Obama Rem Semangat ke Afganistan

Reporter

Editor

Minggu, 8 Februari 2009 12:04 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Presiden Barack Obama telah meminta petinggi pertahanan Amerika meninjau kembali strategi mereka di Afganistan sebelum maju dengan pasukan baru.

Ada kekhawatiran di kalangan Demokrat senior bahwa militer bersiap mengirim hingga 30 ribu pasukan tambahan tanpa rencana atau strategi keluar yang koheren.

Pentagon direncanakan mengumumkan pengiriman 17 ribu tentara dan pasukan marinir tambahan minggu lalu, namun Menteri Pertahanan Robert Gates menunda keputusan itu setelah ada pertanyaan dari Obama.

Presiden mengkhawatirkan kurangnya strategi saat pertemuan pertamanya dengan Gates dan kepala staf gabungan Amerika bulan lalu di "the tank", sebuh ruang konferensi di Pentagon. Dia menanyakan: "Apa "permainan akhirnya?" dan tidak menerima jawaban yang meyakinkan."

Larry Korb, seorang ahli pertahanan di Center for American Progress, sebuah kelompok pemikir Washington, mengatakan: "Obama jelas benar. Sebelum dia menyetujui untuk mengrim 30 ribu pasukan, dia ingin tahu apa misi itu dan bagaimana permainan akhirnya."

Obama menjanjikan tambahan pasukan 7.000-10.000 selama kampanye pemilihan umum, namun militer telah meningkatkan permintaannya. Pemimpin Demokrat takut Afghanistan dapat menjadi kuburan Vietnam Obama.

Jika semangat itu terus berlanjut militer bermaksud membatasi misi memerangi Taliban dan Al Qaidah dan meninggalkan bangunan dan rekonstruksi demokrasi terhadap sekutu Nato dan pejabat sipil dari Departemen Luar Negeri serta badan lainnya.

Amerika Serikat telah mendorong Inggris untuk mengirim beberapa ribu pasukan tambahan, namun ada banyak ketidaksepakatan dan kebingungan di antara petinggi pertahanan Inggris atas tujuan jangka panjang perang itu. Gordon Brown dijadwalkan menerima pengarahan penuh minggu ini.

Jenderal Sir Richard Dannatt, panglima tentara yang mundur musim panas ini, telah mekankan bahwa pasukan butuh istirahat dan percaya dia dapat mengirim hanya satu pasukan, kata sumber.

Jenderal Sir David Richards, penggantinya, percaya bahwa dua tambahan pasukan di Amerika yang diminta Amerika adalah jumlah minimum yang harus dikirim Inggris.

TIMES ONLINE | ERWIN Z

Berita terkait

Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS

23 Agustus 2021

Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS

Amerika Serikat telah mengucurkan dukungan keuangan masif dan pasukan ke Afghanistan. Lantas kenapa gagal memenangkan perang setelah 20 tahun?

Baca Selengkapnya

241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban

22 Agustus 2021

241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban

Selama 20 tahun Amerika Serikat memerangi Taliban, ratusan ribu orang baik prajurit maupun warga sipil tewas di Afganistan dan Pakistan

Baca Selengkapnya

20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun

22 Agustus 2021

20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun

Uang yang Amerika Serikat keluarkan setara dengan membagikan Rp 116 juta bagi 271 juta penduduk Indonesia

Baca Selengkapnya

Reuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban

18 Agustus 2021

Reuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban

Peringkat persetujuan Presiden Joe Biden mencapai level terendah sejak menjabat setelah pemerintah Afganistan dukungan AS runtuh oleh Taliban.

Baca Selengkapnya

Ini Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan

18 Agustus 2021

Ini Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan

Taliban menguasai Afganistan hanya beberapa hari dan bahkan nyaris tanpa perlawanan dari pasukan pemerintah. Apa faktor kemenangan mulus Taliban?

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban

18 Agustus 2021

Top 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban

Tiga berita terpopuler dunia pada 17 Agustus 2021 yakni risiko lumpuh wajah vaksin Sinovac hingga karier politik Joe Biden terancam karena Taliban.

Baca Selengkapnya

Pendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan

17 Agustus 2021

Pendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan

Pendiri Taliban Mullah Baradar dikabarkan akan pulang ke Afganistan setelah 20 tahun tidak pernah menginjakkan kaki di negara itu.

Baca Selengkapnya

40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni

17 Agustus 2021

40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan 40.000 orang lebih yang terluka selama pertempuran di Afganistan telah dirawat sejak Juni.

Baca Selengkapnya

Wakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban

17 Agustus 2021

Wakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban

Wakil presiden pemerintahan Afganistan yang digulingkan, Amrullah Saleh, meminta warga negaranya untuk bergabung dalam perlawanan menentang Taliban.

Baca Selengkapnya

Mengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban

17 Agustus 2021

Mengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban

Beberapa jam sebelum Jokowi mendarat ada penyerangan ke Akademi Militer di Afganistan.

Baca Selengkapnya