Pesawat Cina Terbakar setelah Batal Lepas Landas, 36 Penumpang Luka Ringan

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 12 Mei 2022 12:57 WIB

Pesawat Airbus A319 milik Tibet Airlines terbakar setelah lepas landas yang dibatalkan, di Bandara Internasional Chongqing Jiangbei di Chongqing, Cina 12 Mei 2022. cnsphoto via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah Airbus A319 milik Tibet Airlines Cina terbakar ketika pilot membatalkan lepas landas karena merasakan ada yang tidak beres dan pesawat keluar landasan. Semua penumpang selamat dalam insiden di Bandara Chongqing, Kamis, 12 Mei 2022 ini.

Dalam kecelakaan pesawat itu, ada beberapa penumpang luka ringan di antara 113 penumpang dan sembilan awak, kata maskapai itu dalam sebuah pernyataan.

Administrasi Penerbangan Sipil Cina CAAC mengatakan 36 orang menderita memar dan keseleo selama evakuasi pesawat dengan nomor penerbangan TV9833 dan dikirim ke rumah sakit setempat untuk diperiksa.

Pilot membatalkan lepas landas sesuai dengan prosedur setelah mengalami kelainan, kata CAAC dalam sebuah pernyataan, yang menyebutkan mesin tergores dan terbakar setelah pesawat keluar dari landasan.

Rencana darurat diaktifkan dan penyelidik bergegas ke tempat kejadian, tambah regulator penerbangan.

Advertising
Advertising

Insiden itu terjadi kurang dari dua bulan setelah kecelakaan maut pesawat China Eastern Airlines menyebabkan CAAC meluncurkan inspeksi di seluruh sektor untuk menemukan potensi penyimpangan keselamatan.

Video yang belum diverifikasi di media sosial menunjukkan sebuah pesawat Tibet Airlines, anak perusahaan Air China, dengan asap tebal dan api membubung dari sisi kiri pesawat saat penumpang dan awak dievakuasi.

Bandara Internasional Chongqing Jiangbei mengatakan pesawat itu terbakar pada pukul 08:09 waktu setempat.

Luncuran untuk evakuasi, yang seringkali dapat menyebabkan cedera ringan, dikerahkan, menurut foto yang tidak diverifikasi di media sosial.

Pesawat Airbus A319 itu berusia sembilan tahun, salah satu versi terkecil dari keluarga A320. Pesawat didukung mesin CFM56 dari CFM International, perusahaan patungan antara General Electric dan Safran.

Airbus mengatakan pihaknya mengetahui laporan media tentang insiden itu dan melakukan segala upaya untuk menilai situasi.

Tibet Airlines adalah maskapai penerbangan regional yang berbasis di Lhasa. Mereka memiliki 39 pesawat, termasuk 28 A319, menurut Airfleets.net.

Pada 21 Maret, Boeing 737-800 China Eastern Airlines dengan 132 orang di dalamnya jatuh di pegunungan di Cina selatan, menewaskan semua orang di dalamnya.

Tragedi itu mengejutkan negara yang memiliki salah satu catatan keselamatan maskapai penerbangan terbaik di dunia dan yang industri penerbangannya selama satu dekade terakhir, sebelum Covid-19, salah satu pasar dengan lalu lintas penumpang yang tumbuh paling cepat di dunia.

Reuters

Berita terkait

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

7 jam lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

11 jam lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

1 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

2 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

2 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

2 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

3 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

3 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

3 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya