Sosok Rasmus Paludan, Pembakar Alquran di Swedia yang Disebut Mirip Donald Trump

Selasa, 19 April 2022 12:25 WIB

Rasmus Paludan, mengancam akan menggelar demonstrasi lagi di Norrkping pada hari Minggu. Pengumuman itu mendorong para demonstran tandingan untuk berkumpul di sana. Foto : Instagram

TEMPO.CO, Jakarta - Kerusuhan pecah dalam unjuk rasa menentang pembakaran Alquran di Swedia. Puluhan orang terluka akibat kerusuhan di Swedia tersebut. Polisi telah menangkap sejumlah orang yang disebut terlibat kerusuhan.

Mereka ditangkap di Linköping dan Norrköping tempat kekerasan dimulai pada hari Jumat. "Akan ada lebih banyak lagi yang ditangkap," menurut juru bicara kepolisian seperti dikutip dari CNN, Selasa, 19 April 2022.

Kerusuhan meletus di beberapa kota selatan setelah pembakaran Alquran di Swedia oleh Rasmus Paludan, pemimpin partai sayap kanan Stram Kurs (Garis Keras) Denmark. Paludan yang merupakan aktivis anti-Muslim, memposting foto dirinya di media sosial dengan Alquran yang terbakar. Dia menyatakan akan membakar lebih banyak lagi Alquran.

Politisi sayap kanan asal Denmark Rasmus Paludan disebut sebagai dalang di balik aksi pembakaran Alquran di Swedia. Kejadian itu menimbulkan demonstrasi balasan yang tidak berhenti sampai Minggu, 17 April 2022.

Sebelum kejadian kemarin, Rasmus Paludan pernah menggelar unjuk rasa serupa yang berakhir dengan rusuh beberapa tahun terakhir. Pada November 2020, ia ditangkap di Prancis dan kemudian dideportasi.

Advertising
Advertising

Siapa sebenarnya Rasmus Paludan yang disebut menjadi pemantik kerusuhan? Dilansir dari Euronews pada Senin, 18 April 2022, Paludan adalah pendiri partai Stram Kurs (Garis Keras) Denmark yang memegang kewarganegaraan Swedia.

Misi partai Paludan adalah melarang imigran, pengungsi, hingga Umat Islam. Partai Garis Keras itu didirikan atas jatuhnya partai nasionalis Partai Rakyat Denmark (DPP).

Paludan mengatakan dalam video Desember 2018 bahwa musuhnya adalah Islam dan Muslim. "Hal terbaik adalah jika tidak ada satu pun Muslim yang tersisa di bumi ini. Maka kita akan mencapai tujuan akhir kita," katanya.

Sejak mendirikan partainya pada Juli 2017, Paludan mendapat keterikatan pengikut di media sosial. Dia muncul dengan memanfaatkan ketenaran virtual di kalangan remaja.

Pada bulan April 2019, pengadilan Denmark memutuskan Paludan bersalah atas rasisme setelah ia berpendapat bahwa orang-orang dari Afrika kurang cerdas.

Martin Krasnik, pemimpin redaksi surat kabar Denmark "Weekendavisen", menyebut Paludan seorang Nazi dalam editorial miliknya pada 2019 silam. Dia mengatakan bahwa Paludan jelas akrab dengan hukum Nuremberg dari Jerman era Nazi. Paludan menyangkal memiliki hubungan dengan Nazisme.

Spesialis Pemilu dan Profesor Ilmu Politik Universitas Kopenhagen, Kasper Møller Hansen, mengatakan gaya Paludan tidak jauh berbeda dengan Donald Trump di Amerika Serikat. "Dia menyalahkan kemapanan, media, sering berbohong. Tapi pemilihnya tidak peduli," katanya

Juni 2020 Paludan divonis satu bulan penjara dengan dua bulan tambahan hukuman percobaan setelah dinyatakan bersalah atas 14 akun rasisme, pencemaran nama baik, dan kekerasan jalanan.

Dilansir dari TRT World, Rasmus Paludan adalah seorang pengacara dan seorang YouTuber yang berniat mencalonkan diri dalam pemilihan legislatif Swedia pada September. Ia belum mengantongi dukungan yang cukup untuk mengamankan pencalonannya.

Baca: Demo Menentang Pembakaran Alquran di Swedia Rusuh, 40 Orang Terluka

REUTERS | EURONEWS | TRTWORLD | CNN

Berita terkait

Fakta-fakta Masjid Al Jabbar, Perbaiki Tarif Parkir Setelah Viral Isu Pungli

15 hari lalu

Fakta-fakta Masjid Al Jabbar, Perbaiki Tarif Parkir Setelah Viral Isu Pungli

Masjid Al Jabbar sempat viral karena isu pungli dan tarif parkir yang mahal saat libur lebaran.

Baca Selengkapnya

Kisah Para Guru Mengaji Ajarkan Baca Alquran Untuk Penyandang Tuli

28 hari lalu

Kisah Para Guru Mengaji Ajarkan Baca Alquran Untuk Penyandang Tuli

Sebuah pondok mengaji di Majalengka membuat metode khusus belajar Alquran untuk penyandang tuli. Membaca Alquran dengan bahasa isyarat.

Baca Selengkapnya

5 Keutamaan Malam Lailatul Qadar

31 hari lalu

5 Keutamaan Malam Lailatul Qadar

Ada banyak keutamaan malam Lailatul Qadar, salah satunya dilipatgandakannya pahala.

Baca Selengkapnya

Narapidana di Lapas Perempuan Kendari Ikuti Program One Day One Juz Selama Ramadan

46 hari lalu

Narapidana di Lapas Perempuan Kendari Ikuti Program One Day One Juz Selama Ramadan

Warga binaan lapas perempuan Kendari yang mengikuti program one day one juz diharapkan bisa memahami Alquran lebih baik

Baca Selengkapnya

Bareskrim Polri Gelar Salat Tarawih Berjemaah dan Kultum Ramadan untuk Para Tahanan

50 hari lalu

Bareskrim Polri Gelar Salat Tarawih Berjemaah dan Kultum Ramadan untuk Para Tahanan

Tahanan di Rutan Bareskrim Polri mengisi Ramadan dengan melaksanakan ibadah puasa dan salat tarawih berjemaah.

Baca Selengkapnya

Pleidoi Warga Rempang Kutip Injil hingga Gurindam 12 Melayu: Raja Adil Raja Disembah, Raja Zalim Raja Disanggah

58 hari lalu

Pleidoi Warga Rempang Kutip Injil hingga Gurindam 12 Melayu: Raja Adil Raja Disembah, Raja Zalim Raja Disanggah

Pleidoi warga Rempang sebanyak 96 halaman itu diberi judul "Setitik harapan keadilan dalam ruang sesak pengadilan".

Baca Selengkapnya

6 Buah yang Disebut dalam Alquran, Ini Deretan Manfaatnya

10 November 2023

6 Buah yang Disebut dalam Alquran, Ini Deretan Manfaatnya

Beberapa buah yang disebut dalam Alquran yaitu anggur, pisang, tin, kurma, zaitun dan delima

Baca Selengkapnya

Aksi Pembakaran Al-Quran Membuat Swedia Keluarkan Biaya Ekstra Rp3 Miliar

3 September 2023

Aksi Pembakaran Al-Quran Membuat Swedia Keluarkan Biaya Ekstra Rp3 Miliar

Aksi pembakaran Al-Quran yang berulang dalam sembilan bulan terakhir membuat Swedia harus mengeluarkan biaya ekstra Rp3 miliar untuk pengamanan.

Baca Selengkapnya

5 Amalan yang Bisa Dilakukan Pada Hari Jumat

1 September 2023

5 Amalan yang Bisa Dilakukan Pada Hari Jumat

Salah satu amalan paling utama di hari Jumat adalah menunaikan salat Jumat berjamaah di masjid

Baca Selengkapnya

TikTok Blokir Fitur Penghasil Uang pada Akun Pembakar Al-Quran Salwan Momika

30 Agustus 2023

TikTok Blokir Fitur Penghasil Uang pada Akun Pembakar Al-Quran Salwan Momika

TikTok telah memblokir Salwan Momika, yang membakar Al Quran di Swedia, dari upaya mengambil keuntungan dari konten-kontennya.

Baca Selengkapnya