Sempat Ditarik, Amerika Kirim Lagi Pasukan ke Somalial

Reporter

Daniel Ahmad

Selasa, 17 Mei 2022 10:38 WIB

Marinir Amerika Serikat di Somalia. [Expert Infantry/Flickr]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengizinkan pengerahan kembali sekitar 500 tentaranya ke Somalia. Pengiriman pasukan militer AS ini akan jadi yang pertama sejak Gedung Putih era Donald Trump memilih untuk menariknya.



Trump memerintahkan penarikan pasukan AS di Somalia pada Desember 2020. Sebelum penarikan oleh Trump itu, AS memiliki sekitar 700 tentara di Somalia yang fokus membantu pasukan lokal mengalahkan pemberontakan al Shabaab yang terkait dengan al Qaeda.



"Ini adalah reposisi pasukan yang sudah pernah di lapangan, yang telah melakukan perjalanan masuk dan keluar Somalia secara episodik," kata sekretaris pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre kepada wartawan pada Senin, 16 Mei 2022, seperti dikutip Reuters.



Jumlah pasti pasukan tidak disebutkan pada saat acara jumpa media. Walau begitu, Pejabat AS yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan, kehadiran pasukan yang diubah akan mencakup kurang dari 500 tentara.

Advertising
Advertising

Warga melintas di dekat puing-puing bangunan yang rusak setelah bom mobil bunuh diri meledak, menargetkan hotel di pusat bisnis di jalan Maka Al Mukaram, Mogadishu, Somalia 1 Maret 2019. Militan melarikan diri ke gedung yang berdekatan dan menembaki tentara dan kontingen pasukan Somalia yang dilatih Amerika Serikat (AS), dikenal sebagai Grup Alpha, yang dikerahkan pada hari Jumat untuk mengusir mereka. REUTERS/Feisal Omar



Seorang pejabat senior pemerintah lain mengatakan, Biden telah menyetujui permintaan dari Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin untuk memungkinkan pertarungan yang lebih efektif melawan al Shabaab.


Pentagon mengatakan pasukan tidak akan secara langsung bertempur dalam operasi tempur. Akan tetapi mereka akan bekerja untuk melatih, memberi masukan, dan memperlengkapi pasukan Somalia.



"Pandangan Menteri (Austin) bahwa model keterlibatan episodik tidak efisien dan semakin tidak berkelanjutan," kata Juru Bicara Pentagon John Kirby kepada wartawan.


Al Shabaab kerap kali dilihat sebagai kelompok militan yang memiliki misi menggulingkan pemerintah dan mendirikan pemerintahannya sendiri di Somalia, berdasarkan interpretasi yang ketat dari hukum Syariah Islam. Kelompok yang dicap pemberontak itu sering melakukan pemboman di Mogadishu dan di tempat lain sebagai bagian dari perang melawan pemerintah pusat negara Tanduk Afrika itu.



“Menempatkan pasukan AS di lapangan dan upaya kontraterorisme dapat dimulai kembali adalah sebuah kabar baik,” kata Kolonel Ahmed Sheikh, mantan komandan unit elit Danab Pasukan Khusus Somalia, yang dilatih oleh pasukan AS.



"Ini akan menjadi dorongan besar bagi presiden baru - dia memiliki tugas besar di depan," tambahnya.



Mantan Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud memenangkan kursi kepresidenan lagi dalam pemungutan suara yang dilakukan anggota parlemen Somalia pada Minggu, 15 Mei 2022, di sebuah hanggar bandara. Mohamud mengalahkan Presiden incumbent Mohamed Abdullahi Mohamed dengan raihan 214-110 suara.



Somalia, negara berpenduduk 15 juta orang, telah menderita kekeringan terburuk dalam empat dekade dan telah mengalami konflik yang tidak pernah berakhir sejak 1991.



Somalia juga telah mengalami konflik dan pertempuran klan tanpa pemerintah pusat yang kuat sejak jatuhnya diktator Mohamed Siad Barre pada 1991. Pemerintah hanya memiliki sedikit kendali di luar ibu kota dan kontingen Uni Afrika menjaga "Zona Hijau" bergaya Irak.



REUTERS

Baca juga: Elon Musk Sebut VW Produsen Mobil Listrik Terbesar Kedua Setelah Tesla

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu

Berita terkait

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

3 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

6 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

8 jam lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

8 jam lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

9 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

10 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

11 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

12 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

12 jam lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

13 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya