5 Poin Konsensus ASEAN untuk Myanmar Dianggap Gagal

Reporter

Daniel Ahmad

Jumat, 13 Mei 2022 10:30 WIB

Teuku Faizasyah, Plt Juru bicara Kementerian Luar Negeri. Sumber: Suci Sekar/TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah masih melihat konsistensi ASEAN dalam merespons krisis kemanusiaan di Myanmar. Di tengah mandeknya Konsensus Lima Poin ASEAN untuk Myanmar yang mendapat kritik dari kelompok aktivis, Faizasyah menilai ASEAN juga memendam kekecewaan.



"Sebelum ada tanda-tanda perubahan itikad baik dari junta untuk mengimplementasikan FPC, lima poin konsensus, akan sulit kehadiran pada level politik dalam berbagai tingkat pertemuan ASEAN, termasuk yang dicermati di ASEAN-US Summit tidak ada kehadiran perwakilan Myanmar," kata Faizasyah saat ditemui usai jumpa pers Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Kamis, 12 Mei 2022.

Demonstran menunjukkan salam tiga jari selama protes untuk solidaritas terhadap Pasukan Pertahanan Rakyat Mandalay, di Yangon, Myanmar 22 Juni 2021, dalam tangkapan layar yang diperoleh Reuters dari video media sosial.[REUTERS]

Advertising
Advertising



Sebelumnya, kelompok aktivis yang tergabung dalam Justice For Myanmar, yang dalam pernyataan pada Selasa, 10 Mei 2022 mengatakan, Konsensus Lima Poin ASEAN tidak hanya sepenuhnya gagal menyelesaikan krisis Myanmar tetapi juga memungkinkan status quo blok itu terlibat dengan junta yang menciptakan krisis.



Penilaian Justice For Myanmar ini didahului dugaan persekongkolan antara kelompok ASEAN dan junta militer Myanmar dalam sebuah kerja sama pertahanan. Investigasi Justice For Myanmar menyimpulkan, ASEAN diduga membantu kekejaman militer Myanmar.



Justice For Myanmar memaparkan melalui rilisnya, program pertahanan ASEAN telah memungkinkan militer Myanmar untuk berpartisipasi dalam pertemuan, pelatihan, pertukaran intelijen, produksi senjata, penelitian dan pengembangan, keamanan siber, dan pendidikan. Semua program itu masih berlangsung di bawah payung Pertemuan Menteri Pertahanan ASEAN (ADMM).

Juru bicara Justice For Myanmar Yadanar Maung mengatakan, ASEAN benar-benar gagal menegakkan HAM dan hukum humaniter internasional. Padahal, ASEAN tahu betul bahwa militer Myanmar melakukan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan dengan genosida terhadap Rohingya serta percobaan kudeta.



Faizasyah enggan mengomentari hasil investigasi yang dilakukan oleh Justice For Myanmar tersebut. "Pihak manapun bisa saja memberi pandangan atas apa yang terjadi sekarang di Myanmar," kata Faizasyah.



Selain Justice For Myanmar, Amnesty Internasional juga mengungkapkan ketidakpuasan terhadap penerapan Konsensus Lima Poin di Myanmar. Amnesty International mendesak ASEAN untuk menyoroti kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia di Myanmar.



Wakil Direktur Regional untuk Penelitian Amnesty International Emerlynne Gil dalam keterangan tertulis yang dibagikan pada Kamis, 12 Mei 2022 mengatakan, Konsensus Lima Poin adalah kegagalan. Pendekatan itu juga tidak menghentikan militer Myanmar untuk melakukan lebih banyak pelanggaran HAM terhadap rakyat Myanmar setelah kudeta militer 2021.



Gil menyatakan, ASEAN harus mengakui bahwa pelanggaran HAM di Myanmar kini telah menjadi perhatian kawasan. Negara-negara Anggota ASEAN harus merumuskan cetak biru yang lebih rinci untuk meminta pertanggungjawaban militer Myanmar atas pelanggaran hak asasi manusia.



Indonesia, menurut Faizasyah, akan terus menerus mengangkat harapan agar ada perubahan dari sisi junta. "Sebenarnya dengan ada pembatasan bagi partisipasi Myanmar dalam berbagai rangkaian kegiatan ASEAN, maka ini menjadi salah satu 'tekanan' dari negara-negara ASEAN," katanya.

Baca juga: Pakar Prediksi Kendala Koalisi Demokrat - Golkar pada Pemilu 2024

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

1 hari lalu

Pemerintah Merasa Toleransi dan Kebebasan Beragama di Indonesia Berjalan Baik

Kemenkumham mengklaim Indonesia telah menerapkan toleransi dan kebebasan beragama dengan baik.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

2 hari lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

3 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

4 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

4 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

6 hari lalu

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengakui kontribusi Presiden Jokowi, baik bagi Indonesia maupun kawasan.

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

6 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

6 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

8 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

8 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya