Hampir Semua Warga Afghanistan Kekurangan Makanan

Reporter

Tempo.co

Selasa, 14 Desember 2021 20:30 WIB

Hadia Ahmadi, 43 tahun, mantan guru yang sekarang menjadi tukang semir sepatu setalah Taliban berkuasa di Afghanistan. Sumber: Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - Laporan badan PBB, World Food Programme (WFP), pada Selasa, 14 Desember 2021, menyebut hampir semua warga Afghanistan tidak makan dengan cukup menyusul kejatuhan perekonomian Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban, yang akan menjadi bencana pada tahun depan.

Survei yang dilakukan WFP memperlihatkan sekitar 98 persen warga Afghanistan tidak makan dalam jumlah yang cukup. Bukan hanya itu, 7 dari 10 keluarga di Afghanistan, terpaksa berutang makanan sehingga membuat mereka semakin terpuruk dalam kemiskinan.

Penarikan pasukan asing pada Agustus 2021 lalu dari Afghanistan telah membawa Taliban dalam kemenangan. Perekonomian negara itu pun semakin rapuh, bahkan sekejap lagi diambang kehancuran. Hal itu berkaca pada naiknya harga makanan, bahan bakar dan bahan-bahan kebutuhan pokok lainnya.

Advertising
Advertising

Harga sembako naik dengan cepat hingga membuat banyak orang sulit menjangkaunya.

“Krisis ekonomi yang terjadi, konflik dan kekeringan, telah membuat keluarga kelas menengah hampir tidak mampu untuk membeli bahan kebutuhan pokok. Kami memiliki banyak hal untuk dikerjakan untuk menghentikan krisis ini agar tidak menjadi sebuah malapetaka,” kata Tomson Phiri, Juru bicara WFP.

Keluarga pengungsi dari provinsi utara, yang melarikan diri dari rumah mereka karena pertempuran antara Taliban dan pasukan keamanan Afganistan, berlindung di sebuah taman umum di Kabul, Afganistan, 10 Agustus 2021.REUTERS/Stringer]

Sepanjang 2021 ini, WFP telah memberikan bantuan makanan pada 15 juta warga negara Afghanistan. Pada November 2021, ada 7 juta bantuan pangan yang diserahkan. Sedangkan pada tahun depan, rencananya WFP akan meningkatkan bantuan menjadi 23 juta orang di semua penjuru Afghanistan.

“Kita tidak boleh membuang-buang waktu. Direktur kami menggambarkan situasi di Afghanistan cukup mengerikan, dengan adanya longsor kelaparan dan kemelaratan,” kata Phiri.

Secara terpisah, Nada Al-Nashif, Wakil Kepala PBB bidang HAM, mengatakan beberapa keluarga di Afghanistan mengalami kemiskinan dan kelaparan yang sangat buruk hingga mendorong mereka melakukan hal-hal yang miris, seperti pekerja anak, pernikahan dini dan bahkan menjual anak.

Sumber: Reuters

Baca juga: PBB: 2 Persen Harta Elon Musk Bisa Atasi Kelaparan di Dunia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

20 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

6 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Enam Minggu Lagi, Jalur Gaza Kemungkinan Terjerumus dalam Kelaparan

7 hari lalu

Enam Minggu Lagi, Jalur Gaza Kemungkinan Terjerumus dalam Kelaparan

Jalur Gaza bisa melampaui ambang batas kelaparan karena kerawanan pangan, kekurangan gizi dan kematian dalam enam minggu.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

7 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

10 hari lalu

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

Kasus kawin kontrak kembali mengemuka. Berikut modus-modus kawin kontrak, termasuk soal mahar jutaan rupiah.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

10 hari lalu

Hari Kartini, Sosiolog Ungkap Masalah yang Masih Dialami Perempuan

Hari Kartini merupakan momentum refleksi masih banyak persoalan terkait perempuan dan anak. Ini harapan sosiolog.

Baca Selengkapnya

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

10 hari lalu

Rapat Dewan Gubernur BI Akan Turut Evaluasi Perkembangan Ekonomi Global

Asisten Gubernur BI Erwin Haryono mengatakan dalam Rapat Dewan Gubernur Bulanan di antaranya akan membahas perkembangan ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

13 hari lalu

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

Konflik Iran-Israel menjadi sorotan sejumlah pengamat ekonomi di Tanah Air. Apa dampaknya bagi Indonesia menurut mereka?

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

15 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya

Ini Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi usai Serangan Iran ke Israel

15 hari lalu

Ini Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi usai Serangan Iran ke Israel

Perkembangan situasi ekonomi dan keuangan global dan tensi geopolitik yang sangat tinggi bergerak cepat dan dinamis.

Baca Selengkapnya