MA Inggris Tolak Permohonan Kasasi Julian Assange Soal Ekstradisi

Reporter

Tempo.co

Selasa, 15 Maret 2022 10:00 WIB

Pendiri WikiLeaks Julian Assange berpidato di balkon Kedutaan Besar Ekuador, di pusat kota London, Inggris 5 Februari 2016. [REUTERS / Peter Nicholls]

TEMPO.CO, Jakarta -Pendiri WikiLeaks Julian Assange tidak diizinkan mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung (MA) Inggris guna menantang sebuah putusan pengadilan untuk mengekstradisinya ke Amerika Serikat.

"Permohonannya telah ditolak oleh Mahkamah Agung dan alasan yang diberikan adalah permohonan itu tidak menimbulkan poin hukum yang dapat diperdebatkan," kata seorang juru bicara MA seperti dilansir Aljazeera Selasa 15 Maret 2022.

Pihak berwenang AS menginginkan Assange, pria kelahiran Australia, untuk menghadapi sidang. Pria berusia 50 tahun itu menghadapi 18 poin dakwaan di AS terkait pembocoran dokumen militer dan kabel diplomatik, yang menurut Washington membahayakan keselamatan banyak orang. Jika diekstradisi, Assange menghadapi ancaman hukuman ratusan tahun hingga seumur hidup.

Pada Desember lalu, Pengadilan Tinggi di London membatalkan putusan pengadilan lebih rendah yang memutuskan Assange sebaiknya tidak diekstradisi karena masalah kesehatan mental. Assange dinilai berisiko melakukan bunuh diri jika diekstradisi ke pengadilan AS yang menerapkan sel isolasi.

Para hakim Pengadilan Tinggi kemudian menolak memberi Assange izin untuk melakukan kasasi ke MA. Pengadilan Tinggi menyerahkan sepenuhnya kepada MA apakah akan mendengarkan upaya hukumnya.

Advertising
Advertising

Keputusan ekstradisi itu kini perlu diratifikasi oleh menteri dalam negeri Inggris Priti Patel. WikiLeaks menulis di akun Twitter-nya, "Kasusnya sekarang pindah ke @UKHomeSecretary Priti Patel untuk mengesahkan ekstradisi."

Setelah itu Assange bisa mencoba mengajukan banding atas keputusan itu lewat tinjauan yuridis. Tinjauan yuridis melibatkan seorang hakim yang akan memeriksa legitimasi keputusan sebuah badan publik.

Barry Pollack, pengacara Assange yang berbasis di AS, mengatakan kecewa karena MA Inggris tidak mau mendengarkan banding."Assange akan melanjutkan proses hukum melawan ekstradisinya ke Amerika Serikat untuk menghadapi tuntutan pidana karena menerbitkan informasi yang benar dan layak diberitakan," katanya.

Assange menghabiskan tujuh tahun di kedutaan Ekuador di London untuk menghindari dipindahkan ke Swedia atas tuduhan pelecehan seksual. Namun, ia ditangkap ketika terjadi perubahan pemerintahan di Quito dan perlindungan diplomatiknya dihapus.

Baca juga: Pendiri WikiLeaks Bisa Bawa Kasusnya ke MA untuk Hindari Ekstradisi ke AS

SUMBER: ALJAZEERA

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

7 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

7 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

7 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Jelajah Lokasi Syuting Baby Reindeer dari Edinburgh hingga London

8 jam lalu

Jelajah Lokasi Syuting Baby Reindeer dari Edinburgh hingga London

Baby Reindeer tidak hanya menarik dari sisi cerita, lokasi syutingnya seolah mengajak penonton berkeliling Edinburgh hingga London

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

8 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

10 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

11 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

1 hari lalu

RI - Inggris Berkomitmen Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Pemerintah Indonesia bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris Greg Hands MP untuk membahas sejumlah kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

2 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya