Rusia Menarik Pasukan Koalisi Militer dari Kazakshtan

Reporter

Terjemahan

Jumat, 14 Januari 2022 12:15 WIB

Prajurit Rusia menaiki pesawat militer menuju ke Kazakhstan, di sebuah lapangan terbang di luar Moskow, Rusia 6 Januari 2022, dalam gambar diam yang diambil dari video. Pasukan terjun payung Rusia telah dikerahkan ke Kazakhstan sebagai bagian dari pasukan penjaga perdamaian yang mencakup pasukan dari empat bekas republik Soviet lainnya. Collective Security Treaty Organisation/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta -Pasukan koalisi militer yang dipimpin Rusia akhirnya ditarik dari keluar dari Kazakhstan setelah dikerahkan selama sepekan untuk mengatasi kerusuhan terburuk dalam sejarah negara Asia Tengah itu.

Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan pada Kamis, penarikan akan selesai pada 19 Januari, atau lebih awal dari yang diumumkan sebelumnya. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, misi di Kazakhstan telah berhasil dan merupakan praktik yang memerlukan studi lebih lanjut.

Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev meminta bantuan dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) pekan lalu setelah aksi protes yang awalnya dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar, berubah menjadi kekerasan di banyak kota besar.

“Berkat kedatangan Anda, militer Kazakhstan dan pasukan keamanan dapat melaksanakan tugas mereka untuk menemukan dan menahan bandit,” kata Wakil Menteri Pertahanan Kazakh Mukhamedzhan Talasov kepada pasukan CSTO dalam upacara pelepasan di Almaty pada Kamis waktu setempat.

Presiden Rusia Vladimir Putin pun memuji kerja penjaga perdamaian CSTO. "Semuanya bekerja seperti jarum jam, cepat, koheren, dan efektif," kata Putin kepada Shoigu di televisi pemerintah.

Advertising
Advertising

"Saya ingin berterima kasih kepada Anda, staf umum dan semua orang yang memimpin operasi ini, untuk pekerjaan ini dan untuk mengungkapkan harapan saya bahwa praktik penggunaan angkatan bersenjata kita ini akan dipelajari lebih lanjut."

Pihak berwenang Kazakhstan mengumumkan penyelesaian operasi keamanan di sebagian besar negara itu pada Rabu lalu, meskipun mereka belum menyatakan kota terbesarnya Almaty sepenuhnya aman.

Belum diketahui berapa banyak pasukan dari sekitar 2.500 yang dikirim oleh CSTO yang segera pergi.

Pengerahan blok militer ini telah dikritik oleh para pemimpin Barat yang juga khawatir dengan penumpukan pasukan Rusia di dekat Ukraina.

Pihak berwenang telah menahan hampir 10.000 orang atas kerusuhan di mana beberapa pengunjuk rasa menyerang pasukan keamanan, merebut dan membakar gedung-gedung pemerintah dan menjarah toko-toko.

Pihak berwenang mengatakan, beberapa penyerang adalah orang asing yang dilatih oleh militan Islam. Keberadaan orang asing ini yang disebut Tokayev membuat CSTO terlibat. Ia tak memerinci siapa orang asing tersebut. Namun demikian, Presiden Kazakhstan itu telah memecat beberapa pejabat keamanan seniornya yang kemudian didakwa melakukan makar.

Pihak berwenang di Kazakhstan mengatakan pada Kamis bahwa mereka juga menyelidiki mantan kepala keamanan negara, Karim Masimov, atas dugaan percobaan kudeta.

Baca juga: Kesaksian Turis Terjebak di Kazakhstan: Menakutkan, Ada Banyak Suara Tembakan

SUMBER: REUTERS

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 jam lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Soal Pentingnya Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

1 jam lalu

Ragam Pendapat Soal Pentingnya Oposisi di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Sejumlah kalangan menilai DPR membutuhkan partai oposisi untuk mengawasi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Pakar Ekonomi Ingatkan Bahayanya Kabinet Koalisi Besar Prabowo-Gibran

14 jam lalu

Pakar Ekonomi Ingatkan Bahayanya Kabinet Koalisi Besar Prabowo-Gibran

Pakar menilai kabinet koalisi Prabowo yang besar akan menguntungkan bagi pemerintahan, tetapi jadi indikasi lumpuhnya check and balances di parlemen

Baca Selengkapnya

Enggan Tanggapi Penolakan Gelora, PKS Masih Tunggu Majelis Syura soal Sikap Politik

18 jam lalu

Enggan Tanggapi Penolakan Gelora, PKS Masih Tunggu Majelis Syura soal Sikap Politik

PKS memilih tak menggubris pernyataan Partai Gelora yang menolak rencana mereka bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

20 jam lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Demokrat Siapkan Tiga Nama Kader Senior Maju di Pilkada Jakarta

22 jam lalu

Demokrat Siapkan Tiga Nama Kader Senior Maju di Pilkada Jakarta

Demokrat siapkan tiga nama kader senionya maju di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

1 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Para Politikus PKS Ini Balas Partai Gelora soal Gabung Prabowo-Gibran

1 hari lalu

Para Politikus PKS Ini Balas Partai Gelora soal Gabung Prabowo-Gibran

Partai Gelora menolak PKS jika bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran, karena dinilai selalu 'menyerang' saat masa kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

2 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Sepakat Berkoalisi di Pilkada 2024, PKB dan PPP Petakan Daerah Potensial

2 hari lalu

Sepakat Berkoalisi di Pilkada 2024, PKB dan PPP Petakan Daerah Potensial

PPP dan PKB sudah memetakan daerah-daerah yang menjadi target mereka di pilkada pada November mendatang.

Baca Selengkapnya