Mata-mata Cina telah Menyusup ke Militer Taiwan

Reporter

Tempo.co

Selasa, 21 Desember 2021 07:00 WIB

Presiden Tsai Ing-wen tiba di Kantor Kepresidenan di Taipei pada tahun 2017.[REUTERS/Tyrone Siu]

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah laporan mengungkapkan mata-mata Cina telah menyusup ke dalam jajaran internal militer Taiwan dengan melakukan rekrutmen agen spionase, dan bahkan telah menyusup ke pasukan pengawal Presiden Tsai Ing-wen, menurut laporan Reuters pada Senin.

Xie Xizhang, seorang yang mengaku sebagai pengusaha Hong Kong saat mengunjungi Taiwan, telah merekrut agen mata-mata dari kalangan militer Taiwan untuk memberikan laporan intelijen kepada pemerintah Cina.

Dalam satu perjalanan pada tahun 2006, Xie bertemu dengan seorang pensiunan perwira angkatan laut Taiwan, Chang Pei-ning, saat makan, menurut dokumen resmi yang menuduh keduanya melakukan spionase.

Chang akan menjadi salah satu agen Xie, menurut dokumen tersebut, membantunya menembus kepemimpinan militer aktif Taiwan sebagai bagian dari operasi Cin untuk membangun jaringan mata-mata di antara perwira militer yang masih bertugas dan purnawirawan.

Para perwira Taiwan dan keluarga mereka diduga terpikat oleh tawaran Xie untuk bepergian ke luar negeri dengan semua biaya ditanggung, pembayaran tunai ribuan dolar, dan hadiah mahal seperti syal sutra dan ikat pinggang untuk istri mereka.

Advertising
Advertising

Pada Juni 2019, petugas kontra-spionase Taiwan bergerak melawan jaringan Xie, meluncurkan penggerebekan yang mengungkap bukti lebih lanjut, menurut dokumen yang ditinjau oleh Reuters. Sekarang, Chang menghadapi tuduhan spionase dan surat perintah telah dikeluarkan untuk penangkapan Xie. Menurut seseorang yang mengetahui kasus tersebut, Xie tidak berada di Taiwan.

Operasi yang dirinci dalam dokumen-dokumen ini menunjukkan bagaimana Beijing diduga mencari komandan di militer Taiwan dan membujuk mereka untuk menjadi mata-mata.

Kasus-kasus itu mengungkapkan bahwa Cina telah melakukan kampanye yang lebih luas untuk melemahkan kepemimpinan militer dan sipil Taiwan, merusak keinginannya untuk berperang, memperoleh informasi rincian senjata berteknologi tinggi dan mendapatkan data tentang perencanaan pertahanan, menurut pensiunan perwira militer senior Taiwan, perwira kontra-spionase yang masih menjabat, agen spionase, serta mantan perwira militer dan intelijen AS yang memiliki pengalaman terkait Taiwan.

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen melambai saat perayaan hari nasional di Taipei, Taiwan, 10 Oktober 2021. [REUTERS/Ann Wang]

Agen pemburu mata-mata Taiwan sedang berjuang melawan kampanye spionase yang telah membahayakan perwira senior di jantung angkatan bersenjata dan lembaga pemerintah.

Cina bahkan telah menembus pasukan keamanan yang ditugaskan untuk melindungi Presiden Taiwan Tsai Ing-wen. Seorang pensiunan perwira keamanan kepresidenan dan seorang letnan kolonel polisi militer yang bertugas di unit yang bertugas melindungi presiden divonis bersalah awal tahun ini karena membocorkan informasi sensitif tentang keamanan Tsai ke badan intelijen Cina.

Informasi tersebut termasuk bagan organisasi yang digambar tangan dari Special Service Center, unit keamanan yang melindungi presiden, menurut putusan di Pengadilan Tinggi Taiwan. Keduanya juga didakwa membocorkan nama, jabatan, dan nomor telepon kantor petugas keamanan senior yang menjaga Kantor Kepresidenan dan kediaman Tsai Ing-wen di jantung Taipei, menurut dokumen pengadilan yang ditinjau oleh Reuters dan laporan media lokal.

Tahun ini, pengadilan Taiwan telah menguatkan vonis dua orang yang mengungkapkan rahasia tentang keamanan Presiden Tsai Ing-wen dan menemukan seorang pensiunan letnan kolonel dari biro persenjataan bersalah membangun jaringan spionase untuk Cina. Seorang pensiunan mayor jenderal dan tiga pensiunan kolonel dari Biro Intelijen Militer diadili karena diduga merekrut mata-mata untuk Cina. Reuters tidak dapat menghubungi para terdakwa dan pengacara mereka dalam kasus ini untuk memberikan komentar.

Kantor Urusan Taiwan di Beijing tidak menanggapi pertanyaan dari Reuters tentang kegiatan spionase Cina di Taiwan.

Di Taipei, Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan mengatakan kepada Reuters bahwa upaya kontra-intelijen pro-aktif telah menghentikan Cina untuk menembus militer.

"Upaya ini," kata kementerian, "berarti tidak ada penyusupan."

Biro Investigasi Kementerian Kehakiman, agen pengintaian utama Taiwan, mengatakan tidak memiliki komentar tentang masalah hukum yang sedang berlangsung.

Dalam sepuluh tahun terakhir, setidaknya 21 perwira Taiwan yang masih bertugas atau sudah pensiun dengan pangkat kapten atau lebih tinggi telah dihukum karena menjadi mata-mata untuk Cina, menurut tinjauan Reuters terhadap catatan pengadilan dan laporan dari kantor berita resmi Taiwan. Setidaknya sembilan anggota angkatan bersenjata Taiwan yang masih bertugas atau pensiun saat ini sedang diadili atau sedang diselidiki atas dugaan kontak dengan mata-mata Cina, menurut laporan tersebut.

21 perwira militer Taiwan yang dihukum dinyatakan bersalah karena merekrut mata-mata untuk Cina atau memberikan berbagai informasi sensitif ke Cina, termasuk rincian kontak perwira senior Taiwan dan rincian agen Taiwan di Cina.

Baca juga: Menolak Tunduk pada Cina, Tsai Ing-wen Janji Akan Terus Perkuat Militer Taiwan

REUTERS

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 menit lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

4 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

5 jam lalu

Soal Internet di Cina, Kampanye Larangan Tautan Ilegal hingga Mengenai Pendapatan Periklanan

Komisi Urusan Intenet Pusat Cina telah memulai kampanye nasional selama dua bulan untuk melarang tautan ilegal dari sumber eksternal di berbagai media

Baca Selengkapnya

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

6 jam lalu

Dugaan Ekspor Nikel Ilegal sebanyak 5,3 Juta Ton ke Cina, KPK: Masih Cari Alat Bukti

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata mengaku tidak mengetahui ihwal penyidik meminta Bea Cukai untuk paparan dugaan ekspor nikel ilegal ke Cina.

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

9 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

10 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

13 jam lalu

Menlu Selandia Baru Sebut Hubungan dengan Cina "Rumit"

Menlu Selandia Baru menggambarkan hubungan negaranya dengan Cina sebagai hubungan yang "rumit".

Baca Selengkapnya

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

21 jam lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

1 hari lalu

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

Wisatawan yang melakukan tur mandiri di Hualien dan Taitung Taiwan dapat menerima subsidi hingga Rp 494 ribu.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya