Bendera Rusia Tidak Berkibar Lagi di Ibu Kota Ukraina, Diplomat Dievakuasi

Reporter

Daniel Ahmad

Kamis, 24 Februari 2022 08:30 WIB

Warga berjalan menuju bus saat separatis yang didukung Rusia mengevakuasi penduduk setempat di kota Donetsk, Ukraina 18 Februari 2022. Pemimpin separatis di Donetsk Denis Pushilin menuduh Ukraina bersiap untuk menyerang kedua wilayah segera. REUTERS/Alexander Ermochenko

TEMPO.CO, Jakarta -Rusia sudah mulai mengevakuasi perwakilannya di Ukraina pada Rabu pagi, 23 Februari 2022, demikian cuitan dari akun Twitter Stasiun TV Russia Today. Diplomat yang diungsikan di Kyiv termasuk seluruh personel, tanpa kecuali.

RT juga membagikan sebuah video terkini seputar gedung kedutaan Rusia di Kyiv. Dalam gambar berdurasi sekira tujuh detik itu, tidak nampak sebuah bendera berwarna putih-biru-merah milik Rusia berkibar lagi.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Rusia pada Selasa, 22 Februari 2022, mengatakan pemindahan staf diplomat bertujuan untuk melindungi hidup mereka.

Menurut Kementerian Luar Negeri, para diplomat Rusia telah menerima ancaman. Kedutaan dan konsulatnya juga telah diserang berulang kali. "Ukraina telah jatuh lebih ke dalam kekacauan," kata pernyataan itu dilansir dari The Moscow Times pada Rabu, 23 Februari 2022.

Sejumlah negara-negara Barat telah memindahkan kedutaan besarnya dari Kyiv ke kota Lviv dekat perbatasan Polandia. Beberapa bulan terakhir Amerika Serikat dan sekutu baratnya menyatakan Rusia merencanakan serangan ke Ukraina.

Advertising
Advertising

Pengumuman evakuasi datang tak lama setelah majelis tinggi parlemen Rusia memberi izin kepada Putin untuk menggunakan tentara Rusia di luar negeri. Pada Senin, Putin mengakui wilayah Donetsk dan Lugansk yang dikuasai separatis di Ukraina timur sebagai wilayah yang independen.

Putin juga menandatangani perjanjian dengan kelompok separatis Ukraina dan membuka pintu bagi kehadiran militer Rusia di Ukraina, yang didukung Barat itu.

Ketegangan di perbatasan Rusia dengan Ukraina dalam beberapa hari ke belakang ini, memburuk menyusul adanya aksi oleh separatis pro-Rusia di kota Donetsk dan Luhansk. Amerika Serikat menilai langkah Rusia tersebut adalah suatu pertanda jika Moskow siap menyerang Kyiv, mengingat masih ada 150 ribu lebih pasukan mereka di perbatasan.

Amerika Serikat juga menganggap pengerahan tentara Rusia sebagai operasi penjaga perdamaian di Ukraina timur adalah "omong kosong" dan pengakuan Moskow atas daerah yang memisahkan diri sebagai bagian dari dalih invasi ke Ukraina.

Pernyataan keras Washington itu disampaikan ke Dewan Keamanan PBB, Selasa, 22 Februari 2022. "Konsekuensi tindakan Rusia "akan mengerikan - di seluruh Ukraina, Eropa, dan di seluruh dunia," kata Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, pada pertemuan darurat dewan yang beranggotakan 15 orang.

Baca juga: Rusia Evakuasi Diplomat dari Ukraina, Putin Siap Kerahkan Tentara ke Luar Negeri

SUMBER: RUSSIA TODAY | THE MOSCOW TIMES | REUTERS

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

2 jam lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

19 jam lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

19 jam lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

2 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

2 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

3 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

4 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya

Sengketa Laut Cina Selatan, Penasehat Keamanan Filipina Sarankan Usir Diplomat Cina

5 hari lalu

Sengketa Laut Cina Selatan, Penasehat Keamanan Filipina Sarankan Usir Diplomat Cina

Diplomat Cina disarankan angkat kaki dari Manila yang menggambarkan naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

6 hari lalu

Warga Negara Rusia Disarankan Tak Melancong ke Meksiko

Warga negara Rusia agar mempertimbangkan rencana melancong ke Meksiko setelah otoritas di sana menolak lebih banyak pelancong Rusia

Baca Selengkapnya

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

7 hari lalu

Rusia Ancam Prancis Akan Buru Tentaranya Jika Dikirim ke Ukraina

Rusia menemukan banyak warga negara Prancis yang tewas di Ukraina.

Baca Selengkapnya