Biden Hentikan Impor Minyak dari Rusia, Sekutu Belum Ambil Keputusan

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 9 Maret 2022 08:25 WIB

Presiden AS Joe Biden melambai saat meninggalkan restoran Hamilton tempat ia makan siang bersama cucunya Finnegan Biden, Naomi Biden, dan Peter Neal di Washington, AS, 19 Februari 2022. REUTERS/Joshua Roberts

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joe Biden mengumumkan larangan impor minyak Rusia dan energi lainnya sebagai sanksi atas invasi ke Ukraina, meskipun akan menaikkan harga energi di Amerika Serikat.

"Kami melarang semua impor energi minyak dan gas Rusia," kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih, Selasa, 8 Maret 2022, seperti dilaporkan Reuters.

"Itu berarti minyak Rusia tidak akan lagi diterima di pelabuhan AS dan rakyat Amerika akan memberikan pukulan kuat lainnya ke mesin perang (Presiden Rusia Vladimir) Putin."

Harga minyak melonjak karena berita tersebut, dengan minyak mentah Benchmark Brent LCOc1 untuk Mei naik 5,4% menjadi $129,91 per barel.

Biden bersama sekutu di Eropa, yang jauh lebih bergantung pada minyak Rusia, mengisolasi ekonomi Rusia yang padat energi dan Putin.

Advertising
Advertising

Inggris mengumumkan sesaat sebelum pernyataan Biden bahwa mereka akan menghentikan impor minyak dan produk minyak Rusia pada akhir 2022. Negara Sekutu lain belum memutuskan, karena mereka sangat bergantung pada minyak dan gas Rusia.

Biden mengatakan sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat dan sekutunya menyebabkan ekonomi Rusia bergolak. Dia mengatakan langkah terbaru telah dilakukan melalui konsultasi erat dengan sekutu dan mitra di seluruh dunia.

Amerika Serikat mengimpor rata-rata lebih dari 20,4 juta barel minyak mentah dan produk olahan per bulan dari Rusia pada 2021, sekitar 8% dari impor bahan bakar cair AS, menurut Administrasi Informasi Energi.

Larangan tersebut diperkirakan akan membuat harga bensin yang sudah tinggi dan inflasi melonjak. Amerika Serikat juga mengimpor sejumlah kecil batu bara dari Rusia.

Biden memperkirakan harga akan naik lebih jauh sebagai akibat dari "perang Putin" tetapi berjanji melakukan semua yang dia bisa untuk meminimalkan dampak pada rakyat Amerika.

Dia juga memperingatkan perusahaan-perusahaan gas AS agar tidak mengeksploitasi situasi untuk mengambil keuntungan.

Berikutnya: Dampak ke Rusia tidak besar

<!--more-->

Sebelumnya, Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengungatkan, harga minyak bisa naik ke lebih dari 300 dolar AS per barel jika Amerika Serikat dan Uni Eropa melarang impor minyak mereka secara bersama-sama.

"Sangat jelas bahwa penolakan terhadap minyak Rusia akan menyebabkan konsekuensi bencana bagi pasar global," kata Novak dalam sebuah pernyataan video yang disiarkan televisi pemerintah Rusia.
Karena hanya AS yang melakukan boikot atas minyak Rusia, dampaknya tidak terlalu signifikan bagi Moskow.
Rusia adalah produsen minyak bumi terbesar ketiga setelah AS dan Arab Saudi, Mereka mengekspor hampir 5 juta barel per hari minyak mentah pada tahun 2020, menurut Administrasi Informasi Energi AS. Hampir setengah dari ekspor tersebut ke negara-negara Eropa, sedangkan 42% ke Asia dan Oseania, demikian dilaporkan barrons.com.
Menurut Abcnews, ekspor minyak Rusia ke AS hanya 245 juta barel pada tahun 2021, yaitu sekitar 672.000 barel minyak dan produk minyak per hari.

Karena jumlah minyak yang diimpor AS dari Rusia sedikit, Rusia berpotensi menjual minyak itu di tempat lain, mungkin ke Cina atau India. Namun, mungkin harus menjualnya dengan diskon besar-besaran, karena semakin sedikit pembeli yang menerima minyak Rusia.

