Bahan Bakar di Sri Lanka Habis Total, Warga Mengantre Berjam-jam

Reporter

Tempo.co

Selasa, 17 Mei 2022 10:40 WIB

Warga mengantre untuk membeli minyak tanah di SPBU Ceylon Petroleum Corporation, di tengah krisis ekonomi negara di Kolombo, Sri Lanka, 7 April 2022. Harga pupuk sangat fluktuatif selama setahun terakhir dan telah melonjak naik karena kenaikan harga minyak mentah dan gas alam, yang berarti bahwa bahan makanan menjadi lebih mahal. Penimbunan bahan makanan seperti beras dan gula memperburuk keadaan. REUTERS/Dinuka Liyanawatte

TEMPO.CO, Jakarta -Perdana Menteri baru Sri Lanka Ranil Wickremesinghe mengumumkan negara itu kehabisan bahan pada Senin waktu setempat.

"Saat ini, kami hanya memiliki stok bensin untuk satu hari. Beberapa bulan ke depan akan menjadi yang paling sulit dalam hidup kami," kata Ranil seperti dilansir Rueters Selasa 17 Mei 2022.

Di Kolombo, ibu kota komersial, antrean panjang bajaj, alat transportasi paling populer di kota, berbaris di pom bensin dalam penantian bahan bakar yang sia-sia.

"Saya sudah mengantri lebih dari enam jam," kata salah satu pengemudi, Mohammad Ali. "Kami menghabiskan hampir enam sampai tujuh jam di antrean hanya untuk mendapatkan bensin."

Pengemudi lain, Mohammad Naushad, mengatakan pom bensin yang dia tunggu kehabisan bahan bakar.

Advertising
Advertising

"Kami sudah di sini sejak 7-8 pagi dan masih belum jelas apakah mereka akan memiliki bahan bakar atau tidak," katanya. "Kapan itu datang, tidak ada yang tahu. Apakah ada gunanya kami menunggu di sini, kami juga tidak tahu."

Dua pengiriman bensin dan dua solar menggunakan jalur kredit India dapat memberikan bantuan dalam beberapa hari ke depan, tetapi hingga Ahad belum tiba di Sri Lanka. Sedangkan pengiriman diesel menggunakan jalur kredit India tiba di negara itu pada Ahad, tetapi belum didistribusikan ke seluruh pulau.

"Meminta masyarakat untuk tidak mengantei atau mengisi ulang dalam tiga hari ke depan sampai 1.190 pengiriman SPBU selesai," kata Menteri Tenaga Kerja Kanchana Wijesekera, pada Senin.

Ranil, yang ditunjuk sebagai perdana menteri pada Kamis, mengatakan dalam sebuah pidato bahwa negara itu sangat membutuhkan US$75 juta dalam valuta asing untuk membayar impor penting. Negara itu juga menghadapi kekurangan 14 obat-obatan esensial.

Dipukul keras oleh pandemi COVID-19, kenaikan harga minyak dan pemotongan pajak populis oleh Rajapaksa, Sri Lanka, berada di tengah krisis yang tak tertandingi sejak kemerdekaannya pada tahun 1948.

Kekurangan devisa yang kronis telah menyebabkan inflasi yang merajalela dan kekurangan obat-obatan, bahan bakar dan kebutuhan pokok lainnya, membawa ribuan orang turun ke jalan sebagai protes.

Krisis tersebut menyebabkan protes meluas terhadap Presiden Gotabaya Rajapaksa dan keluarganya, yang berpuncak pada pengunduran diri kakak laki-lakinya Mahinda sebagai perdana menteri pekan lalu.

Hal ini menyusul bentrokan antara pendukung pemerintah Sri Lanka dan pengunjuk rasa menewaskan 9 orang dan melukai 300 orang.

Baca juga: Jam Malam di Sri Lanka Dilonggarkan

SUMBER: REUTERS

Berita terkait

Irak Kirim 10 Juta Liter Bahan Bakar ke Gaza dan Tawarkan Bantuan Medis

20 hari lalu

Irak Kirim 10 Juta Liter Bahan Bakar ke Gaza dan Tawarkan Bantuan Medis

Irak pada Minggu setuju untuk mengirim 10 juta liter bahan bakar ke Jalur Gaza demi mendukung rakyat Palestina

Baca Selengkapnya

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

21 hari lalu

Aktivis Greta Thunberg Ditangkap Dua Kali Saat Unjuk Rasa di Belanda

Aktivis Greta Thunberg ditangkap lagi setelah dibebaskan dalam unjuk rasa menentang subsidi bahan bakar minyak.

Baca Selengkapnya

Tiga Truk Bantuan Tiba di Gaza, Angkut Obat hingga Bahan Bakar

21 hari lalu

Tiga Truk Bantuan Tiba di Gaza, Angkut Obat hingga Bahan Bakar

Tiga truk bantuan tiba di Gaza dengan mengangkut obat-obatan dan pasokan medis.

Baca Selengkapnya

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

21 hari lalu

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

Sebanyak tiga truk bantuan berisi bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan medis pada Sabtu memasuki Gaza utara yang sebelumnya menghadapi blokade Israel

Baca Selengkapnya

Pertamina Kembangkan Penggunaan Minyak Goreng Bekas untuk Campuran Bahan Bakar Pesawat

23 hari lalu

Pertamina Kembangkan Penggunaan Minyak Goreng Bekas untuk Campuran Bahan Bakar Pesawat

Penggunaan campuran minyak goreng bekas ditargetkan 1 persen pada 2027

Baca Selengkapnya

Ketika Isi BBM Kendaraan di SPBU Jangan Lakukan 5 Kegiatan Ini, Apa Alasannya?

24 hari lalu

Ketika Isi BBM Kendaraan di SPBU Jangan Lakukan 5 Kegiatan Ini, Apa Alasannya?

Mengapa dilarang gunakan ponsel saat mengisi BBM kendaraan di SPBU? Apa lagi yang tak boleh dilakukan di SPBU?

Baca Selengkapnya

Bahaya BBM Campur Air pada Kendaraan, Bagaimana Mengatasinya?

24 hari lalu

Bahaya BBM Campur Air pada Kendaraan, Bagaimana Mengatasinya?

Belum lama ini kasus BBM campur air mengemuka. Apa bahayanya bagi kendaraan? Bagaimana mengatasinya?

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Beri Sumbangan Rp15 Miliar untuk Gaza Walau sedang Krisis Ekonomi

25 hari lalu

Sri Lanka Beri Sumbangan Rp15 Miliar untuk Gaza Walau sedang Krisis Ekonomi

Uang sedekah dari Sri Lanka itu ditujukan untuk membantu anak-anak Palestina di Jalur Gaza

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Jamin Ketersediaan Pasokan Bahan Bakar di Pelabuhan Menjelang Idul Fitri

32 hari lalu

Pertamina International Shipping Jamin Ketersediaan Pasokan Bahan Bakar di Pelabuhan Menjelang Idul Fitri

Pertamina International Shipping melakukan pemantauan penyaluran BBM dan LPG secara berkala.

Baca Selengkapnya

McDonald's Tutup Seluruh Gerai di Sri Lanka, Bagaimana Bisnis McD Pasca Dihujani Boikot?

33 hari lalu

McDonald's Tutup Seluruh Gerai di Sri Lanka, Bagaimana Bisnis McD Pasca Dihujani Boikot?

McDonald's tutup seluruh gerainya di Sri Lanka. Bisnis McD di Timur Tengah pun terimbas akibat aksi boikot anti-israel.

Baca Selengkapnya