemerintahan Prabowo Subianto akan Tetap Dukung Palestina

Duta Besar Palestina mengatakan kebijakan Indonesia soal dukungan terhadap Palestina akan tetap sama di bawah pemerintahan Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Universitas di Belgia Hentikan Kerja Sama dengan Institusi dari Israel

2 jam lalu

Universitas di Belgia Hentikan Kerja Sama dengan Institusi dari Israel

The Free University of Brussels di Belgia mengumumkan menarik diri dari sebuah proyek kerja sama dengan institusi dari Israel

Baca Selengkapnya

Polri dan BSSN Diduga Impor Alat Sadap atau Spyware dari Israel, SAFENet Minta Transparansi

5 jam lalu

Polri dan BSSN Diduga Impor Alat Sadap atau Spyware dari Israel, SAFENet Minta Transparansi

SAFENet mengingatkan Polri dan BSSN untuk transparan dalam dugaan impor alat sadap atau spyware dari sejumlah perusahaan Israel.

Baca Selengkapnya

Slovenia Mulai Prosedur untuk Akui Negara Palestina

6 jam lalu

Slovenia Mulai Prosedur untuk Akui Negara Palestina

Pemerintah Slovenia pada Kamis memulai prosedur untuk mengakui Negara Palestina guna membantu mengakhiri kekerasan di Gaza

Baca Selengkapnya

Perundingan Gencatan Senjata Gagal, Israel Lancarkan Serangan ke Rafah Timur

7 jam lalu

Perundingan Gencatan Senjata Gagal, Israel Lancarkan Serangan ke Rafah Timur

Israel menyerang Rafah timur ketika perundingan gencatan senjata dengan Hamas tak kunjung mencapai kesepakatan.

Baca Selengkapnya

Merunut Lini Masa Hubungan Amerika Serikat - Israel

8 jam lalu

Merunut Lini Masa Hubungan Amerika Serikat - Israel

Hubungan AS dan Israel tidak selamanya harmonis, beberapa momen mencerminkan Amerika Serikat kecewa dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Biaya Perang Israel di Gaza Tembus Rp258 Triliun, Anggaran Mulai Tergerus

8 jam lalu

Biaya Perang Israel di Gaza Tembus Rp258 Triliun, Anggaran Mulai Tergerus

Israel telah menghabiskan dana sebesar 60 miliar shekel atau sekitar Rp258 triliun setelah tujuh bulan perang di Gaza.

Baca Selengkapnya