Jika Rusia akhirnya ditutup dari pasar global, negara-negara seperti Iran dan Venezuela mungkin "diterima kembali" sebagai sumber minyak, kata Claudio Galimberti, seorang analis di Rystad Energy. Sumber tambahan seperti itu, pada gilirannya, berpotensi menstabilkan harga.

Berita terkait

China Kembali Impor Makanan Laut dari Jepang Usai Pembuangan Limbah Fukushima

16 jam lalu

China Kembali Impor Makanan Laut dari Jepang Usai Pembuangan Limbah Fukushima

China akan "secara bertahap melanjutkan" impor makanan laut dari Jepang, menyusul pelepasan air limbah radioaktif dari PLTN Fukushima

Baca Selengkapnya

Donald Trump: Kaum Yahudi akan Disalahkan Jika Saya Kalah dari Kamala Harris

17 jam lalu

Donald Trump: Kaum Yahudi akan Disalahkan Jika Saya Kalah dari Kamala Harris

Donald Trump mengatakan bahwa para pemilih Yahudi-Amerika akan ikut disalahkan jika ia kalah dalam pilpres dari Kamala Harris

Baca Selengkapnya

USAID Menyelenggarakan Pameran Magang dan Kerja

23 jam lalu

USAID Menyelenggarakan Pameran Magang dan Kerja

USAID akan menyelenggarakan Pameran Magang dan Karier di Ritz-Carlton Pacific Place dan @america di Jakarta

Baca Selengkapnya

Rencana Pertemuan Donald Trump dan Presiden Polandia Dikabarkan Batal

1 hari lalu

Rencana Pertemuan Donald Trump dan Presiden Polandia Dikabarkan Batal

Jika rencana ini terwujud, maka ini akan menjadi kejadian langka kepala negara asing muncul bersama calon presiden Amerika Serikat dalam masa kampanye

Baca Selengkapnya

Teror Lewat Pager dan Walkie Talkie di Lebanon, Dosen Binus Bandingkan dengan Serangan Stuxnet ke Iran

1 hari lalu

Teror Lewat Pager dan Walkie Talkie di Lebanon, Dosen Binus Bandingkan dengan Serangan Stuxnet ke Iran

Dugaan teror di Lebanon dengan serangan Stuxnet ke Iran disebutnya memiliki karakter yang berbeda 180 derajat. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Teror di Lebanon, Ini Fungsi dan Cara Kerja serta Aplikasi Walkie Talkie

1 hari lalu

Teror di Lebanon, Ini Fungsi dan Cara Kerja serta Aplikasi Walkie Talkie

Lebih dari penyeranta, walkie talkie masih luas digunakan hingga saat ini. Nilai penjualannya pada 2023 lalu sebesar 6,45 miliar dolar Amerika.

Baca Selengkapnya

Ketahui Perbedaan Antara CIA dan FBI, Apa Tugas Keduanya di Amerika Serikat?

1 hari lalu

Ketahui Perbedaan Antara CIA dan FBI, Apa Tugas Keduanya di Amerika Serikat?

Central Intelligence Agency (CIA) sering disamakan dengan The Federal Bureau of Investigation (FBI). Apa beda keduanya?

Baca Selengkapnya

3 Fakta Warga Rusia Hilang Di Gunung Rinjani

1 hari lalu

3 Fakta Warga Rusia Hilang Di Gunung Rinjani

Seorang WNA asal Rusia dinyatakan hilang saat mendaki Gunung Rinjani. Ia diduga mendaki secara ilegal

Baca Selengkapnya

Sean Diddy Combs, Ikon Hiphop yang Kontroversial

1 hari lalu

Sean Diddy Combs, Ikon Hiphop yang Kontroversial

Sean Diddy Combs, rapper, musisi hiphop, produser, sekaligus pengusaha ini tengah menghadapi berbagai kontroversi.

Baca Selengkapnya

Percobaan Pembunuhan Donald Trump Lagi, Berikut Fakta-faktanya

2 hari lalu

Percobaan Pembunuhan Donald Trump Lagi, Berikut Fakta-faktanya

Terduga pelaku upaya pembunuhan Donald Trump di lapangan golf, belakangan diketahui bernama Ryan W Routh berusia 58 tahun. Apa motifnya?

Baca Selengkapnya