Keluarga Junta Myanmar Eksodus ke Ibu Kota Baru, Takut Jadi Sasaran Gerilyawan

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 25 April 2022 17:26 WIB

Kendaraan militer Myanmar dikerahkan untuk berjaga-jaga di pos pemeriksaan menuju kompleks kongres di Naypyitaw, Myanmar, 1 Februari 2021. Militer Myanmar menyerahkan kekuasaan kepada Panglima Min Aung Hlaing yang langsung memberlakukan status darurat nasional selama setahun. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah keluarga yang terkait dengan Junta Myanmar eksodus dari Yangon ke ibukota baru Naypyidaw karena khawatir menjadi sasaran kelompok gerilya pro-demokrasi.

Seorang anggota Kepolisian Yangon, pekan lalu mengungkapkan penembakan terhadap Wakil Gubernur Bank Sentral yang dikendalikan junta, Than Than Swe pada 7 April, dan tiga hari kemudian terhadap Mayor Gaday Phyo Aung, seorang pejabat administrasi yang ditunjuk junta untuk Kotapraja Lanmadaw, telah meningkatkan eksodus..

Seperti dikutip Myanmar Now, Jumat, 22 April 2022, polisi yang minta namanya tak disebut itu mengatakan, keluarga yang memiliki hubungan dengan mekanisme keamanan dan administrasi rezim kudeta bergerak dalam jumlah yang lebih besar ke ibukota militer Naypyidaw menyusul upaya pembunuhan oleh gerilyawan terhadap mereka yang bekerja untuk junta di Yangon. .

Komando Regional Yangon di bawah Pemerintah Persatuan Nasional mengaku bertanggung jawab atas upaya pembunuhan Than Than Swe di rumahnya, dengan menyebut dia sebagai salah satu dari 1.100 target administratif dan ekonomi kelompok itu selama tujuh bulan terakhir.

Kelompok gerilya perkotaan lainnya dilaporkan berada di balik penembakan Mayor Gaday Phyo Aung di dekat Pelabuhan Mawtin.

Advertising
Advertising

Namun, penduduk setempat Naypyitaw melaporkan menyaksikan peningkatan pendatang baru selama berbulan-bulan.

“Mulai Januari tahun ini, banyak orang baru mulai menetap di Naypyitaw,” kata seorang sopir taksi di wilayah tersebut, yang menduga sebagian besar adalah anggota keluarga perwira militer.

Kehadiran mereka telah menaikkan harga tanah dan rumah di Kotapraja Pobbathiri, yang terletak di pusat Naypyitaw, menurut penduduk setempat. Sebagian besar perkampungan terdiri dari penduduk yang memiliki ikatan dengan militer, karena kehadiran kesatuan militer Naypyitaw.

“Harga real estat melonjak secara signifikan setelah begitu banyak pemukim baru tiba. Kavling tanah di Pobbathiri yang tadinya tidak laku dijual seharga empat hingga lima juta kyat (US$2.150 - $2.686) telah dijual seharga 20 juta kyat ($10.748),” seorang pria berusia 35 tahun yang tinggal di perkampungan itu mengatakan.

Warga lokal lain yang memiliki hubungan dengan militer mengatakan bahwa para petugas juga pindah ke Pobbathiri dari Mandalay, dengan alasan “keamanan.”

Setelah serangkaian serangan oleh pasukan pertahanan di pos-pos pemeriksaan, dan bahkan sebuah rombongan militer pada bulan Agustus dan September tahun lalu, kegiatan gerakan perlawanan di Naypyitaw telah mereda.

Negara ini berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintah sipil terpilih yang dipimpin Aung San Suu Kyi dalam kudeta pada 1 Februari tahun lalu. Ia ditahan dengan sejumlah tuduhan korupsi, yang salah satunya akan diputuskan hari ini.

Myanmar Now

Berita terkait

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

8 hari lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

13 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

14 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

18 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

20 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

21 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

23 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

23 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

24 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

26 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya