Rakyat Sri Lanka Terancam Kelaparan, Pemerintahnya Minta Bantuan ke PBB

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 4 Juni 2022 08:41 WIB

Warga mengantre untuk membeli minyak tanah di SPBU Ceylon Petroleum Corporation, di tengah krisis ekonomi negara di Kolombo, Sri Lanka, 7 April 2022. Harga pupuk sangat fluktuatif selama setahun terakhir dan telah melonjak naik karena kenaikan harga minyak mentah dan gas alam, yang berarti bahwa bahan makanan menjadi lebih mahal. Penimbunan bahan makanan seperti beras dan gula memperburuk keadaan. REUTERS/Dinuka Liyanawatte

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Sri Lanka meminta bantuan ke Perserikatan Bangsa-bangsa untuk menyediakan makanan pokok di tengah ancaman kelaparan rakyatnya. Kekurangan makanan, bahan bakar dan barang-barang penting lainnya, menimbulkan kesengsaraan yag meluas akibat krisis ekonomi.

Kelangkaan pasokan bensin, solar, dan pupuk telah mempersulit petani untuk bercocok tanam. Sementara sektor pertanian masih belum pulih dari kebijakan organik yang merusak hasil panen tahun lalu.

Menurut kantor Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, Organisasi Pangan dan Pertanian PBB merencanakan tanggapan krisis pangan untuk menopang cadangan di negara ini. PBB juga akan menawarkan lebih banyak dana untuk pertanian perkotaan.

Ketua parlemen Mahinda Yapa Abeywardana memperingatkan bahwa Sri Lanka menghadapi kekurangan pangan dan kelaparan yang sangat akut pada April. Sekitar setengah dari produksi beras Sri Lanka anjlok tahun lalu. Musim tanam terakhir yang dimulai bulan lalu telah terganggu karena kekurangan pupuk.

Krisis ekonomi yang menyakitkan di Sri Lanka dipicu oleh defisit mata uang asing, membuat para pedagang tidak mampu membayar impor penting termasuk pupuk. Pemerintah sejak itu gagal membayar utang luar negerinya sebesar US$ 51 miliar dan sedang mencari dana talangan Dana Moneter Internasional.

Advertising
Advertising

Sebagian besar pupuk Sri Lanka diimpor. Namun tahun lalu Presiden Gotabaya Rajapaksa mengumumkan larangan agrokimia asing karena cadangan devisa negara itu mulai habis.

Kebijakan itu disebut-sebut sebagai upaya untuk menjadikan Sri Lanka sebagai negara pertanian organik 100 persen pertama di dunia. Namun kebijakan itu tiba-tiba dihentikan setelah petani meninggalkan ladang mereka. Kepala kementerian pertanian dipecat Desember lalu setelah memperingatkan bahwa skema tersebut dapat menyebabkan kelaparan pada akhir tahun ini.

Baca: Kapal Tanker Rusia Berlabuh di Sri Lanka untuk Pasok Minyak

NDTV

Berita terkait

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

5 jam lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

10 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

12 jam lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

17 jam lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

22 jam lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

1 hari lalu

PBB: Serangan Terbaru Israel Bisa Hapus 44 Tahun Pembangunan Manusia di Gaza

Jika perang terus berlanjut selama sembilan bulan, kemajuan yang dicapai selama 44 tahun akan musnah. Kondisi itu akan membuat Gaza kembali ke 1980

Baca Selengkapnya

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

1 hari lalu

Tema World Water Forum ke-10 Sejalan dengan Target UNICEF, Kelangkaan Air jadi Isu Krusial

Tema World Water Forum ke-10 di Bali berkaitan dengan sejumlah tujuan UNICEF. Salah satunya soal akses air bersih untuk anak-anak di daerah.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

1 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

3 hari lalu

PBB: Bantuan ke Gaza Tak Boleh Jadi Alasan Israel Serang Rafah

Serangan darat Israel ke Rafah berpotensi memperparah penderitaan ratusan ribu warga Palestina yang terpaksa mengungsi ke kota tersebut

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

3 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya