25 Februari Tanggal Keramat Presiden Korea Selatan, Mengapa?

Reporter

Tempo.co

Jumat, 25 Februari 2022 15:16 WIB

Presiden Korea Selatan Park Geun-hye dipenjara sejak Maret dan diadili karena korupsi sejak Mei 2017. AP

TEMPO.CO, Jakarta - Korea Selatan populer dengan produk kecantikan dan industri hiburan sepeti drakor dan K-pop. Negara di Asia Timur ini, bersebelahan dengan Korea Utara, keduanya sempat bersatu sebagai sebuah negara hingga akhirnya terpecah pada 1948.

Sama halnya Indonesia, Kepala negara Korea Selatan adalah seorang presiden yang dipilih langsung oleh rakyat untuk masa jabatan lima tahun. Uniknya, setidaknya enam Presiden Korea Selatan dilantik pada tanggal dan bulan yang sama, 25 Februari. Siapa sajakah mereka? berikut adalah daftar presiden Korea Selatan yang dilantik pada 25 Februari itu.

  1. Roh Tae-woo

Setelah selama bertahun-tahun menjabat sebagai pemimpin militer, Roh Tae-woo yang lahir pada 4 Desember 1932 akhirnya aktif berkecimpung di pemerintahan Korea Selatan. Ia menjabat sebagai presiden Korea Selatan ke-13 sejak 1988 hingga 1993. Roh Tae-woo menggantikan Chun Doo Hwan, mantan diktator sekaligus mantan presiden Korea Selatan sebelumnya.

Dikutip dari Britannica, sebelum menjadi presiden, ia memegang beberapa pos penting tentara seperti komandan Komando Keamanan Ibukota pada tahun 1979 dan Komando Keamanan dan Pertahanan pada tahun 1980. Setelah pensiun dari militer pada bulan Juli 1981, Roh menerima tawaran Chun dari jabatan menteri negara untuk keamanan nasional dan urusan luar negeri.

Kemudian ia juga menjabat sebagai menteri olahraga, menteri dalam negeri, dan presiden Komite Penyelenggara Olimpiade Seoul. Setelah itu, pada tahun 1985, ia bergabung dengan salah satu partai dan menjadi pemimpin. Roh berhasil mengalahkan Chun, dan memenangkan pemilihan. Ia dilantik pada 25 Februari 1988.

  1. Kim Young Sam
Advertising
Advertising

Kim Young Sam adalah Presiden Korea Selatan periode 25 Februari 1993 hingga 25 Februari 1998. Ia menjadi presiden sipil pertama di Korea Selatan setelah sebelumnya, pemimpin Korea Selatan dijalankan dengan sistem kediktatoran.

Presiden Korea Selatan ke-14 yang dilantik pada 25 Februari 1993 tersebut pernah memimpin kampanye anti korupsi besar-besaran yang mengakibatkan penangkapan dua pendahulunya.

Ia lahir dari keluarga pengusaha ikan yang kaya di Geoje, Gyeongsang Selatan (sekarang berada di kawasan Korea Selatan). Young Sam mengenyam pendidikan di Universitas Nasional Seoul pada tahun 1952 dengan gelar Bachelor of Arts di bidang filsafat.

Kemudian, ia bertugas di angkatan bersenjata Korea Selatan selama Perang Korea. Lalu pada tahun 1954 ia terpilih menjadi anggota Majelis Nasional Korea Selatan mewakili Geoje dan Busan. Ia juga dikenal sebagai anggota parlemen termuda, yaitu di usia yang ke-26 tahun. Namanya semakin menonjol di Partai Reunifikasi Demokratik dan memimpin di sana.

Pada pemilihan umum presiden secara demokrasi langsung untuk pertama kalinya, Kim Young-Sam berhasil mengalahkan Dae Jung dan akhirnya ialah yang menggantikan kedudukan Rho, presiden sebelumnya.

Kim Young-Sam menjadi presiden hingga masa jabatannya habis pada tahun 1997 yang kemudian digantikan oleh Kim Dae-Jung, oposisi pertamanya.

  1. Kim Dae Jung

Presiden Kim Dae-jung lahir pada 3 Desember 1925 di sebuah desa kecil di sebuah pulau di pantai barat daya Korea Selatan. Ia lulus dari sekolah menengah komersial pada tahun 1943.

Ketika Pemerintahan Syngman Rhee (1948-1960) mulai semakin diktator, ia memutuskan untuk terjun ke dunia politik. Ia terpilih menjadi anggota Majelis Nasional dalam dua pemilihan pada tahun 1961. Ketika terpilih lagi di Majelis Nasional pada tahun 1963, ia mulai muncul sebagai pemimpin junior di dalam partainya sendiri.

DaeJung menjabat sebagai juru bicara Partai Demokrat pada tahun 1965 dan menjadi ketua Komite Perencanaan Kebijakan partai pada tahun berikutnya.

Pada bulan Desember 1997, ia terpilih menjadi Presiden Korea Selatan ke-15, memenangkan 40,3 persen suara. Ia dilantik sebagai Presiden ke delapan Republik Korea.

  1. Roh Moo Hyun

Roh Moo Hyun lahir pada 6 Agustus 1946 di Gimhae, dekat Pusan. Ia lahir dari keluarga miskin, Roh Moo Hyun juga sempat bekerja sebagai penjaga malam di salah satu sekolah menengah dan kemudian bertugas di militer (1968–1971).

Meskipun tidak mengenyam bangku kuliah, ia bisa lulus ujian pengacara pada 1975. Akhirnya, ia diangkat menjadi hakim pada 1977 dan kemudian menjadi pengacara hak asasi manusia yang sangat dihormati, dan membela mahasiswa pemrotes yang dituduh pro-komunis.

Pada Desember 2002, Roh mengalahkan Lee Hoi-Chang dalam pemilihan presiden. Ia berhasil mendapatkan 48,9 persen suara, sedangkan pesaingnya, Lee sebesar 46,6 persen. Jadilah ia Presiden Korea Selatan ke-16.

Setelah menjabat pada Februari 2003, Roh menghadapi kegoyahan ekonomi negara dan kerusuhan buruh. Ia juga sempat diselidiki atas dugaan penyuapan. Hingga akhirnya pada Mei 2009 ia bunuh diri dengan melompat dari tebing.

  1. Lee Myung Bak

Lee Myung-Bak yang lahir pada 19 Desember 1941 di Saka, Jepang adalah seorang eksekutif bisnis dan politikus Korea Selatan yang menjadi presiden dari 2008 hingga 2013. Sebelumnya ia menjabat sebagai Walikota Seoul (2002–2006).

Menurut Nobel Prize, Lee lahir di masa perang Jepang dan merupakan anak kelima dari tujuh bersaudara. Masa kecilnya penuh perjuangan, lantaran ia lahir dari keluarga miskin. Ia mendaftar di Universitas Korea di Seoul pada 1961. Seluruh biaya kuliahnya ditanggung sendiri dengan bekerja sebagai pemulung.

Ia sempat dipenjara pada 1964 karena berpartisipasi dalam aksi protes terhadap normalisasi hubungan antara Korea Selatan dan Jepang.

Lee Myung Bak akhirnya kembali ke Korea Selatan dan terpilih sebagai walikota Seoul pada 2002. Pemerintahannya berfokus pada peningkatan kelayakan huni kawasan pusat bisnis, terutama pada bisnis kecantikan.

  1. Park Geun-hye

Park Geun-hye adalah presiden perempuan pertama di Korea Selatan. Presiden Korsel ke-18 dari 2013 hingga 2017. Wanita kelahiran Daegu pada 2 Februari 1952 itu merupakan lulusan sarjana teknik elektro dari Universitas Sogang (1974).

Pada 1998 Park mencalonkan diri dalam pemilihan Majelis Nasional untuk mewakili distrik Talsng (Dalseong) (wilayah Taegu) sebagai kandidat dari Partai Nasional Besar yang konservatif. Kemudian, ia terpilih kembali untuk empat periode selanjutnya sebagai perwakilan di Majelis Nasional (1998–2012).

Karir Park Geun-hye pernah mengalami kemunduran pada2007 ketika dia kalah dalam nominasi presiden partai dari Lee Myung-Bak. Namun, pada tahun 2011, ia ditunjuk untuk mengepalai “komite darurat” ad hoc yang mempelopori reformasi Partai Nasional Besar.

RISMA DAMAYANTI

Baca: Pengadilan Kuatkan Vonis 20 tahun Penjara Mantan Presiden Korea Selatan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kasus Suap Tas Dior Istri Presiden Korsel, Jaksa Agung Perintahkan Penyelidikan

4 jam lalu

Kasus Suap Tas Dior Istri Presiden Korsel, Jaksa Agung Perintahkan Penyelidikan

Suap tas Dior istri Presiden Korsel yang mengguncang membuat jaksa agung turun tangan. Tim dibentuk untuk menyelidiki kasus ini.

Baca Selengkapnya

3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

7 jam lalu

3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

Korea Tourism Organization mencatat 902 pengaduan dari wisatawan selama tahun 2023

Baca Selengkapnya

Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju

1 hari lalu

Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju

Gregoria Mariska Tunjung terus merebut poin di Uber Cup 2024

Baca Selengkapnya

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

2 hari lalu

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

Tragedi Itaewon Hallowen 2022 merupakan tragedi kelam bagi Korea Selatan dan baru-baru ini parlemen meloloskan RUU untuk selidiki kasus tersebut

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Bawa Indonesia Unggul 1-0 atas Korea Selatan

2 hari lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Bawa Indonesia Unggul 1-0 atas Korea Selatan

Anthony Sinisuka Ginting sukses menyudahi perlawanan sengit tunggal putra Korea Selatan Jeon Heyok Jin pada babak perempat final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

3 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

3 hari lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

3 hari lalu

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

Dalam kontrak barunya di Red Sparks, Megawati Hangestri bakal mendapat kenaikan gaji menjadi US$ 150 ribu per musim.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

5 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya