Wapres AS Kamala Harris dan Mark Zuckerberg Masuk Daftar Sanksi Baru Rusia

Reporter

Daniel Ahmad

Jumat, 22 April 2022 09:30 WIB

Wakil Presiden AS Kamala Harris berada di urutan kedua dalam daftar 100 wanita paling berpengaruh di dunia versi Forbes 2021. Harris menjadi wanita pertama, orang kulit hitam pertama, dan orang Asia Selatan-Amerika pertama yang menjadi wakil presiden AS. REUTERS/Kevin Lamarque

TEMPO.CO, Jakarta -Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris dan CEO Meta Mark Zuckerberg masuk daftar 29 orang AS dalam sanksi terbaru yang diberlakukan oleh Rusia.

Kementerian Luar Negeri Rusia menyatakan pada Kamis, 21 April 2022, sanksi tersebut adalah tanggapan atas sanksi "anti-Rusia" yang terus meluas. Dalam sanksi tersebut, pemerintah Rusia melarang daftar orang itu masuk ke negaranya.

"Mereka (akan) ditolak masuk ke Federasi Rusia tanpa batas waktu," tulis keterangan Kemlu Rusia seperti dilansir The Jerusalem Post, Jumat, 22 April 2022.

Secara keseluruhan, daftar ini terdiri dari pejabat pemerintah, pemimpin bisnis, serta jurnalis/staff media AS. Suami Kamala Harris, Douglas Emhoff, CEO Bank of America Brian Moynihan dan pembawa acara ABC George Stephanopoulos juga termasuk di antara orang Amerika yang terkena sanksi.

Moskow telah menghadapi serangkaian paket sanksi sejak invasi awal ke Ukraina, seperti bank-bank Rusia yang terputus dari sistem perbankan SWIFT dan berbagai larangan impor energi Rusia.

Rusia memblokir akses ke Facebook yang dididirikan Zuckerberg pada awal Maret sebagai tanggapan atas peningkatan pengawasan terhadap posting yang berbasis di Rusia.

Meta bukan satu-satunya perusahaan teknologi yang menjadi sasaran kemarahan Rusia. Nama CEO LinkedIn Ryan Roslansky juga disebutkan. Menurut BBC, LinkedIn telah dilarang di Rusia sejak 2016.

Google juga menjadi sasaran Pemerintah Rusia. Pengadilan Rusia bahkan menjatuhkan denda 11 Juta Rubel (Rp 1,9 miliar) kepada Google pada Kamis, 21 April 2022, atas kegagalan mengelola informasi palsu dan konten YouTube Batalyon Azov.

Rusia telah menanggapi sanksi internasional terhadap mereka dengan memberlakukan sanksi sendiri terhadap penentang pemerintah. Pada 31 Maret, Rusia bergerak untuk melarang komisaris Uni Eropa, anggota parlemen dan jurnalis Uni Eropa memasuki negara tersebut.

Sebelumnya pada Maret, kementerian luar negeri Rusia mengumumkan telah menjatuhkan sanksi terhadap Presiden AS Joe Biden dan 12 orang Amerika lainnya, termasuk mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton dan putra Joe Biden, Hunter Biden, yang sebelumnya memiliki hubungan dengan kepentingan bisnis Ukraina.

Baca juga: Putin Klaim Menang Lawan Ukraina di Mariupol, Beri Selamat ke Pasukan Rusia

Sumber: The Jerusalem Post, Reuters

Berita terkait

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

8 jam lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

13 jam lalu

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara lain abstain. Apa alasan mereka menolak?

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

14 jam lalu

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

Gedung Putih membantah bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Warga Palestina yang tewas di Gaza sudah lebih dari 35.000 orang.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

19 jam lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

1 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

1 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

1 hari lalu

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

Antony Blinken memperingatkan serangan Israel bisa memicu sebuah pemberontakan.

Baca Selengkapnya

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

1 hari lalu

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

Gabungan kekayaan pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin mencapai kuadriliun. Berapa triliun banyaknya?

Baca Selengkapnya

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

1 hari lalu

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

Korea Utara pada Ahad mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan "hak dan keistimewaan" kepada Palestina

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

1 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya