Edukasi Kontrasepsi, Aktivis Perempuan Emma Goldman Dibui 106 Tahun Lalu

Reporter

Tempo.co

Jumat, 11 Februari 2022 14:55 WIB

Emma Goldman. Wikipedia

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, menjadi tanggal bersejarah bagi tokoh aktivis perempuan dan feminis dunia, Emma Goldman. Pejuang gagasan anarkisme, atheisme dan kebebasan perempuan itu ditangkap oleh kepolisian di Kota New York pada 11 Februari 1916.

Penangkapan Goldman disebabkan karena dirinya dituduh memberikan dan menyebarkan materi kuliah tentang pengendalian kelahiran. Ia dianggap melanggar Undang-Undang Comstock Act 1873 tentang larangan menyebarkan alat dan informasi kontrasepsi lewat surat di luar batas negara.

Mengutip laman teenvogue, sejak kecil, Goldman sudah merasakan ketidaksukaan terhadap perbudakan. Ia juga pernah ditangkap pemerintah lantaran menolak bentuk wajib militer pada Perang Dunia I. Menurutnya, tentara adalah mesin pembunuh profesional.

Perempuan kelahiran Rusia 1869 itu pindah ke St.Petersburg bersama keluarganya saat berusia 13 tahun. Namun, kondisi Rusia saat itu yang sedang mengalami pergolakan dengan terbunuhnya Tsar Alexander I, membuatnya harus putus sekolah dan bekerja pada sebuah pabrik di Rochester. Masa-masa itu adalah pertama kali membuatnya mengenal idealism kebebasan dan kesetaraan gender.

Melansir dari situs American Experience, pada 1885 Emma bermigrasi ke Amerika Serikat untuk keluar dari suramnya bekerja di pabrik pakaian Rochester. Setahun kedatangannya, ia dikejutkan dengan persidangan, hukuman, dan aktivis buruh yang dituduh melakukan pengeboman di Haymarket Square Chicago.

Advertising
Advertising

Selama di New York, ia bergabung dengan gerakan anarkis Jerman dan bertemu salah satu pemimpinnya, yaitu Johann Most. Johann Most membentuk Goldman menjadi pembicara perempuan yang cerdas dan provokatif. Ia juga bertemu dengan Alexander Berkman. Bahkan, Goldman dan Berkman melakukan percobaan pembunuhan terhadap Henry Clay Frick sebagai pembalasan perlakuan biadabnya terhadap pekerja bdi Homestead.

Pada tahun 1906 hingga 1917, Emma Goldman menerbitkan majalah anarkis yang cukup berpengaruh di masa itu. Seperti misalnya, Mother Earth yang didedikasikannya untuk dunia politik dan sastra. Selain itu, ia juga menulis buku yang diberi judul Living My live, berisi autobiografinya pada 1913.

Pada penerbitannya, The New York Times menyarankan supaya pembaca tidak terlalu memerhatikan latar belakang politik Goldman dan membaca buku itu sebagai dokumen yang epik dan bersejarah.

Goldman pergi ke Spanyol dan berjuang bersama kaum anarkis di sana. Ia meninggal pada tahun 1936 dan dimakamkan di Chicago, dekat pemakaman para martir tragedi Haymarket yang memengaruhi pemikirannya menjadi seorang anarkis.

Aktivis perempuan pejuang kesetaraan gender itu berpendapat bahwa untuk mencapai kesetaraan, perempuan harus melihat dirinya sebagai pemilik hak pribadi, bukan objek seks. Selain itu, perempuan juga harus menolak sepenuhnya atas keinginan orang lain atas tubuhnya dengan nama Tuhan, negara, masyarakat, suami, maupun keluarganya sendiri.

RISMA DAMAYANTI

Baca: Aktivis Perempuan Malala Yousafzai Jadi Bintang Sampul Majalah Vogue

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

9 jam lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

9 jam lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

1 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

2 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

2 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

3 hari lalu

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

3 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

4 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya