Ribuan Dokumen Rahasia Pembunuhan John F Kennedy Dibuka ke Publik

Reporter

Tempo.co

Kamis, 16 Desember 2021 18:43 WIB

Presiden ke-35 Amerika Serikat, John F Kennedy diketahui tewas ditembak pada Jumat, 22 November 1963 di Dallas, Texas, AS. Kennedy ditembak di dalam mobilnya yang terbuka saat sedang melakukan konvoi bersama rombongan pejabat lain, termasuk Gubernur Texas John Connally. Dari hasil penyelidikan menemukan, pelaku pembunuhan itu adalah mantan personel marinir AS berusia 24 tahun bernama Lee Harvey Oswald. Namun, hasil penyelidikan itu rupanya kurang memuaskan. Selama bertahun-tahun, muncul konspirasi mengenai dalang yang berperan dalam pembunuhan Presiden Kennedy. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Arsip Nasional Amerika Serikat membuka dokumen rahasia terkait pembunuhan Presiden John F Kennedy. Ia tewas ditembak mati di Dallas, Texas, hampir 60 tahun lalu. Pada Oktober, badan-badan federal meminta Presiden Joe Biden membuka kembali dokumen yang tersembunyi dari publik.

Sebanyak 1.491 dokumen yang dirilis Rabu termasuk ribuan halaman memo investigasi yang belum pernah dilihat sebelumnya. Dokumen itu berupa catatan dan kabel yang disiapkan oleh CIA, FBI, Departemen Luar Negeri dan Departemen Pertahanan.

John F Kennedy berusia 46 tahun ketika dibunuh. Ia menjalani masa jabatan pertamanya sebagai presiden. Tubuhnya roboh diterjang peluru pembunuh saat sedang mengendarai iring-iringan mobil di Dallas pada 22 November 1963.

Sebuah komisi yang diawasi oleh Hakim Agung Earl Warren melakukan penyelidikan selama 10 bulan. Kesimpulannya adalah pembunuh Kennedy, Lee Harvey Oswald bertindak sendirian. Ia menembak mati Kennedy dari Texas School Book Depository saat iring-iringan mobil kepresidenannya lewat di jalanan.

Oswald dibawa ke tahanan polisi. Dua hari kemudian, ia gantian ditembak mati oleh Jack Ruby, pemilik klub malam setempat.

Advertising
Advertising

Komisi menyimpulkan bahwa Ruby bertindak sendiri. Namun spekulasi pembunuhan John F Kennedy oleh Oswald terus berkembang. Latar belakang Oswald yang pernah tinggal di Uni Soviet, memicu teori konspirasi dan keraguan tentang kesimpulan Komisi Warren selama bertahun-tahun.

Tidak ada hal yang baru dari dokumen yang diungkap ke publik pada Rabu. Namun dokumen-dokumen tersebut tetap ditunggu oleh para ahli seharah.

Dokumen tersebut termasuk kabel dan memo CIA yang membahas kunjungan Oswald yang sebelumnya diungkapkan. Namun tidak pernah dijelaskan ihwal kunjungan Oswald ke Uni Soviet dan Kuba. Juga soal kemungkinan keterlibatan Kuba dalam pembunuhan John F Kennedy.

Hanya saja dalam satu kabel CIA, disebutkan bahwa Oswald menelepon kedutaan Soviet saat berada di Mexico City. Ia meminta visa untuk mengunjungi Uni Soviet. Oswald juga disebut mengunjungi kedutaan Kuba. Pada 3 Oktober 1963, lebih dari satu bulan sebelum pembunuhan, dia mengemudikan mobil kembali ke Amerika Serikat melalui perbatasan Texas.

Dalam memo lain sehari setelah pembunuhan Kennedy, Oswald berkomunikasi dengan petugas KGB. Hal itu diketahui dari panggilan telepon yang disadap di Mexico City.

Setelah John F Kennedy terbunuh, pihak berwenang Meksiko menangkap seorang karyawan Meksiko dari kedutaan Kuba yang berkomunikasi dengan Oswald. Dia mengatakan Oswald telah mengaku sebagai seorang Komunis dan pengagum Castro.

Satu dokumen rahasia CIA, melacak rencana pemerintah Amerika Serikat untuk membunuh pemimpin Kuba saat itu, Fidel Castro. Dalam dokumen lain disebutkan bahwa apakah Oswald, kemungkinan telah terpengaruh oleh publikasi di media massa tentang Castro. Saat itu Castro memperingatkan akan membalas jika Amerika Serikat mengambil alih Kuba.

File baru termasuk laporan FBI penyelidikan dan pengawasan tokoh mafia besar seperti Santo Trafficante Jr dan Sam Giancana. Keduanya sering disebutkan dalam teori konspirasi seputar pembunuhan Kennedy.

Baca: Selain John F Kennedy, 11 Pemimpin Negara ini Tewas Dibunuh

CBS NEWS

Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

1 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

1 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

1 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

2 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

4 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

5 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

2 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya