Bos Pfizer Sarankan Vaksinasi Covid-19 Tahunan, Bukan Suntikan Booster

Reporter

Tempo.co

Senin, 24 Januari 2022 07:34 WIB

Petugas kesehatan menyiapkan vaksin Pfizer saat vaksinasi Covid-19 di Mal Cilandak Town Square, Jakarta, Rabu, 1 September 2021. Penyebab pertama adalah masyarakat belum merasa yakin dengan keamanan vaksin Covid-19 dan kedua, warga tidak bisa meninggalkan pekerjaannya untuk antre vaksin Covid-19. ANTARA/Fauzan/

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Pfizer Inc Albert Bourla menyarankan agar masyarakat mendapatkan vaksin COVID-19 tahunan dibandingkan suntikan vaksin booster dalam memerangi pandemi virus corona. Dalam sebuah wawancara dengan N12 News Israel, Bourla ditanya soal suntikan booster teratur setiap 4-5 bulan. "Ini bukan skenario yang baik. Saya berharap Anda bisa mendapatkan suntikan vaksin setahun sekali," kata Bourla menjawab pertanyaan itu.

"Setahun sekali lebih mudah meyakinkan orang untuk melakukannya. Lebih mudah diingat orang. Jadi dari perspektif kesehatan masyarakat, ini adalah situasi yang ideal," ujarnya.

Barla juga mengatakan Pfizer berencana membuat vaksin yang khusus mampu melawan varian Omicron. "Tapi tidak melupakan varian lain. Itu bisa menjadi solusi," kata Bourla.

Vaksin COVID-19 buatan Pfizer/BioNtech efektif melawan penyakit parah dan kematian yang disebabkan oleh varian Omicron. Namun vaksin Pfizer kurang kurang efektif dalam mencegah penularan varian Omicron. Seiring melonjaknya kasus Covid-19, sejumlah negara memperluas suntikan booster vaksin Corona atau memperpendek jarak antar suntikan.

Bourla mengatakan Pfizer siap mengajukan persetujuan untuk vaksin yang dirancang ulang untuk melawan Omicron, dan memproduksinya secara massal setelah Maret. Mengutip tiga penelitian, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan pada Jumat bahwa dosis ketiga vaksin mRNA adalah kunci untuk memerangi Omicron. Vaksin booster dapat memberikan perlindungan 90 persen terhadap rawat inap.

Advertising
Advertising

Sebuah studi pendahuluan yang diterbitkan oleh Pusat Medis Sheba Israel pada hari Senin menemukan bahwa vaksin booster keempat meningkatkan antibodi ke tingkat yang lebih tinggi daripada yang ketiga. Namun vaksin booster kemungkinan tidak cukup untuk menangkis Omicron. Meskipun demikian, booster kedua masih disarankan untuk kelompok risiko.

Baca: Vaksin Sputnik V Rusia Diklaim Lebih Manjur dari Pfizer Lawan Omicron

REUTERS

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

16 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya