Hong Kong Kekurangan Pegawai, Ekspatriat Ramai-ramai Keluar Selama Pandemi

Reporter

Tempo.co

Rabu, 1 Desember 2021 13:36 WIB

Seorang perempuan, mengenakan masker wajah di tengah wabah Covid-19, sedang menyortir barang bawaan di Bandara Internasional Hong Kong, Cina, 20 Oktober 2020. [REUTERS / Lam Yik]

TEMPO.CO, Jakarta - Kebijakan nol-COVID di Hong Kong mendorong tenaga kerja asing ramai-ramai keluar dari pusat keuangan Asia itu. Perusahaan kesulitan merekrut tenaga kerja baru meski menawarkan gaji yang besar.

Seperti China, Hong Kong meniru kebijakan nol-Covid dengan memperketat pembatasan perjalanan. Adanya varian Omicron Covid-19 membuat kecemasan di seluruh dunia termasuk Hong Kong bertambah.

Hong Kong pernah dianggap sebagai salah satu kota paling menarik untuk tenaga kerja asing. Namun kota ini kini dijauhi banyak profesional papan atas karena aturan karantina yang kejam.

Kelompok lobi bisnis internasional telah berulang kali memperingatkan bahwa Hong Kong dapat kehilangan tenaga kerja asing berbakat dan investasi karena pembatasan perjalanan. Hong Kong mewajibkan pendatang untuk melakukan karantina selama 3 minggu.

Lars Kuepper, direktur pelaksana perusahaan relokasi ReloSmart, mengatakan perusahaannya melihat permintaan tenaga kerja di luar negeri naik hingga lima kali lipat sejak pandemi. Namun di dalam negeri lalu lintas tenaga kerja turun hingga 14 kali lipat. "Faktor utama adalah pandemi dan efek dari pembatasan memasuki Hong Kong," kata Kuepper.

Advertising
Advertising

Pemerintah mengatakan pembatasan diperlukan untuk melindungi masyarakat dari virus Corona. Hong Kong juga berencana membuka kembali sebagian perbatasan dengan China daratan, yang merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi.

Menanggapi pertanyaan Reuters, seorang juru bicara pemerintah mengatakan tujuan nol-Covid didasarkan pada kepentingan seluruh komunitas Hong Kong. Sebagian besar penduduk menantikan pembukaan kembali perbatasan dengan China daratan.

"Hong Kong tetap menjadi kota yang kompetitif secara global dan basis regional utama bagi perusahaan internasional di tengah pandemi global," katanya dalam email kepada Reuters.

Banyak non-penduduk tidak diizinkan masuk ke Hong Kong. Adapun penduduk yang kembali harus menjalani karantina di hotel selama 2-3 minggu dengan biaya sendiri.

Aturan tersebut menurut perusahaan relokasi lainnya, Regal World Transport System Ltd. tidak menarik. Mereka menyatakan beberapa klien memindahkan barang-barang mereka ke luar negeri. Mereka menolak kembali ke Hong Kong setelah melakukan perjalanan yang awalnya dimaksudkan untuk kunjungan keluarga.

Pekerjaan untuk merelokasi orang keluar dari Hong Kong meningkat 30-40 persen selama 1- hingga 2 tahun terakhir, menurut manajer umum Francis Cheung. "Seluruh proses dilakukan melalui email atau WhatsApp. Mereka tidak muncul secara langsung," ujarnya.

Bagi perusahaan perekrutan, kondisi ini membuat sakit kepala. Ambition, mengatakan bahwa perusahaannya kesulitan menarik tenaga kerja asing untuk bekerja di Hong Kong. "Banyak talenta asing yang ramai-ramai keluar," kata Chris Aukland, direktur pelaksana regional Ambition untuk Asia.

Phaidon International, perusahaan rekrutmen lainnya, mengalami lonjakan 40-50 persen permintaan. Namun jumlah orang yang direkrut dari luar negeri turun 10 persen. Jamie Thorpe, kepala Phaidon Hong Kong, mengatakan beberapa perusahaan keuangan putus asa untuk mempekerjakan ekspatriat. Padahal mereka telah menawarkan jaminan, tunjangan hidup yang besar dan jabatan pekerjaan yang meningkat. Mereka juga memastikan gaji pokok yang lebih tinggi.

"Kami belum melihat paket-paket ini selama beberapa tahun. Terakhir adalah sebelum krisis 2008," kata Thorpe.

Baca: Cegah Varian Omicron Masuk, Pemerintah Larang Masuk WNA dari Afrika-Hong Kong

REUTERS

Berita terkait

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

1 hari lalu

Survei Buktikan Jobseeker dengan Keterampilan AI Lebih Laku di Pasar Tenaga Kerja

Keterampilan menguasai AI semakin dicari oleh perusahaan di skala global. Belum diimbangi skema pendidikan yang tepat.

Baca Selengkapnya

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

4 hari lalu

Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

4 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Begini Komentar Gregoria Mariska Tunjung Sumbang Poin Pertama untuk Indonesia saat Lawan Hong Kong

Gregoria Mariska Tunjung mengalahkan Yeng Sum Yee dalam 32 menit untuk memastikan satu poin bagi Indonesia lawan Hong Kong di Grup c Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

8 hari lalu

Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.

Baca Selengkapnya

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

8 hari lalu

Lowongan Kerja Tergerus AI, Pakar Unair: Pekerja Skill Rendah Semakin Tertekan

Pakar Unair mewanti-wanti regulator soal bahaya AI terhadap dunia kerja. AI bisa menyulitkan angkatan kerja baru, terutama yang memiliki skill rendah.

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

12 hari lalu

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni

Baca Selengkapnya

Perempuan Tajir Vietnam Truong My Lan Divonis Hukuman Mati, Apa Kesalahannya? Ini Profilnya

16 hari lalu

Perempuan Tajir Vietnam Truong My Lan Divonis Hukuman Mati, Apa Kesalahannya? Ini Profilnya

Truong My Lan, taipan real estate dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan di Vietnam. Apa yang diperbuatnya? Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Keluarga WNI Korban Tewas Kebakaran Apartemen di Hong Kong akan Urus Pemulangan Jenazah

17 hari lalu

Keluarga WNI Korban Tewas Kebakaran Apartemen di Hong Kong akan Urus Pemulangan Jenazah

Perwakilan keluarga dua WNI yang tewas dalam kebakaran apartemen di Distrik Kowloon telah tiba di Hong Kong untuk mengurus pemulangan jenazah.

Baca Selengkapnya

Dua WNI Tewas dalam Kebakaran di Hong Kong

19 hari lalu

Dua WNI Tewas dalam Kebakaran di Hong Kong

KJRI Hong Kong mengonfirmasi adanya dua WNI yang meninggal dunia akibat kebakaran gedung apartemen di Distrik Kowloon, Hong Kong

Baca Selengkapnya