Militer Myanmar Ancam Penjarakan Orang yang Beli Obligasi Pemerintah Bayangan

Reporter

Tempo.co

Minggu, 28 November 2021 11:00 WIB

Pemimpin junta Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah terpilih dalam kudeta pada 1 Februari, memimpin parade militer pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, 27 Maret 2021. [REUTERS / Stringer]

TEMPO.CO, Jakarta - Militer Myanmar yang berkuasa pada Jumat mengancam akan menangkap warga yang berinvestasi dalam obligasi yang ditawarkan oleh pemerintah bayangan. Junta Myanmar mengancam akan menjatuhkan hukuman penjara yang panjang karena keterlibatan mereka dalam apa yang disebutnya pendanaan "teroris".

Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), aliansi kelompok pro-demokrasi, tentara etnis minoritas dan sisa-sisa pemerintah sipil yang digulingkan oleh militer, mengatakan minggu ini telah mengumpulkan US$9,5 juta (Rp136,2 miliar) dalam 24 jam pertama dari penjualan obligasi, dikutip dari Reuters, 28 November 2021.

NUG mengatakan hasil dari obligasi tanpa bunga akan mendanai "revolusi" melawan militer sebagai tanggapan atas kudeta 1 Februari dan penindasan berdarah terhadap protes. Tidak disebutkan bagaimana dana itu akan digunakan.

Zaw Min Tun, juru bicara junta Myanmar, mengatakan NUG telah dilarang dan dicap sebagai organisasi teroris, sehingga mereka yang menyediakan dana menghadapi tuntutan serius.

"Tindakan dapat diambil di bawah tuduhan terorisme dengan hukuman berat bagi mereka yang mendanai kelompok teroris," katanya pada konferensi pers yang disiarkan televisi.

Advertising
Advertising

"Jika Anda membeli obligasi uang, itu termasuk dalam (ketentuan) itu," katanya.

Obligasi tersebut mulai dijual pada hari Senin untuk sebagian besar warga negara Myanmar di luar negeri dalam denominasi US$100 (Rp1,4 juta), US$500 (Rp7,1 juta), US$1.000 (Rp14,3 juta) dan US$5.000 (Rp71,7 juta), dengan tenor dua tahun.

NUG tidak mengungkapkan berapa banyak pembeli yang ambil bagian dalam penjualan, yang mengharuskan peserta untuk mentransfer dana ke rekening di Republik Ceko.

Myanmar telah berada dalam kekacauan sejak kudeta, yang menyebabkan pemogokan dan protes, serta tindakan keras militer terhadap para aktivis. Hal ini juga menyebabkan pembentukan di beberapa wilayah pasukan milisi yang bersekutu dengan NUG, beberapa didukung oleh kelompok etnis bersenjata.

Lebih dari 1.200 warga sipil tewas dalam protes dan ribuan ditahan sejak kudeta, menurut aktivis yang dikutip oleh PBB.

Tekanan internasional terhadap junta juga semakin meningkat. Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) memblokir pemimpin junta Min Aung Hlaing dari pertemuan puncak bulan lalu atas kegagalannya menghentikan permusuhan, dan tidak mengizinkan akses kemanusiaan atau memulai dialog, sebagaimana yang dijanjikannya pada April.

Presiden AS Joe Biden, yang berpidato di KTT ASEAN, juga menegur rezim militer Myanmar.

Baca juga: Junta Myanmar Tangkap Dokter yang Rawat Pasukan Perlawanan Rakyat di Gereja

REUTERS

Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

2 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

4 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

5 hari lalu

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengakui kontribusi Presiden Jokowi, baik bagi Indonesia maupun kawasan.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

8 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

10 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

10 hari lalu

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

Retno Marsudi di antaranya menghadiri ASEAN Future Forum di Vietnam sebagai platform tukar pandangan dan ide mengenai masa depan ASEAN

Baca Selengkapnya

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

10 hari lalu

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

PT Pupuk Indonesia memperluas jaringan ke tingkat ASEAN.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

10 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

11 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

13 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya