Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 dosis ketiga kepada warga saat vaksinasi booster COVID-19 di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Selasa 25 Januari 2022. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kebut program vaksinasi booster atau dosis ketiga di wilayah Jabodetabek setelah mendeteksi adanya lonjakan kasus Omicron di Indonesia. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah riset oleh Badan Keamanan Kesehatan Inggris Raya UKHSA menemukan bahwa orang yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 lengkap cenderung tidak mengalami gejala berkepanjangan atau Long Covid setelah terinfeksi virus corona.
Penelitian itu menilik 15 studi nasional dan internasional mengenai dampak long Covid pada penderita infeksi Covid-19.
Delapan studi melihat efek vaksinasi yang dilakukan sebelum terjadi penularan dan menemukan bahwa penerima vaksin lebih kecil kemungkinannya mengalami gejala longCovid dibanding orang-orang yang belum divaksin.
"Riset-riset ini menambah potensi manfaat menerima vaksin Covid-19 lengkap. Vaksinasi merupakan cara terbaik untuk melindungi diri sendiri dari gejala parah ketika terinfeksi dan mungkin juga membantu mengurangi dampak jangka panjang," kata ketua vaksinasi UKHSA Mary Ramsay, Selasa, 15 Februari 2022.
"Bagi sebagian besar orang, gejalalongCovid berlangsung singkat dan sembuh seiring berjalannya waktu. Namun, bagi sejumlah orang gejala tersebut bisa menjadi lebih parah dan mengganggu kehidupan sehari-hari mereka. Apabila Anda mengalami gejala yang tak biasa, terutama selama lebih dari empat pekan setelah infeksi, Anda harus berpikir untuk menghubungi dokter."
Riset-riset itu membandingkan gejala longCovid sebelum dan sesudah vaksinasi. Dari situ ditemukan bahwa gejala penerima vaksin yang terpapar virus membaik ketimbang kondisi memburuk yang dialami orang-orang yang tidak divaksin.
Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) menyebutkan studi tersebut menjadi pengingat penting tentang kekuatan dan manfaat vaksin dalam mencegah virus dan mencegah layanan kesehatan kewalahan akibat lonjakan dan gelombang pandemi sebelum peluncuran vaksin.
"Dengan lebih dari 10.000 pasien Covid-19 rawat inap - riset ini menjadi pengingat yang pas sekaligus penting bahwa vaksin tetap menjadi perlindungan terbaik kita dalam melawan virus, mengurangi potensi penyakit parah dan efek long Covid," kata direktur medis NHS Stephen Powis.
"Program vaksin NHS telah membantu mencegah 100.000 lebih pasien rawat inap sejak pertengahan Desember saja, dan jadi NHS sudah jelas, ketika memenuhi syarat dapatkan vaksin Anda segera."