McDonald's Malaysia Kekurangan Pasokan Kentang

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 28 Januari 2022 16:20 WIB

Paket besar kentang goreng McDonald's ditampilkan pada 22 Mei 2008. [REUTERS/Sam Mircovich]

TEMPO.CO, Jakarta - McDonald's Malaysia harus menjatah kentang goreng karena kurangnya pasokan. Masalah pasokan ini juga terjadi di jaringan makanan cepat saji itu di negara lain di Asia.

Sebagian besar kentang goreng, serta satu jenis set makanan, telah dihapus dari menu di gerai-gerai di negara tersebut hingga pemberitahuan lebih lanjut.

“Kami menghadapi krisis pasokan gorengan,” kata McDonald's Malaysia dalam sebuah unggahan di media sosial minggu ini, demikian dilaporkan Free Malaysia Today, Jumat, 28 Januari 2022.

McDonald's mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan kepada AFP bahwa cabang-cabangnya di Malaysia "saat ini mengalami tantangan pasokan", dengan porsi besar kentang goreng tidak tersedia sejak Senin, 24 Januari 2022.

McD, yang memiliki ratusan gerai di Malaysia, mengatakan akan "memantau dengan cermat" pasokan, dan sebagian besar akan disediakan sesegera mungkin.

Advertising
Advertising

Rantai pasokan global telah menghadapi gangguan besar akibat pandemi virus corona, menyebabkan kekurangan barang mulai dari makanan hingga elektronik.

Awal bulan ini, McDonald's Taiwan mengatakan pasokan pengiriman yang "tidak stabil" telah menyebabkan beberapa gerainya kehabisan kentang goreng yang diimpor dari AS.

McDonald's Jepang telah membatasi pesanan kentang goreng dalam ukuran kecil pada dua kesempatan sejak Desember, menyalahkan pandemi dan banjir Kanada yang menyebabkan pasokan kentang terganggu.

McDonald's Corp mencatat pendapatan dan laba di bawah ekspektasi karena biaya yang lebih tinggi dan penjualan lesu di lebih dari 4.500 restorannya di Australia dan Cina karena pandemi. Pembatasan juga memangkas keuntungan dari pertumbuhan di Amerika Serikat pada kuartal keempat.

Biaya operasional naik 14 persen menjadi ,61 miliar dolar karena kemacetan rantai pasokan menyebabkan jaringan burger terbesar di dunia menghabiskan lebih banyak untuk bahan-bahan seperti ayam dan daging sapi, serta bahan kemasan.

Biaya makanan dan kertas naik 4 persen pada tahun 2021 - tingkat yang diperkirakan perusahaan akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2022.

"Lonjakan kasus Covid-19 dan kembalinya pembatasan di banyak pasar kami menciptakan ketidakpastian di seluruh dunia, memperburuk kekurangan tenaga kerja dan penundaan rantai pasokan," kata Chief Executive Officer Chris Kempczinski seperti dikutip Reuters, Kamis.

Berita terkait

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

1 jam lalu

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

KFC menutup 100 gerainya di Malaysia. Perusahaan mengaku karena ekonomi sulit. Media lokal menyebut karena terdampak boikot pro-Israel.

Baca Selengkapnya

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

1 hari lalu

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

Saat melancong ke Malaysia, jangan lupa membeli oleh-oleh khas Malaysia yang kekinian dan murah. Berikut ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

1 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

1 hari lalu

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

Langkawi menyuguhkan objek wisata baru berupa skywalk dengan desain untuk

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

3 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

3 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

3 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

3 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

4 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya