Jokowi Telepon Hun Sen, Ingatkan Junta Tak Diundang KTT jika Perdamaian Gagal

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 7 Januari 2022 14:58 WIB

Presiden Joko Widodo meresmikan pembukaan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2022 di Jakarta, Senin, 3 Januari 2022. ANTARA FOTO/BPMI-Muchlis Jr

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo sempat menelepon Hun Sen sebelum kunjungan Perdana Menteri Kamboja itu ke Myanmar pada Jumat, 7 Januari 2022, untuk berdialog dengan para penguasa militer.

Setelah berbicara melalui sambungan telepon dengan Hun Sen, Presiden Jokowi mengatakan dalam pesan di Twitter jika tidak ada kemajuan signifikan dalam rencana perdamaian, hanya perwakilan non-politik Myanmar yang boleh menghadiri pertemuan ASEAN.

<blockquote class="twitter-tweet"><p lang="en" dir="ltr">Good phonecall with Chair of ASEAN, PM Hun Sen of Cambodia. I extended my support for Cambodia’s Chairmanship of ASEAN 2022.</p>&mdash; Joko Widodo (@jokowi) <a href="https://twitter.com/jokowi/status/1478560726474117121?ref_src=twsrc%5Etfw">January 5, 2022</a></blockquote> <script async src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script>

ASEAN mengajukan klausul 5 poin untuk penyelesaian masalah Myanmar, yaitu: Pertama, kekerasan harus segera dihentikan di Myanmar dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya.

Kedua, segera dimulai dialog konstruktif antara semua pihak terkait untuk mencari solusi damai demi kepentingan rakyat. Ketiga, utusan khusus Ketua ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN.

Advertising
Advertising

Keempat, ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre. Dan kelima, utusan khusus dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu semua pihak terkait.

Negara ASEAN lainnya, termasuk Indonesia sudah menyatakan frustrasi akibat kegagalan junta dalam mengimplementasikan perjanjian perdamaian yang telah memicu perpecahan di blok 10 anggota itu.

Rencana PM Hun Sen memicu protes--di seluruh wilayah negara yang dilanda konflik itu--oleh lawan-lawan kudeta yang khawatir bahwa perjalanannya akan memberikan legitimasi lebih kepada junta Myanmar.

Kunjungannya akan menjadi yang pertama sebagai kepala pemerintahan ke Myanmar sejak militer menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi pada 1 Februari tahun lalu yang memicu protes dan tindakan keras berdarah selama berbulan-bulan.

Kamboja saat ini adalah Ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) yang sudah memimpin upaya diplomatik untuk menyelesaikan krisis di Myanmar dan yang mengadopsi rencana perdamaian, konsensus lima poin, pada April.

Di Myanmar, penentang kekuasaan militer menyebut Hun Sen mendukung junta dengan melakukan kunjungan itu.

Di Depayin, sekitar 300 kilometer di utara ibu kota Naypyidaw, pengunjuk rasa membakar poster perdana menteri Kamboja dan meneriakkan “Hun Sen jangan datang ke Myanmar. Kami tidak ingin diktator Hun Sen” dalam foto di media sosial.

Unjuk rasa juga dilaporkan di wilayah Mandalay, Tanintharyi dan Monywa.

Dalam pidatonya pada Rabu (5/1), Hun Sen meminta semua pihak di Myanmar untuk menahan diri agar rencana perdamaian dapat ditindaklanjuti.

“Saudara-saudara di Myanmar, apakah Anda ingin negara Anda jatuh ke perang saudara yang sesungguhnya atau ingin menyelesaikannya,” katanya.

“Poin pertama konsensus adalah kesabaran, penghentian kekerasan. Ini tujuan yang kita inginkan,” katanya.

Min Ko Naing, aktivis terkemuka di Myanmar mengatakan dalam unggahan di media sosial bahwa Hun Sen akan menghadapi protes besar-besaran dalam kunjungannya yang akan merugikan ASEAN.

Badan Koordinasi Pemogokan Hukum, yang menampung lebih dari 260 organisasi penentang kudeta di Myanmar, juga mengecam kunjungan Hun Sen dan menuduhnya mendukung penguasa militer Myanmar.

Hun Sen adalah salah satu pemimpin terlama dunia dan negara-negara Barat serta kelompok hak asasi manusia telah lama mengutuknya atas tindakan keras terhadap lawan, kelompok hak-hak sipil, dan media di Kamboja.

Kementerian Luar Negeri Kamboja mengatakan Hun Sen akan bertemu pemimpin militer Min Aung Hlaing, tetapi Radio Free Asia (RFA) yang didanai AS mengutip juru bicara junta yang mengatakan bahwa ia tidak akan bertemu Suu Kyi yang tengah diadili dan menghadapi puluhan kasus yang mengakibatkan hukuman gabungan maksimal hingga lebih dari 100 tahun di penjara.

ANTARA | RERUTERS

Berita terkait

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

1 jam lalu

Terkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI

Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.

Baca Selengkapnya

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

2 jam lalu

9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK

Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.

Baca Selengkapnya

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

3 jam lalu

Pansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons

Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

3 jam lalu

Jokowi Sampai Pimpin Rapat Revisi Ketiga Permendag 36/2023, Ada Apa?

Presiden Jokowi memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Permendag 36/2023tentang larangan pembatasan barang impor.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDIP, Pengamat Sebut Hukuman Politik

8 jam lalu

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDIP, Pengamat Sebut Hukuman Politik

Djarot mengatakan Jokowi dan Ma'ruf tidak diundang ke Rakernas PDIP lantaran keduanya sedang sibuk dan menyibukkan diri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Revisi Aturan Impor agar Ribuan Kontainer Barang Tak Menumpuk di Pelabuhan, Ini Poin-poin Ketentuannya

8 jam lalu

Jokowi Revisi Aturan Impor agar Ribuan Kontainer Barang Tak Menumpuk di Pelabuhan, Ini Poin-poin Ketentuannya

Menteri Airlangga mengatakan ada beberapa poin dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 8 Tahun 2024 yang direvisi oleh Peresiden Jokowi. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Bos BPJS Kesehatan soal Penerapan Perbedaan Kelas Saat Ini: Mau-maunya Rumah Sakit Sendiri

9 jam lalu

Bos BPJS Kesehatan soal Penerapan Perbedaan Kelas Saat Ini: Mau-maunya Rumah Sakit Sendiri

Dirut BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti menjelaskan empat pengertian dari KRIS yang masih dibahas bersama dengan DPR dan lembaga terkait.

Baca Selengkapnya

Reaksi Istana hingga KSP Soal PDIP Tak Undang Jokowi dan Ma'ruf Amin ke Rakernas

9 jam lalu

Reaksi Istana hingga KSP Soal PDIP Tak Undang Jokowi dan Ma'ruf Amin ke Rakernas

Ali Ngabalin mengatakan Presiden Jokowi disibukkan dengan seabrek jadwal.

Baca Selengkapnya

Bahas RUU Kementerian Negara Bersama Pemerintah, DPR Tunggu Surpres Jokowi

16 jam lalu

Bahas RUU Kementerian Negara Bersama Pemerintah, DPR Tunggu Surpres Jokowi

Baleg DPR siapa menteri yang ditunjuk presiden untuk membahas RUU Kementerian Negara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Akan Tambah Kementerian pada Kabinetnya, Faisal Basri: Menteri Sekarang Sudah Kebanyakan

17 jam lalu

Prabowo Akan Tambah Kementerian pada Kabinetnya, Faisal Basri: Menteri Sekarang Sudah Kebanyakan

Ekonom Faisal Basri mempertanyakan alasan pemerintahan Prabowo-Gibran berencana menambah sejumlah kementerian baru dalam kabinetnya mendatang.

Baca Selengkapnya