Eks Presiden Korea Selatan Dibebaskan Setelah Dipenjara 5 Tahun karena Korupsi

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 1 Januari 2022 08:02 WIB

Presiden Korea Selatan Park Geun-hye dipenjara sejak Maret dan diadili karena korupsi sejak Mei 2017. AP

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye dibebaskan dari penjara pada hari Jumat, setelah menjalani hukuman hampir lima tahun lamanya. Park dihukum karena kasus korupsi, memicu perdebatan tentang apakah dia akan kembali terjun ke politik menjelang pemilihan presiden pada Maret mendatang.

Perempuan berusia 69 itu adalah pemimpin pertama yang terpilih secara demokratis di Korea Selatan. Ia digulingkan dari jabatannya ketika Mahkamah Konstitusi menguatkan pemungutan suara parlemen pada 2017 untuk memakzulkannya. Park terlibat skandal yang juga menyebabkan dua konglomerat Samsung dan Lotte masuk penjara.

Pengadilan tinggi Korea Selatan menjatuhkan hukuman penjara 20 tahun setelah Park dinyatakan bersalah berkolusi dengan seorang teman, yang juga dipenjara. Ia dituduh menerima puluhan miliar won dari perusahaan, sebagian besar untuk mendanai keluarga temannya dan yayasan nirlaba.

Park Geun-hye dibebaskan setelah Presiden Moon Jae-in memberikan pengampunan khusus kepadanya minggu lalu. Alasan pembebasan Park adalah kesehatan yang memburuk. Moon juga mengungkapkan harapan untuk mengatasi sejarah masa lalu yang tidak menguntungkan dan mempromosikan persatuan nasional.

Siaran di televisi menunjukkan Park Geun-hye meninggalkan rumah sakit Seoul, tempat dia dirawat sejak bulan lalu. Ia meninggalkan rumah sakit setelah menerima surat pengampunan pada tengah malam.

<!--more-->

Advertising
Advertising

Park tidak berkomentar terhadap pembebasan tersebut. Pengacaranya mengatakan Park telah meminta maaf karena menimbulkan kekhawatiran publik. Park juga berterima kasih kepada Moon karena membuat keputusan sulit.

Pembebasan Park Geun-hye dilakukan saat partai lamanya, oposisi utama Partai Kekuatan Rakyat yang konservatif, dan Partai Demokrat Moon berada dalam persaingan presiden yang ketat.

Pemenjaraan Park membuat Korea Selatan terpecah. Kelompok sayap kanan yang pro terhadap Park melakukan demonstrasi mingguan untuk mengecam Moon dan kebijakannya. Kelompok ini juga menyerukan pembebasan Park, hingga aturan jarak COVID-19 menahan aksi unjuk rasa tahun lalu.

Tidak jelas apakah Park Geun-hye akan melanjutkan aktivitas politik setelah dia bebas. Namun dalam memoar yang dirilis pada hari Kamis, dia mengungkapkan keyakinannya bermotivasi politik. Dia juga berharap suatu saat bertemu dengan orang-orang lagi nanti.

Kandidat presiden People Power Yoon Suk-yeol, jaksa agung yang menyelidiki skandal Park mengatakan bahwa dia telah melakukan pekerjaannya sebagai pegawai negeri. Dia menambahkan dia ingin mengunjungi Park ketika kesehatannya membaik.

Baca: Mantan Presiden Park Geun-hye Dapat Pengampunan dari Moon Jae-in

REUTERS

Berita terkait

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

4 jam lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

6 jam lalu

KPK Sita Kantor NasDem di Sumatera Utara dalam Kasus Korupsi Bupati Labuhanbatu

KPK menyita kantor Partai NasDem di Labuhanbatu, Sumatera Utara, dalam perkara korupsi yang menjerat Bupati Erik Atrada Ritonga.

Baca Selengkapnya

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

6 jam lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Fakta-Fakta Sidang SYL: Duit Kementerian Dipakai Buat Sunatan, Bangun Kafe, hingga Cicil Alphard

10 jam lalu

Fakta-Fakta Sidang SYL: Duit Kementerian Dipakai Buat Sunatan, Bangun Kafe, hingga Cicil Alphard

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

11 jam lalu

Resmi Perpanjang Kontrak di Red Sparks, Berapa Gaji Megawati Hangestri?

Dalam kontrak barunya di Red Sparks, Megawati Hangestri bakal mendapat kenaikan gaji menjadi US$ 150 ribu per musim.

Baca Selengkapnya

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

12 jam lalu

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 28 April 2003.

Baca Selengkapnya

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

21 jam lalu

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

Gugatan praperadilan Bupati Sidoarjo itu akan dilaksanakan di ruang sidang 3 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pukul 09.00.

Baca Selengkapnya

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

1 hari lalu

Ekuador Gugat Meksiko di ICJ karena Beri Suaka Mantan Wakil Presiden

Meksiko sebelumnya telah mengajukan banding ke ICJ untuk memberikan sanksi kepada Ekuador karena menyerbu kedutaan besarnya di Quito.

Baca Selengkapnya

KPK: Potensi Korupsi di Sektor Pengadaaan Barang Jasa dan Pelayanan Publik di Daerah Masih Tinggi

2 hari lalu

KPK: Potensi Korupsi di Sektor Pengadaaan Barang Jasa dan Pelayanan Publik di Daerah Masih Tinggi

Deputi Bidang Koordinasi dan Supervisi KPK memprioritaskan lima program unggulan untuk mencegah korupsi di daerah.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

2 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya