Rusia Klarifikasi Serang Pusat Perbelanjaan di Ukraina

Reporter

Tempo.co

Selasa, 22 Maret 2022 12:00 WIB

Tim penyelamat bekerja di sisa-sisa bangunan yang rusak akibat penembakan, saat invasi Rusia ke Ukraina berlanjut, di Kharkiv, Ukraina 18 Maret 2022. REUTERS/Oleksandr Lapshyn

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia pada Senin, 21 Maret 2022, mengklarifikasi bahwa benar mereka telah menyerang sebuah pusat perbelanjaan di Ibu Kota Kyiv dengan senjata jarak jauh. Alasannya, mal itu sudah digunakan sebagai tempat penyimpanan roket dan tempat pengisian ulang (senjata) bagi tentara Ukraina.

Mal Kyiv diserang pada Minggu, 20 Maret 202, yang menewaskan setidaknya delapan orang. Hantaman bom ke pusat perbelanjaan itu, juga membuat gedung-gedung di sekitarnya sampai retak dan muncul kepulan asap di antara puing-puing bangunan.

Dahsyatnya hantaman bom itu, juga bisa terlihat dari mobil-mobil yang terbakar hingga rangkanya yang bengkok, padahal kendaraan itu letaknya ratusan meter dari TKP.

Advertising
Advertising

“Ada sejumlah area dekat pusat perbelanjaan, yang sebagian besar areanya digunakan sebagai tempat menyimpan amunisi roket dan pengisian ulang peluncur-peluncur roket,” kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Igor Konashenkov.

Sistem roket multi-peluncuran BM-30 Smerch (Tornado) diyakini sebagai senjata Rusia yang menembakkan roket dengan hulu ledak cluster-bom ke warga sipil Ukraina. Smerch telah beroperasi sejak 1987 dan pada saat itu merupakan salah satu sistem roket paling mematikan di dunia. Foto : 19fortyfive

Konashenkov mengkonfirmasi sejumlah senjata jarak jauh pada malam tanggal 21 Maret 2022, telah menghancurkan sebuah battery peluncur dan sebuah tempat penyimpanan amunisi. Pusat perbelanjaan itu, juga di konfirmasikannya sudah tidak berfungsi lagi sebagai mana mustinya sebelum diserang Rusia.

Konashenkov menunjukkan rekaman video, yang disebutnya memperlihatkan Ukraina telah menggunakan mal itu sebagai pusat penyimpanan senjata dan tempat pengisian ulang bahan bakar.

Invasi Rusia ke Ukraina telah menewaskan ribuan orang, membuat hampir 10 juta warga mengungsi. Invasi ini juga telah menimbulkan kekhawatiran kalau Rusia dan Amerika Serikat bakal berkonfrontasi.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan operasi militer khusus yang mereka lakukan di Ukraina adalah hal yang perlu dilakukan. Sebab Amerika Serikat telah menggunakan Ukraina untuk mengancam Rusia. Bukan hanya itu, Rusia pun harus membela warga Ukraina yang berbicara bahasa Rusia dari pembantaian.

Sumber: Reuters

Baca juga: Ukraina Tolak Ultimatum Rusia untuk Serahkan Mariupol

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

7 jam lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

DPR Amerika Serikat Minta Joe Biden Kirim Senjata ke Israel

1 hari lalu

DPR Amerika Serikat Minta Joe Biden Kirim Senjata ke Israel

DPR AS meloloskan RUU yang akan mendesak Joe Biden untuk memulai lagi pengiriman senjata ke Isreal.

Baca Selengkapnya

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

1 hari lalu

Adik Kim Jong Un Pastikan Tak ada Transfer Senjata dengan Rusia

Kim Yo Jong adik Kim Jong Un menyangkal tuduhan Amerika Serikat dan Korea Selatan kalau senjata Korea Utara digunakan dalam perang Ukraina

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

2 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

2 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

3 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

3 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

4 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya