Pengadilan Myanmar Bacakan Vonis Aung San Suu Kyi Hari Ini

Reporter

Terjemahan

Senin, 10 Januari 2022 12:27 WIB

Sejumlah pengunjuk rasa turun ke jalan saat ikuti aksi protes kudeta militer di Yangon, Myanmar, 19 Februari 2021. Aksi demo telah terjadi di sejumlah kota Myanmar. Massa anti kudeta berhari-hari turun ke jalan meneriakkan "Ganyang Kediktatoran Militer" dan "Lepaskan Aung San Suu Kyi". REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta -Pengadilan junta Myanmar pada Senin 10 Januari 2022 rencananya akan membacakan vonis terhadap pemimpin terguling Aung San Suu Kyi. Putusan yang tertunda ini terkait kasus dugaan impor dan kepemilikan walkie-talkie secara ilegal serta pelanggaran aturan selama pandemi Corona.

Jika terbukti bersalah terkait dakwaan impor walkie-talkie ilegal, perempuan berusia 76 tahun itu akan menghadapi hukuman maksimal enam tahun penjara. Wartawan dilarang menghadiri sidang pembacaan vonis sementara pengacara Suu Kyi dilarang berbicara kepada media.

Pemenang Nobel Perdamaian ini ditangkap sejak 1 Februari ketika pemerintahnya dijungkalkan dalam kudeta militer yang mengakhiri eksperimen jangka pendek Myanmar dengan demokrasi. Adapun dugaan kepemilikan walkie-talkie secara ilegal bermula ketika militer menggerebek rumahnya saat kudeta.

Namun saat pemeriksaan di pengadilan, anggota yang melakukan penggeledahan rumah Suu Kyi tak punya surat perintah penggerebekan.

Jika Suu Kyi dijatuhi hukuman dalam kasus ini, akan menambah vonis yang diberikan pengadilan pada Desember lalu. Saat itu, ia divonis selama empat tahun penjara karena dianggap bersalah melanggar aturan Covid-19 saat berkampanye.

Advertising
Advertising

Kepala Junta Min Aung Hlaing memotong hukuman menjadi dua tahun dan mengatakan Suu Kyi bisa menjalani hukumannya sebagai tahanan rumah di ibu kota Naypyidaw.

Manny Maung, seorang peneliti Human Rights Watch, mengatakan vonis terbaru yang diperkirakan akan dibacakan pada hari ini akan memperdalam ketidakpuasan nasional.

"Pengumuman hukuman terakhirnya menghasilkan salah satu hari interaksi media sosial tertinggi dari dalam Myanmar, dan sangat membuat marah publik," katanya. "Militer menghitung (kasus) ini sebagai taktik ketakutan, tetapi hanya akan memicu kemarahan publik."

Baca juga: Aung San Suu Kyi Dilaporkan Muncul ke Pengadilan dengan Seragam Penjara

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

SUMBER : CHANNEL NEWSASIA

Berita terkait

Pemberontak Myanmar Rebut Wilayah Rakhine yang Dihuni Etnis Rohingya

1 hari lalu

Pemberontak Myanmar Rebut Wilayah Rakhine yang Dihuni Etnis Rohingya

Pemberontak Arakan Army menguasai wilayah Rakhine yang banyak dihuni warga Rohingya di Myanmar. Mereka membantah menargetkan Rohingya.

Baca Selengkapnya

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

14 hari lalu

Kelompok Perlawanan Myanmar Klaim Tangkap Ratusan Aggota Junta Militer

Tentara Arakan atau Arakan Army menyatakan telah menangkap ratusan anggota junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

19 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

20 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

25 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

26 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

27 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

29 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

29 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

30 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya