Korban Tornado AS Jadi 74 Orang, termasuk 8 Pekerja Pabrik Lilin Mayfield
Reporter
Tempo.co
Editor
Yudono Yanuar
Selasa, 14 Desember 2021 10:55 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Serangkaian tornado yang melanda enam negara bagian di Amerika Serikat Jumat malam, 10 Desember 2021, menewaskan sedikitnya 74 orang di Kentucky.
Korban tewas kemungkinan akan meningkat karena 109 orang masih hilang, kata Gubernur Kentucky Andy Beshear, Senin, 13 Desember 2021.
Dari korban tewas, delapan orang berasal dari pabrik lilir Mayfield, yang sebelumnya diperkirakan akan banyak korban karena bangunan luluh lantak dihantam badai.
Sekitar 1.000 rumah di Kentucky rusak atau hancur, kata para pejabat, sementara 28.000 rumah dan pabrik masih kekurangan listrik.
Korban tewas, termasuk sedikitnya enam anak, berusia antara 5 bulan hingga 86 tahun.
"Anda berubah dari kesedihan menjadi terkejut lalu tegang selama rentang 10 menit dan kemudian Anda sadar kembali," kata Beshear, sambil menahan tangis.
Di tengah emosi, sulit bagi pihak berwenang untuk menentukan jumlah korban tewas yang tepat. Tumpukan puing-puing, gangguan pada layanan seluler dan jumlah orang yang berlindung dengan teman dan kerabat telah memperumit upaya untuk mengidentifikasi korban jiwa.
Korban tewas terakhir dari pabrik lilin Mayfield delapan orang, karena 102 pekerja yang bertugas ketika tornado melanda masih hidup dan telah bisa dihubungi, sebuah proses yang memakan waktu tiga hari mengingat kekacauan yang dibawa oleh bencana, kata juru bicara perusahaan Bob Ferguson.
"Sangat melegakan," kata Ferguson kepada Reuters. "Dan sekarang ada urgensi nyata untuk membantu mereka yang kehilangan orang yang mereka cintai."
Sementara Kentucky menanggung beban terberat dari tornado, termasuk satu yang merobek-robek sepanjang 365 km, enam orang tewas di gudang Amazon.com di Illinois, empat tewas di Tennessee dan dua lainnya. di Missouri, sementara dua penghuni panti jompo di Arkansas juga menjadi korban.
Pengawas keamanan tempat kerja AS sedang menyelidiki keadaan di sekitar runtuhnya fasilitas Amazon, dan perusahaan itu mengatakan akan bekerja sama.
Di seluruh Kentucky, tetangga dan sukarelawan bekerja untuk menampung, memberi makan, dan menawarkan bantuan lain apa pun kepada mereka yang rumahnya rusak, hancur, atau listriknya terputus.
Di kota tetangga Wingo, sekitar 90 orang, dari bayi hingga orang tua, tidur di dipan hijau yang memenuhi ruangan seperti gudang dengan langit-langit rendah dan sebuah salib berdiri besar di pusat komunitas yang berafiliasi dengan gereja Presbiterian.
Berikutnya: Kota Porak Poranda
<!--more-->
Rumah-rumah di seluruh kota telah runtuh atau kehilangan atap dan pohon tumbang tersebar. Pohon yang masih kokoh berdiri, kehilangan daun.
Hal ini membuat tempat penampungan Wingo kekurangan kasur pada hari Sabtu. Seorang pemilik toko furnitur lokal membawa lebih dari dua lusin kasur, kata Meagan Ralph, 37 tahun, seorang guru sekolah menengah yang menjadi sukarelawan.
"Beberapa dari mereka benar-benar terkejut dan agak tidak percaya, hampir menyangkal. Bagi beberapa orang, emosinya tak tertahankan," kata Ralph.
Presiden Joe Biden akan berusaha untuk membangkitkan semangat dengan kunjungan yang direncanakan pada hari Rabu ke daerah-daerah yang terkena dampak parah termasuk Mayfield, kata Gedung Putih, setelah presiden mengumumkan bencana federal besar di Kentucky pada hari Minggu, membuka jalan bagi bantuan tambahan.
Lebih dari 300 orang di Kentucky, serta di Arkansas dan Tennessee, di tempat penampungan Palang Merah, dan jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah. Ratusan lainnya telah ditempatkan sementara di resor di taman negara bagian, kata Kepala Eksekutif Palang Merah Kentucky Steve Cunanan.
Yang lain lagi tinggal bersama teman dan kerabat yang rumahnya selamat.
David Hargrove, 62, mengamati puing-puing yang dulunya merupakan kantor hukum pribadinya di pusat kota Mayfield. Di tengah puing-puing, sebuah lemari besi yang dibangun di gedung berusia 23 tahun itu berdiri sebagai satu-satunya bagian yang tetap tegak.
Dia berencana untuk membangun kembali.
"Kamu duduk dan menangis atau kamu bergerak," kata Hargrove. "Aku bukan orang yang suka menangis jika aku bisa menghindarinya."
Stephen Jennittie, 52 tahun, yang merupakan generasi ketujuh tinggal di Mayfield, Kentucky, mengaku tak percaya atas semua yang dilihatnya. "Ini bukan kota tempat saya dibesarkan," katanya.
REUTERS