PBB Desak Taliban Ungkap Penculikan Dua Aktivis Perempuan

Reporter

Tempo.co

Minggu, 23 Januari 2022 15:21 WIB

Perempuan Afghanistan berjalan di sebuah masjid di Herat, Afghanistan, 10 September 2021.[WANA (West Asia News Agency) via REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta -Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak Taliban untuk memberikan informasi tentang keberadaan dua aktivis hak-hak perempuan yang diduga diculik dari rumah mereka di ibu kota Kabul beberapa hari lalu.

Seperti dilansir Daily Sabah, Sabtu waktu setempat, Taman Zaryabi Paryani dan Parawana Ibrahimkhel dilaporkan diculik dari rumah mereka oleh Taliban pada Rabu malam.

"Kami mendesak Taliban untuk memberikan informasi tentang keberadaan mereka & untuk melindungi hak-hak semua warga Afghanistan," kata Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA) dalam sebuah pernyataan di Twitter.

Salah satu aktivis berhasil merekam video penculikan yang tampaknya berasal dari rumahnya di Kabul. Video itu menunjukkan Paryani yang tampak ketakutan, ketika pria yang mengaku dari departemen intelijen Taliban, menggedor pintu depan.

Menurut penyiar lokal Aamaj News, sambungan Paryani terputus tak lama setelah berbagi video dengan jaringan. Ibrahimkhel rupanya hilang pada malam yang sama.

Advertising
Advertising

Paryani termasuk di antara sekelompok wanita yang memprotes pemakaian jilbab secara paksa.

Seorang saksi mengatakan bahwa sepuluh pria bersenjata telah melakukan penculikan di malam hari. Saksi mengatakan ada empat orang yang diamankan, termasuk Paryani.

Taliban menyebut video Paryani sebagai video palsu. “Ini hanyalah drama buatan,” ujar Mobin Khan, juru bicara polisi di Kabul.

Pada Senin lalu, panel pakar hak asasi manusia PBB mengatakan kepemimpinan Taliban "melembagakan diskriminasi dan kekerasan berbasis gender berskala besar dan sistemik terhadap perempuan dan anak perempuan."

Menurut panel PBB ada serangkaian tindakan pembatasan yang menargetkan perempuan sejak pengambilalihan kelompok militan di Afghanistan.

Pada Jumat lalu, dua karyawan LSM lokal yang beroperasi di pedesaan Afghanistan mengatakan kepada bahwa Taliban mengancam akan menembak mereka jika tidak mengenakan burqa.

Banyak perempuan dilarang bekerja kembali. Pengemudi taksi diperintahkan tidak menjemput penumpang wanita yang tidak mengenakan jilbab atau penutup kepala Islami. Sementara remaja putri di sebagian besar provinsi tidak diperbolehkan kembali sekolah.

Pejuang Taliban telah berulang kali memukul, mengancam atau menahan sebentar perempuan dan gadis Afghanistan yang memprotes tindakan tersebut. Padahal, Taliban berjanji akan menegakkan hak-hak perempuan segera setelah berkuasa.

Baca juga: 13 Aturan Taliban untuk Perempuan

SUMBER: DAILY SABAH

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

13 jam lalu

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

Seorang pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor menembak mati seorang influencer media sosial perempuan terkenal Irak

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

14 jam lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

1 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

1 hari lalu

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

Keahlian perempuan memberikan keuntungan sendiri khususnya di unit bisnis garmen J99 Corp.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

1 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

2 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

2 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

3 hari lalu

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

3 hari lalu

Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

Selain olah TKP pembunuhan perempuan yang mayatnya ditemukan di Pulau Pari, polisi menyiita barang bungkus rokok hingga tisu magic.

Baca Selengkapnya

Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

3 hari lalu

Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

PBB menyerukan dilakukannya penyelidikan atas temuan ratusan mayat di dua rumah sakit di Gaza.

Baca Selengkapnya