Nakes di AS Kewalahan Akibat Omicron, 1.000 Tentara Dikirim Rawat Pasien di RS
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Jumat, 14 Januari 2022 12:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Merebaknya varian Omicron virus Corona membuat petugas tenaga kesehatan di Amerika Serikat kewalahan. Presiden Joe Biden pada Kamis mengatakan akan mengirim lebih banyak petugas kesehatan militer ke rumah sakit di enam negara bagian. Biden juga akan menyediakan masker gratis dan memperbanyak tes gratis untuk mengatasi penyebaran Omicron.
Biden mengumumkan pengiriman bertahap 1.000 personel kesehatan militer mulai minggu depan ketika rawat inap COVID-19 AS mencapai rekor tertinggi. Fasilitas kesehatan juga sedang menghadapi krisis staf.
"Saya tahu kita semua frustrasi saat memasuki tahun baru ini," kata Biden. Dia mengulangi pesannya bahwa COVID-19 tetap menjadi pandemi orang yang tidak divaksinasi.
Dia mengatakan militer akan membantu rumah sakit yang mengalami kesulitan di seluruh negeri. Pada gelombang pertama, tim dokter militer, perawat dan personel lainnya akan menuju ke Michigan, New Jersey, New Mexico, New York, Ohio dan Rhode Island untuk bekerja di ruang ICU. Mereka akan membantu staf rumah sakit yang kewalahan menangani kasus selain Covid-19 di tengah tingginya pasien Corona.
Rumah sakit yang akan menerima petugas kesehatan menyambut baik bantuan itu. Namun jumlah tim dari militer yang terdiri dari 7-25 orang diperkirakan tak akan cukup memperlambat lonjakan.
"Tidak ada solusi peluru perak," kata Bob Riney, presiden operasi perawatan kesehatan di Sistem Kesehatan Henry Ford Detroit. Ia mengharapkan bantuan dari petugas medis militer minggu depan.
"Kami memiliki tantangan sistemik (dengan) volume yang luar biasa dan praktisi medis yang sangat lelah, dan itu berlaku untuk semua sistem kesehatan yang berada di tengah lonjakan ini," kata Riney.
Lebih dari 65 persen pasien COVID di rumah sakit tidak divaksinasi. Selain itu lebih dari 90 persen belum mendapat suntikan booster, kata pejabat Henry Ford.
Pakar kesehatan telah mengkritik Gedung Putih yang terlalu mengandalkan vaksin saja untuk menghentikan penyebaran virus corona. Di sisi lain ada gerakan anti-vaksin bermotivasi politik didorong oleh beberapa pejabat Republik.
Sekitar 62 persen orang Amerika dianggap telah divaksinasi sepenuhnya. Presiden Joe Biden berusaha meningkatkan jumlah orangyang divaksinasi dengan mengharuskan karyawan melakukannya.
Baca: Pengadilan Prancis Menangguhkan Aturan Wajib Pakai Masker
REUTERS