Penyandera Sinagog Texas Warga Inggris, Menderita Gangguan Mental
Reporter
Tempo.co
Editor
Yudono Yanuar
Senin, 17 Januari 2022 08:50 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Penyandera sinagog di Colleyville, Texas, Sabtu lalu, 15 Januari 2022, Malik Faisal Akram, 44 tahun, warga negara Inggris, demikian dikatakan FBI.
Akram tewas dalam penyerbuan oleh tim anti-teror Amerika Serikat. Sedangkan empat sandera semuanya selamat.
Presiden AS Joe Biden sebelumnya mengatakan Akram menggunakan senjata yang dia dapatkan dari jalanan untuk melakukan "tindakan teror."
Saudaranya, Gulbar memposting di Facebook bahwa tersangka asal kota industri Blackburn, di utara Inggris itu, menderita penyakit mental dan mengatakan keluarganya telah menghabiskan sepanjang malam di kantor polisi Blackburn "berhubungan dengan Faisal, negosiator, FBI dll. ."
"Tidak ada yang bisa kami katakan atau lakukan padanya untuk meyakinkannya agar menyerah," tulis Gulbar di halaman Facebook Komunitas Muslim Blackburn.
Dia mengatakan, FBI akan terbang ke Inggris "hari ini," dan menambahkan sebagai keluarga, ia tidak bisa mengatakan lebih banyak informasi.
"Kami ingin mengatakan bahwa kami sebagai keluarga tidak memaafkan tindakannya dan ingin meminta maaf dengan sepenuh hati kepada semua korban yang terlibat dalam insiden malang itu," tulisnya.
Penyanderaan di Colleyville, Texas, "adalah tindakan teror," kata Biden, yang berada di Philadelphia bersama ibu negara Jill Biden mengepak wortel dan apel di bank makanan dalam kunjungan ke kota untuk menghormati warisan pemimpin hak asasi Martin Luther King Jr.
"Diduga - saya tidak memiliki semua fakta, begitu pula jaksa agung - tetapi dugaan bahwa dia mendapatkan senjata di jalan," kata Biden.
"Dia membelinya ketika dia mendarat dan ternyata tidak ada bom yang kita ketahui. ... Rupanya dia menghabiskan malam pertama di tempat penampungan tunawisma. Saya belum memiliki semua detailnya jadi saya enggan untuk masuk ke lebih detail,” kata Biden.
Berikutnya Disalatkan di Inggris
<!--more-->
Tim Penyelamat Sandera FBI pada Sabtu malam menyerbu Sinagog Jemaat Beth Israel di Colleyville, sekitar 26 km timur laut Fort Worth, mengakhiri penyanderaan 10 jam.
Satu sandera dibebaskan tanpa cedera setelah enam jam dan tiga sisanya kemudian dibebaskan tim FBI.
Penyandera mengaku sebagai saudara dari ahli saraf Pakistan Aafia Siddiqui, yang menjalani hukuman penjara 86 tahun di AS atas dakwaan tahun 2010 karena menembak tentara dan agen FBI, dan menuntut agar dia dibebaskan, kata seorang pejabat AS kepada ABC News .
Siddiqui ditahan di penjara federal di daerah Fort Worth. Seorang pengacara yang mewakili Siddiqui, Marwa Elbially, mengatakan kepada CNN dalam sebuah pernyataan bahwa pria itu bukan saudara laki-laki Siddiqui dan keluarga Siddiqui mengutuk tindakannya yang "keji".
Meskipun situasi penyanderaan Texas tampaknya merupakan insiden tunggal, sinagog di New York dan di tempat lain di seluruh negeri meningkatkan keamanan.
"Apa yang terjadi kemarin di Jemaat Beth Israel adalah pengingat bahwa kita harus berbicara dan memerangi antisemitisme dan kebencian di mana pun itu ada," kata Wakil Presiden AS Kamala Harris dalam sebuah pernyataan. "Setiap orang berhak untuk berdoa, bekerja, belajar, dan menghabiskan waktu bersama orang-orang terkasih bukan sebagai orang lain - tetapi sebagai kita."
Dalam posting Facebook-nya, saudara laki-laki Akram, yang juga menyebutkan kematian adiknya "hampir tiga bulan yang lalu," mengatakan prioritas keluarga adalah memulangkan jenazah Akram ke Inggris "untuk salat jenazahnya meskipun kami telah diperingatkan bahwa itu bisa memakan waktu lama."
REUTERS