WHO: Omicron Menyebar Sangat Cepat, Sudah Ditemukan di 77 Negara

Reporter

Tempo.co

Rabu, 15 Desember 2021 21:03 WIB

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers yang diselenggarakan oleh Asosiasi Koresponden Persatuan Bangsa-Bangsa Jenewa (ACANU) di tengah wabah Covid-19 di markas WHO di Jenewa Swiss 3 Juli, 2020. [Fabrice Coffrini / Pool melalui REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO memperingatkan varian Omicron virus corona yang menyebar amat cepat. Tingkat penyebaran seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya.

WHO juga mendesak negara-negara untuk bertindak. Hal senada diungkapkan Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen yang mengatakan Omicron bisa menjadi dominan di Eropa bulan depan.

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan kepada wartawan bahwa virus itu telah dilaporkan di 77 negara. Kemungkinan virus menyebar ke sebagian besar negara tanpa terdeteksi.

Von der Leyen mengatakan kepada Parlemen Uni Eropa bahwa kasus baru Corona akibat varian Omicron bisa berlipat ganda dalam dua hingga tiga hari. “Pada pertengahan Januari, kami memperkirakan Omicron menjadi varian dominan baru di Eropa,” ujarnya, Selasa lalu.

Advertising
Advertising

Namun von der Leyen menambahkan negara-negara di Uni Eropa memiliki stok vaksin yang cukup untuk suntikan booster vaksin Covid-19.

Untuk memerangi gelombang infeksi baru, sekolah dasar di Belanda akan ditutup lebih awal sebelum liburan Natal. Sementara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menghadapi pertentangan di parlemen saat akan memberlakukan pembatasan Covid baru.

Omicron, pertama kali terdeteksi oleh Afrika Selatan dan dilaporkan ke WHO pada 24 November. Varian ini memiliki sejumlah besar mutasi yang membuat lonceng alarm berbunyi sejak ditemukan.

Data awal menunjukkan itu Omicron bisa resisten terhadap vaksin dan lebih menular dibandingkan varian Delta, yang pertama kali diidentifikasi di India. Saat ini sebagian besar kasus virus corona di dunia didominasi oleh varian Delta.

Omicron menyumbang sekitar tiga persen dari kasus di Amerika Serikat. Angka ini meningkat pesat di banyak negara.

Inggris telah mengkonfirmasi kematian pertama akibat Omicron. Namun belum ada bukti bahwa varian ini menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Jumlah kasus Covid-19 di Afrika, menurut WHO, melonjak pesat dibandingkan sebelumnya. Pakar di WHO Bruce Aylward meminta semua pihak agar waspada dan tak terlena dengan kesimpulan Omicron hanya menyebabkan penyakit ringan. "Kita bisa saja mempersiapkan diri untuk situasi yang sangat berbahaya," katanya.

Baca: 89 Orang Tewas Akibat Penyakit Misterius di Sudan Selatan, WHO Turun Tangan

FRANCE 24

Berita terkait

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

17 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

20 hari lalu

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

21 hari lalu

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO

Baca Selengkapnya

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

22 hari lalu

Hati-hati Konsumsi Daging Merah Berlebihan Berbahaya Bagi Kesehatan

Jika daging sapi atau daging merah dikonsumsi berlebihan dapat mengancam kesehatan. Bagaimana sebaiknya?

Baca Selengkapnya

Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

25 hari lalu

Kepala WHO Akui Rumah Sakit Al Shifa Gaza Hancur

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada Rabu, 3 Apil 2024, mengungkap kehancuran di Rumah Sakit Al Shifa di Gaza

Baca Selengkapnya

Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

40 hari lalu

Studi: Hanya Tujuh Negara Penuhi Standar Kualitas Udara WHO, Indonesia Belum

Laporan IQAir memaparkan hanya tujuh negara yang kualitas udaranya memenuhi standar WHO.

Baca Selengkapnya

Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

40 hari lalu

Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

Tim medis yang dikirim oleh MER-C berhasil mencapai Gaza dengan bantuan WHO.

Baca Selengkapnya

11 Tenaga Medis MER-C Tiba di Gaza, Masuk dengan Bantuan WHO

40 hari lalu

11 Tenaga Medis MER-C Tiba di Gaza, Masuk dengan Bantuan WHO

MER-C bekerja sama dengan WHO untuk mengirim tim medis yang beranggotakan 11 orang ke Gaza.

Baca Selengkapnya

Organisasi Bantuan Global Bicara Bencana Kesehatan di Gaza: Belum Pernah Ada Horor Seperti Ini

41 hari lalu

Organisasi Bantuan Global Bicara Bencana Kesehatan di Gaza: Belum Pernah Ada Horor Seperti Ini

Bahkan jika perang di Gaza berakhir besok sekalipun, mereka yang bertahan akan menghadapi konsekuensi kesehatan satu dekade, bahkan sepanjang hidup.

Baca Selengkapnya