Berikan Setengah Dana Afghanistan untuk Korban 9/11, Taliban Kecam Biden

Reporter

Daniel Ahmad

Selasa, 15 Februari 2022 13:25 WIB

Sejumlah orang berebut roti gratis di Kabul, Afghanistan, 31 Januari 2022. Menurut Mehr Dil, sebelum Taliban berkuasa, ada sekitar 500 orang akan menunggu di luar tokonya setiap hari untuk mendapatkan roti gratis, namun kini sebanyak 2.000 orang mencoba mendapatkan roti gratis di tokonya. REUTERS/Ali Khara

TEMPO.CO, Jakarta -Taliban akan mempertimbangkan kembali kebijakan terhadap Amerika Serikat, jika Presiden Joe Biden tidak membatalkan keputusannya tentang pengembalian setengah dari US$7 miliar atau Rp100 triliun uang Afghanistan di Negeri Paman Sam.

Biden mengumumkan akan memberikan separuh dana itu bagi korban dan keluarga 9/11. Taliban menilai tindakan yang dilakukan pemerintah Amerika hanya memanaskan situasi.

"Jika Amerika Serikat melanjutkan tindakan provokatifnya, Pemerintah akan dipaksa untuk mempertimbangkan kembali kebijakannya terhadap negara itu," kata pernyataan dari Taliban dilansir dari Reuters Selasa 16 Februari 2022.

Rencana Biden meminta setengah dari dana tersebut berdasarkan pada litigasi para korban terorisme AS, termasuk kerabat mereka yang tewas dalam serangan 9/11.

Meskipun tidak satu pun orang Afghanistan terlibat 9/11, pemimpin al Qaeda Osama bin Laden yang merupakan dalang penyerangan itu, dinilai pemerintah AS mendapat perlindungan dari pemerintah Taliban saat itu.

Advertising
Advertising

Taliban menilai sikap Amerika Serikat akan dapat memicu kesalahpahaman internasional dan merusak hubungannya dengan Afghanistan, jika keputusan itu tidak dibatalkan. "Serangan 9/11 tidak ada hubungannya dengan Afghanistan," kata pernyataan Taliban.

Secara terpisah, dalam sebuah wawancara dengan media pemerintah Afghanistan RTA, Mullah Yaqoob - penjabat menteri pertahanan Afghanistan dan putra pendiri Taliban Mullah Omar - juga menyebut keputusan itu kejam. "Tidak ada warga Afghanistan yang terlibat dalam insiden itu (9/11) sama sekali," kata Yaqoob.

Rencana Amerika mencairkan setengah aset bank sentral Afghanistan yang dibekukan adalah untuk membantu warga Afghanistan yang berjuang dengan krisis kemanusiaan. Namun, AS menahan sisanya untuk kemungkinan memenuhi tuntutan hukum korban 9/11 yang berlangsung di pengadilan AS.

Aset Afghanistan senilai US$7 miliar itu disimpan di Bank Sentral New York, sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada Agustus tahun lalu, dari pemerintahan yang didukung Barat.

Baca juga: AS Ambil Separuh Dana Pemerintah Afghanistan untuk Korban 11 September

SUMBER: REUTERS

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

5 jam lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

10 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

23 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

1 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya