Jepang Akan Terapkan Kebijakan Diplomasi Baru Terhadap ASEAN

Reporter

Editor

Jumat, 5 September 2003 09:59 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Jepang akan menerapkan kebijakan diplomasi baru terhadap ASEAN. Pemerintah Jepang sekarang melihat Asia, khususnya ASEAN Plus Three (Jepang, China, Australia), dalam paradigma baru. Mereka melihat, setelah beberapa dekade terakhir, tingkat ketergantungan satu sama lain di ASEAN semakin tinggi, terutama dalam bidang ekonomi, termasuk Indonesia dan Cina. Demikian dikatakan Juru Bicara Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi, Norio Hattori, kepada Tempo News Room di press room Hotel Borobudur Jakarta, Minggu (13/1) pagi. Untuk itu, menurut Hattori, Asia harus berada dalam satu kesatuan, saling berkoordinasi dan memperhatikan satu sama lain. Jepang bermaksud untuk meningkatkan keharmonisan di antara negara-negara ini (ASEAN plus Three, Jepang, China, Australia.). Dalam kesempatan itu, ia juga menceritakan mengenai langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah Jepang untuk mengembalikan kondisi perekonomian negaranya yang sempat mengalami resesi. Ia berharap hal ini juga dilakukan oleh Indonesia. “Kami sudah memiliki rencana yang telah dipresentasikan oleh pemerintah yang banyak memberi perhatian pada segala hal, misalnya, privatisasi, evaluasi struktur ekonomi, dan membersihkan sistem di sektor perbankan,” kata Hattori. Selain itu, kata Hattori, pihaknya juga harus melakukan perbaikan di sektor industri dan semua sektor. “Hal ini tentu saja juga harus diterapkan di Indonesia,” ia menjelaskan. Menyinggung masalah penjadwalan utang luar negeri yang diminta oleh pemerintah Indonesia, Hattori mengatakan, “Indonesia mungkin menginginkan ‘write off’, tetapi ini tidak baik,” ujarnya. Ia mengatakan, Indonesia harus punya pendirian dalam melaksanakan pembangunan bangsa dan itu adalah pertolongan yang aman. Indonesia harus lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah-masalahnya. “Kami ingin pertolongan yang kami berikan adalah ‘safe help’. Kami hanya mendukung, menuntun saja. Bukan kami yang melaksanakan pembangunan di Indonesia tapi Indonesia sendiri. Sekali lagi, kami hanya menuntun,” Hattori menegaskan. Namun begitu, pihaknya menyadari bahwa pasca tahun 1997/1998 adalah masa reformasi. Untuk itu pihaknya akan bersabar, karena menyadari sepenuhnya bahwa dalam melakukan proses perubahan dalam skala yang besar memang membutuhkan waktu yang lama. (Purwani Diyah Prabandari/Fitri Oktarini)

Berita terkait

Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan

2 menit lalu

Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan

Pengamat politik menilai, gagasan Presidential Club Prabowo mungkin saja hasil dari melihat transisi kepemimpinan Indonesia yang seringkali ada ketegangan.

Baca Selengkapnya

Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Mental

4 menit lalu

Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Mental

Penelitian menyebut cuaca panas ekstrem dapat berdampak besar pada kesehatan mental. Berikut berbagai dampaknya.

Baca Selengkapnya

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

5 menit lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

Kampus Ini Buka Seleksi Mandiri Pakai Skor UTBK SNBT 2024 dan Tes di 5 Kota

11 menit lalu

Kampus Ini Buka Seleksi Mandiri Pakai Skor UTBK SNBT 2024 dan Tes di 5 Kota

UM membuka seleksi mandiri dengan memanfaatkan skor UTBK dan tes mandiri di Malang, Jakarta, Yogyakarta, Makasar dan Balikpapan.

Baca Selengkapnya

The Papandayan Bandung Merayakan Ulang Tahun ke-34 dengan Penawaran Spesial

15 menit lalu

The Papandayan Bandung Merayakan Ulang Tahun ke-34 dengan Penawaran Spesial

Wujud apresiasi bagi para tamu dan masyarakat yang telah berbagi pengalaman berkesan dengan The Papandayan selama 34 tahun.

Baca Selengkapnya

Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

15 menit lalu

Pembicaraan Damai Hamas dan Israel Dimulai Lagi

Hamas tak berharap banyak pada pembicaraan damai kali ini karena Israel masih bersikukuh pada sikapnya yang tak mau mengakhiri perang Gaza.

Baca Selengkapnya

Sahira Butik Hotel Pakuan Memenangkan Penghargaan "The Exceptional Guest Experience Value 2023"

15 menit lalu

Sahira Butik Hotel Pakuan Memenangkan Penghargaan "The Exceptional Guest Experience Value 2023"

Sahira Butik Hotel Pakuan telah memenangkan hati para pengguna Traveloka.

Baca Selengkapnya

Girona Lolos ke Liga Champions Musim Depan, Michel: Kami Telah Mencetak Sejarah

15 menit lalu

Girona Lolos ke Liga Champions Musim Depan, Michel: Kami Telah Mencetak Sejarah

Pelatih Michel Sanchez memuji para pemain Girona yang telah mencetak sejarah karena untuk pertama kalinya berhasil lolos ke Liga Champions.

Baca Selengkapnya

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

30 menit lalu

Bandara AH Nasution Sumut Senilai Rp 434,5 Miliar Rampung Dibangun, Menhub: Bisa Tingkatkan Ekonomi Daerah

Proyek pembangunan bandara AH Nasution ini mulai dibangun pada 2020 dengan anggaran sebesar Rp 434,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Sebut Cuaca Panas Juga Berdampak pada Layanan Kesehatan

35 menit lalu

Guru Besar FKUI Sebut Cuaca Panas Juga Berdampak pada Layanan Kesehatan

Bukan hanya masyarakat biasa, cuaca panas juga berpotensi menghambat tenaga medis memberikan layanan kesehatan pada masyarakat.

Baca Selengkapnya