Program Penampungan Pengungsi Ukraina di Inggris Dikritik UNHCR

Reporter

Daniel Ahmad

Kamis, 14 April 2022 11:30 WIB

Seorang ibu mendorong kereta bayi kembarnya, untuk melarikan diri dari rumahnya, menyusul terjadinya Invasi Rusia ke Ukraina, di Medyka, Polandia, 25 Februari 2022. REUTERS/Bryan Woolston

TEMPO.CO, Jakarta - Badan PBB yang menangani masalah pengungsi, UNHCR, menyuarakan keprihatinan atas skema yang diberlakukan Inggris untuk menampung warga Ukraina yang hijrah akibat invasi Rusia. UNHCR, seperti dalam keterangannya yang dibagikan pada Rabu, 13 April 2022 mengatakan program itu dapat dieksploitasi jika tanpa perlindungan yang memadai.


UNHCR mencatat ada peningkatan jumlah laporan perempuan Ukraina yang merasa berisiko apabila ditempatkan pada sponsor (si penampung) yang tuan rumahnya berjenis kelamin laki-laki. Mereka percaya, perempuan serta ibu yang membawa anak, harus ditempatkan pada sponsor yang merupakan pasangan suami istri atau keluarga, bukan laki-laki lajang.


"UNHCR menyoroti perlunya pengamanan yang memadai dan langkah-langkah pemeriksaan untuk melawan eksploitasi, serta dukungan yang memadai untuk sponsor," kata UNHCR dilansir dari Reuters, Kamis, 14 April 2022.

Pengungsi Ukraina memadati stasiun di Kharkiev. dailymail.co.uk

Advertising
Advertising


Badan PBB itu menambahkan, ada kekhawatiran juga soal konsekuensi durasi minimum enam bulan yang telah ditentukan. Ketika ada kebutuhan untuk pemeriksaan latar belakang dan dukungan keuangan, menurut UNHCR, program ini membuat otoritas lokal kewalahan.


"Menempatkan orang asing di kamar tidur tambahan (kamar tamu) untuk waktu yang lama, bagi sebagian orang, itu bukan untuk jangka waktu yang lama," kata badan tersebut.


Sejauh ini, sekitar 43.600 aplikasi telah dibuat untuk skema tersebut, meskipun hanya 12.500 visa telah dikeluarkan untuk Ukraina. Mereka yang terlibat mengatakan prosesnya terbukti lambat dan rumit, sebagian karena regulasi keamanan untuk masuk Inggris.


Sebelumnya pada bulan lalu, Pemerintah Inggris memperkenalkan skema "Rumah untuk Ukraina". Program ini memungkinkan warga Inggris untuk mensponsori warga Ukraina dan memberi mereka tempat tinggal selama minimal enam bulan.


Pemerintah Inggris mengatakan mereka yang menampung dan mensponsori pengungsi dari Ukraina telah menerima pemeriksaan latar belakang. Pejabat setempat juga mengunjungi warga Ukraina tersebut untuk memastikan akomodasi itu sesuai dengan tujuan.



"Upaya untuk mengeksploitasi orang yang rentan benar-benar tercela - inilah mengapa kami telah merancang skema Rumah untuk Ukraina agar memiliki perlindungan khusus," kata juru bicara pemerintah.


Sumber: Reuters

Baca juga: Arifin Tasrif Temukan Banyak Truk Tambang Gunakan BBM Subsidi di Bengkulu

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

14 jam lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

16 jam lalu

Kisah Royal Enfield Sebelum Memproduksi Motor di India

Sebelum membuat motor, Royal Enfield memproduksi sejumlah produk di bawah tanah

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

1 hari lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Perempuan Lansia Meninggal di Rumahnya di Jakpus, Ditemukan Tetangga dalam Kondisi Mulai Membusuk

1 hari lalu

Perempuan Lansia Meninggal di Rumahnya di Jakpus, Ditemukan Tetangga dalam Kondisi Mulai Membusuk

Tetangga mencurigai perempuan berusia 71 tahun itu lama tidak keluar rumah. Jasadnya ditemukan dalam kondisi mulai membusuk.

Baca Selengkapnya

Ajang Balap Formula 1 Pertama Diadakan 74 Tahun Lalu, Siapa Juaranya?

1 hari lalu

Ajang Balap Formula 1 Pertama Diadakan 74 Tahun Lalu, Siapa Juaranya?

Formula 1 pertama di Sirkuit Silverstone, Inggris dimenangkan oleh Guiseppe Farina, berikut profilnya

Baca Selengkapnya

Dugaan Pelecehan Seksual, Perempuan Jepang Kurang Berminat Daftar Tentara

1 hari lalu

Dugaan Pelecehan Seksual, Perempuan Jepang Kurang Berminat Daftar Tentara

Jumlah tentara Jepang hanya 9 persen. Beberapa korban mengatakan budaya pelecehan yang mengakar telah membuat perempuan enggan mendaftar ke militer.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

2 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Adu Tembak Aparat dan TPNPB di Pogapa: Polda Papua Sebut Warga Berlindung di Hutan, Bukan Mengungsi

2 hari lalu

Adu Tembak Aparat dan TPNPB di Pogapa: Polda Papua Sebut Warga Berlindung di Hutan, Bukan Mengungsi

Polda Papua membantah warga di Kampung Pogapa mengungsi akibat kontak senjata antara TNI-Polri dan TPNPB.

Baca Selengkapnya

Polda Papua Bilang Warga Distrik Borme Mengungsi Setelah KKB Teror Jemaat Gereja

3 hari lalu

Polda Papua Bilang Warga Distrik Borme Mengungsi Setelah KKB Teror Jemaat Gereja

Kelompok bersenjata dilaporkan melakukan penyerangan dan dan perampasan barang milik jemaat gereja di Distrik Borme, Papua.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

3 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya