Taliban Batal Buka Sekolah untuk Murid Perempuan, Siswi Pulang sambil Menangis

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 23 Maret 2022 14:15 WIB

Anak perempuan di kelas sekolah dasar di Kabul, Afghanistan, 25 Oktober 2021. REUTERS/Zohra Bensemra/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta - Taliban tiba-tiba membatalkan rencana membuka sekolah menengah untuk murid perempuan, dengan mengatakan mereka menunggu konsep pendidikan sesuai hukum Islam yang sedang disusun.

Guru dan siswa dari tiga sekolah menengah di sekitar ibu kota Kabul mengatakan para murid perempuan telah kembali ke sekolah dengan gembira pada Rabu pagi, 23 Maret 2022, tetapi diperintahkan untuk pulang. Mereka mengatakan banyak siswa pulang sambil menangis.

"Kami semua kecewa dan kami semua benar-benar putus asa ketika kepala sekolah memberi tahu kami, dia juga menangis," kata seorang siswa, yang tidak disebutkan namanya karena alasan keamanan.

Terakhir kali Taliban memerintah Afghanistan, dari tahun 1996 hingga 2001, mereka melarang pendidikan perempuan dan sebagian besar pekerjaan.

Komunitas internasional telah menjadikan pendidikan anak perempuan sebagai tuntutan utama untuk pengakuan masa depan pemerintahan Taliban, yang mengambil alih negara itu pada Agustus 2021 ketika pasukan asing menarik diri.

Advertising
Advertising

Kementerian Pendidikan pekan lalu mengumumkan bahwa sekolah untuk semua siswa, termasuk anak perempuan, akan dibuka di seluruh negeri pada Rabu ini setelah berbulan-bulan pembatasan pendidikan untuk anak perempuan usia sekolah menengah.

Pada Selasa malam, juru bicara Kementerian Pendidikan merilis video ucapan selamat kepada semua siswa atas kembalinya mereka ke kelas.

Namun pada hari Rabu, Kementerian Pendidikan mengumumkan bahwa sekolah untuk anak perempuan akan ditutup sampai rencana disusun sesuai dengan hukum Islam dan budaya Afghanistan.

"Kami memberi tahu semua sekolah menengah perempuan dan sekolah-sekolah yang memiliki siswa perempuan di atas kelas enam bahwa mereka libur sampai pengumuman berikutnya," kata pemberitahuan itu seperti dikutip Bakhtar News, kantor berita pemerintah.

Juru bicara Kementerian Pendidikan tidak menanggapi panggilan dan pesan yang meminta komentar. Sebuah sumber pemerintahan Taliban mengkonfirmasi kepada Reuters bahwa sekolah untuk anak perempuan di Kabul akan ditutup untuk saat ini, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Taliban sedang berusaha untuk menjalankan negara sesuai dengan interpretasinya terhadap hukum Islam sementara pada saat yang sama mengakses miliaran dolar bantuan yang sangat dibutuhkan untuk mencegah kemiskinan dan kelaparan yang meluas.

"Mendengar laporan yang meresahkan bahwa siswi di atas kelas enam tidak akan dipanggil kembali ke sekolah oleh pihak berwenang, jika benar, apa alasannya?" kata Deborah Lyons, kepala misi PBB untuk Afghanistan (UNAMA) dalam sebuah Tweet.

Berita terkait

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

16 jam lalu

Ungkap Kejahatan Perang Australia di Afghanistan, Tentara Divonis Hampir Enam Tahun Penjara

Pengadilan Australia menjatuhkan hukuman hampir enam tahun penjara kepada eks pengacara militer yang ungkap tuduhan kejahatan perang di Afghanistan

Baca Selengkapnya

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

1 hari lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

1 hari lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

1 hari lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Gilad Erdan Dubes Israel Sobek Salinan Piagam PBB Usai Voting Status Palestina, Ini Profilnya

1 hari lalu

Gilad Erdan Dubes Israel Sobek Salinan Piagam PBB Usai Voting Status Palestina, Ini Profilnya

Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan merobek salinan Piagam PBB, memprotes pemungutan suara resolusi yang mendukung keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Staf PBB Tewas Diserang Israel di Rafah, Guterres Minta Penyelidikan Penuh

1 hari lalu

Staf PBB Tewas Diserang Israel di Rafah, Guterres Minta Penyelidikan Penuh

Seorang staf PBB tewas di Rafah setelah kendaraannya ditabrak saat sedang melakukan perjalanan ke sebuah rumah sakit.

Baca Selengkapnya

Donor Internasional Janjikan Bantuan Lebih dari Rp32 Triliun untuk Gaza

1 hari lalu

Donor Internasional Janjikan Bantuan Lebih dari Rp32 Triliun untuk Gaza

Sebuah konferensi donor internasional di Kuwait menjanjikan bantuan lebih dari US$2 miliar atau sekitar Rp32 triliun ke Gaza

Baca Selengkapnya

Inilah Daftar 143 Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

2 hari lalu

Inilah Daftar 143 Negara yang Mendukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Ada sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota PBB, termasuk Indonesia. Berikut daftarnya.

Baca Selengkapnya

Banjir Musnahkan Desa-desa di Afghanistan, Korban Tewas Jadi 315 Orang

3 hari lalu

Banjir Musnahkan Desa-desa di Afghanistan, Korban Tewas Jadi 315 Orang

Afghanistan dilanda banjir parah yang menyapu desa-desa dan menyebabkan ribuan orang mengungsi.

Baca Selengkapnya

Daftar 9 Negara yang Menolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Tetangga Indonesia

3 hari lalu

Daftar 9 Negara yang Menolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Tetangga Indonesia

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara abstain.

Baca Selengkapnya