TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan sekitar 500-600 tentara Rusia telah menyerah pada Pasukan Ukraina, Jumat, 11 Februari 2022. Menurut Zelensky, angka yang muncul bisa saja tidak terlalu tepat, karena data senantiasa masih terus berubah.
Sejak invasi
Rusia yang dimulai lebih dari dua pekan lalu, Zelensky mengatakan sekitar 1.300 tentara negaranya telah tewas. Ia menyampaikan statistik ini saat jumpa pers pada Sabtu, 12 Maret 2022.
Zelensky mengklaim Rusia telah kehilangan sekitar 12.000 orang. Kremlin sendiri belum memperbarui angkanya sejak 2 Maret, yang menyebut telah kehilangan hampir 500 tentaranya. "Ini rasio satu banding sepuluh, tapi itu tidak membuat saya bahagia," kata Zelensky dilansir dari The Moscow Times, Minggu, 13 Maret 2022.
Pasukan Rusia meningkatkan tekanan ke kota Kyiv pada Sabtu, dengan menghantamkam roket ke bandara di kota Vasylkiv. Walikota Vasylkiv, Natalia Balasynovych, mengatakan, depot minyak di wilayahnya juga terkena gempuran dan terbakar.
Walikota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan pada hari Sabtu, wilayahnya memperkuat pertahanan dan menimbun makanan dan obat-obatan.
Kota pelabuhan selatan Mariupol memasuki masa kritis. Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba menyebut Mariupol mengalami bencana kemanusiaan terburuk di planet ini, dengan lebih dari 1.500 warga sipil tewas dalam 12 hari.
Pemerintah juga melakukan upaya baru untuk memasok bantuan ke Mariupol yang hancur dan warganya serba kekurangan bahan logistik.
Sementara itu, Pemerintah Ukraina juga melaporkan daerah sipil di kota-kota lainnya masih dipukul Rusia. Pinggiran barat laut ibu kota, termasuk Irpin dan Bucha, telah dibombardir habis-habisan. Kendaraan lapis baja Rusia juga bergerak maju di tepi timur laut.
Invasi Rusia terhadap Ukraina telah berlangsung sejak 24 Februari 2022. Konflik terus memburuk dan belum ada solusi yang dicapai atas krisis ini.
Ukraina adalah negara bekas pecahan Uni Soviet, yang ingin menjadi anggota
NATO dan Uni Eropa. Tindakan Ukraina itu, dipandang Moskow bisa mengancam keamanan dan pengaruh Rusia.
The Independent, The Moscow Times, Politico