AS Kecewa Aktivis Mesir Dihukum 5 Tahun, Bantuan Militer 130 Juta Dolar Ditahan?

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 21 Desember 2021 14:30 WIB

Aktivis Alaa Abdel Fattah berbicara di depan hakim di pengadilan selama persidangannya di Kairo, 11 November 2014. REUTERS/Al Youm Al Saabi Newspaper

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis Mesir terkemuka Alaa Abdel Fattah dijatuhi hukuman lima tahun penjara dalam kasus penyebaran berita palsu pada Senin, 20 Desember 2021.

Blogger Mohamed Ibrahim dan pengacara Mohamed El-Baqer, yang menghadapi dakwaan sama, dijatuhi hukuman empat tahun.

Ketiganya telah ditahan sejak September 2019. Abdel Fattah, seorang aktivis terkemuka dalam pemberontakan 2011 yang menggulingkan presiden Hosni Mubarak setelah tiga dekade berkuasa, sebelumnya dipenjara selama lima tahun pada 2014 dan dibebaskan pada 2019.

Keluarga Abdel Fattah mengeluhkan kondisi penahanannya.

“Dia dilarang mengakses buku, radio, jam tangan, dan dia dilarang berjalan (di luar sel penjaranya). Dia tidak meninggalkan sel penjaranya sama sekali kecuali ketika kami mengunjunginya atau jika dia disidang," kata ibu Abdel Fattah, Leila Soueif sebelum sidang.

Advertising
Advertising

Adik perempuan Abdel Fattah, Sanaa Seif, dijatuhi hukuman satu setengah tahun penjara pada Maret atas tuduhan serupa setelah menyerukan agar para tahanan dibebaskan selama pandemi Covid-19.

Pemerintah Mesir membantah tuduhan mengenai kondisi penjara.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan Washington "kecewa" dengan putusan itu dan bahwa jurnalis dan pembela hak asasi manusia harus dapat menggunakan kebebasan berekspresi mereka tanpa menghadapi hukuman pidana.

Pemerintahan Presiden Joe Biden pada bulan September mengatakan akan menahan bantuan militer senilai $130 juta ke Mesir sampai Kairo mengambil langkah-langkah khusus terkait dengan hak asasi manusia, tetapi Price pada hari Senin menolak untuk mengatakan apakah bantuan tambahan akan ditahan.

"Kami telah menekankan kepada pemerintah Mesir bahwa hubungan bilateral kami diperkuat dengan meningkatkan penghormatan terhadap hak asasi manusia dan kami akan terus melibatkan pemerintah Mesir untuk mempromosikan kebebasan berekspresi dan hak asasi manusia universal lainnya," kata Price.

Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan tidak pantas mengomentari keputusan pengadilan.

"Sama sekali tidak cocok untuk mengomentari putusan pengadilan yang menerapkan undang-undang berdasarkan bukti yang kuat dan meyakinkan dalam proses peradilan yang adil, tidak memihak dan independen," kata Ahmed Hafez, juru bicara kementerian luar negeri, seperti dikutip kantor berita Mesir, Selasa.

"Masalah peradilan ini tidak boleh ditempatkan dalam bingkai politik atau terikat pada jalur hubungan antara kedua negara", katanya.

Sejak 2013, ketika panglima militer saat itu Abdel Fattah el-Sisi menggulingkan Presiden Mohamed Mursi dari Ikhwanul Muslimin, telah terjadi tindakan keras terhadap perbedaan pendapat di Mesir. Kelompok hak asasi manusia mengatakan puluhan ribu orang ditahan karena mengkritik pemerintah .

Abdel Fattah el-Sisi, yang menjadi presiden sejak 2014, mengatakan keamanan dan stabilitas adalah yang terpenting dan menyangkal ada tahanan politik di Mesir.

Berita terkait

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

37 menit lalu

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

Gedung Putih membantah bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Warga Palestina yang tewas di Gaza sudah lebih dari 35.000 orang.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

5 jam lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

13 jam lalu

Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.

Baca Selengkapnya

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

15 jam lalu

Antony Blinken Akui Israel Tak Punya Rencana Kredibel untuk Serang Rafah

Antony Blinken memperingatkan serangan Israel bisa memicu sebuah pemberontakan.

Baca Selengkapnya

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

16 jam lalu

Kekayaan Pendiri Google Mencapai Bilangan Kuadriliun, Berapa Triliun?

Gabungan kekayaan pendiri Google Larry Page dan Sergey Brin mencapai kuadriliun. Berapa triliun banyaknya?

Baca Selengkapnya

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

16 jam lalu

Korea Utara Dukung Resolusi PBB untuk Keanggotaan Palestina

Korea Utara pada Ahad mendukung resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa yang memberikan "hak dan keistimewaan" kepada Palestina

Baca Selengkapnya

Giliaran Mesir yang akan Laporkan Israel ke ICJ atas Tuduhan Genosida

18 jam lalu

Giliaran Mesir yang akan Laporkan Israel ke ICJ atas Tuduhan Genosida

Mesir mengikuti langkah Afrika Selatan yang akan melaporkan Israel ke ICJ atas tuduhan melakukan genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

7 Momen Langka Sidang Majelis Umum PBB Sepanjang Masa: Terbaru Dubes Israel Hancurkan Piagam PBB

19 jam lalu

7 Momen Langka Sidang Majelis Umum PBB Sepanjang Masa: Terbaru Dubes Israel Hancurkan Piagam PBB

Dubes Israel untuk PBB Gilad Erdan mengeluarkan mesin penghancur kertas di podium Sidang Majelis Umum PBB pada Jumat, 10 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Perdagangan Indonesia-Israel hingga Dubes Israel Robek Piagam PBB

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 11 Mei 2024 diawali oleh tanggapan Dubes Palestina Zuhair Al-Shun soal perdagangan antara Indonesia-Israel

Baca Selengkapnya

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

2 hari lalu

Tahan Bantuan Senjata ke Israel, Biden Terancam Dimakzulkan Anggota DPR AS

Anggota DPR AS dari Partai Republik, Cory Mills, pada Jumat mengatakan telah mengajukan pasal pemakzulan terhadap Presiden Joe Biden.

Baca Selengkapnya