Pembuat Drone DJI Masuk Daftar Hitam AS, Dituding Ikut Menindas Muslim Uyghur

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 17 Desember 2021 08:35 WIB

Sebuah drone DJI Phantom 4 Pro+ ditampilkan dalam CES 2017 di Las Vegas, AS, 6 Januari 2017. REUTERS/Steve Marcus

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah AS memberlakukan pembatasan investasi dan ekspor pada lusinan perusahaan Cina, termasuk pembuat drone terkemuka DJI karena dianggap terlibat dalam penindasan minoritas Muslim Uyghur atau membantu militer.

Tindakan baru pemerintahan Presiden Joe Biden ini semakin meningkatkan ketegangan antara dua ekonomi teratas dunia.

Amerika Serikat menyalahkan DJI dan tujuh perusahaan teknologi lainnya karena mendukung "pengawasan dan pelacakan biometrik" Uyghur, sehingga Departemen Keuangan AS menambahkan mereka ke daftar entitas yang dicurigai memiliki hubungan dengan militer Cina dan melarang orang Amerika memperdagangkan sekuritas mereka.

Secara terpisah, Departemen Perdagangan menambahkan Akademi Ilmu Kedokteran Militer dan 11 lembaga penelitiannya ke dalam daftar hitam perdagangan, yang membatasi akses ke ekspor AS. Lembaga tersebut dinilai membuat "persenjataan kontrol otak", namun tidak dijelaskan definisi teknologinya.

Departemen tersebut juga menambahkan HMN International, sebelumnya Huawei Marine, Jiangsu Hengtong Marine Cable Systems, Jiangsu Hengtong OpticElectric, Shanghai Aoshi Control Technology, dan Zhongtian Technology Submarine Cable ke dalam daftar atas tuduhan mencuri atau mencoba untuk mencuri teknologi dari Amerika Serikat untuk membantu memodernisasi Tentara Pembebasan Rakyat.

Advertising
Advertising

Kedutaan Cina di Washington menyebut tindakan itu sebagai "penindasan yang tidak beralasan" dan melanggar aturan perdagangan bebas. "Pengembangan bioteknologi Cina selalu untuk kesejahteraan umat manusia. Tuduhan AS sama sekali tidak berdasar," kata juru bicara kedutaan Liu Pengyu dalam email.

Disebutkan juga, Beijing akan mengambil semua tindakan untuk menegakkan kepentingan perusahaan dan lembaga penelitian Cina.

Pakar PBB dan kelompok hak asasi memperkirakan bahwa lebih dari satu juta orang, terutama Uyghur dan anggota minoritas Muslim lainnya, telah ditahan dalam beberapa tahun terakhir di sistem kamp yang luas di Xinjiang.

Cina menyangkal pelanggaran hak di Xinjiang dan telah melawan "campur tangan" AS dan bersumpah untuk melindungi perusahaannya dari sanksi AS.

Menteri Perdagangan Gina Raimondo mengatakan Cina memilih menggunakan bioteknologi "untuk mengejar kendali atas rakyatnya dan penindasannya terhadap anggota kelompok etnis dan agama minoritas."

"Kami tidak dapat membiarkan komoditas, teknologi, dan perangkat lunak AS yang mendukung ilmu kedokteran dan inovasi bioteknik dialihkan ke penggunaan yang bertentangan dengan keamanan nasional AS," katanya dalam sebuah pernyataan.

Pengumuman hari Kamis ditambah dengan larangan investasi minggu lalu pada perusahaan pengenalan wajah Cina SenseTime dapat memperburuk hubungan yang sudah tidak mulus antara Beijing dan Washington, meskipun Presiden Joe Biden dalam pertemuan virtual November dengan pemimpin China Xi Jinping mencoba membangun "pagar pembatas" untuk mencegah dua negara adidaya meluncur ke arah konflik.

Kamis lalu, Senat mengesahkan Undang-Undang Pencegahan Kerja Paksa Uyghur. Biden mengatakan dia akan menandatanganinya menjadi undang-undang. RUU itu akan melarang impor dari wilayah Xinjiang Cina karena kekhawatiran tentang kerja paksa.

Berikutnya: Dari Huawei sampai Kabel Internet Bawah Laut

<!--more-->

Larangan investasi, yang juga akan berlaku untuk Megvii Technology Limited dan Cloudwalk Technology, pertama kali diberlakukan oleh pemerintahan Donald Trump dan direvisi oleh Biden.

Trump melarang entitas AS untuk berinvestasi di lusinan perusahaan Cina yang diduga terkait dengan sektor teknologi pertahanan atau pengawasan termasuk pembuat chip terkemuka SMIC hingga produsen minyak CNOOC.

Kedelapan perusahaan yang ditambahkan ke daftar pada Kamis sudah berada di daftar entitas yang disebut. Daftar tersebut telah menjadi alat masuk untuk Washington dalam perseteruan teknologi AS-Cina. Pemasok ke perusahaan dalam daftar harus meminta izin khusus dari Departemen Perdagangan untuk mengirimkan barang ke perusahaan yang dituju.

Beijing dan Washington bersitegang karena beberapa masalah, termasuk kritik AS terhadap perluasan persenjataan nuklir Cina dan keputusan pemerintahan Biden memboikot Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 dengan alasan ada pelanggaran HAM di Xinjiang.

Perusahaan peralatan telekomunikasi China Huawei Technologies masuk ke daftar entitas pada 2019. Pembuat kabel bawah laut HMN Technologies ditambahkan akhir tahun itu.

Washington menjadi semakin khawatir tentang ancaman keamanan yang ditimbulkan oleh peran perusahaan dalam membangun kabel internet bawah laut, yang memiliki kapasitas data jauh lebih besar daripada satelit.

Tahun lalu, HMN mengirimkan proposal ke negara-negara Kepulauan Pasifik untuk berpartisipasi dalam proyek peningkatan komunikasi di kawasan itu. Beijing mengatakan tidak berniat menggunakan infrastruktur kabel untuk memata-matai.

REUTERS

Berita terkait

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

47 menit lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

2 jam lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Smartwatch Huawei Watch Fit 3 Dirilis di China, Ini Spesifikasinya

8 jam lalu

Smartwatch Huawei Watch Fit 3 Dirilis di China, Ini Spesifikasinya

Smartwatch Huawei Watch Fit 3 menawarkan desain ramping, layar vibrant, dan beragam fitur kesehatan dan kebugaran.

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

16 jam lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

20 jam lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

20 jam lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Biden dan Trump Sepakati Dua Sesi Debat Calon Presiden AS

1 hari lalu

Biden dan Trump Sepakati Dua Sesi Debat Calon Presiden AS

Biden dan mantan presiden Donald Trump sepakat untuk menggelar dua debat kampanye pada Juni dan September dalam pemilihan presiden AS tahun ini

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

1 hari lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

1 hari lalu

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

Grup vokal legendaris dari Amerika Serikat, All 4 One menggelar konser bertajuk All 4 One 30 Years Anniversary Tour di Jakarta pada 23 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

1 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya