Perang Korea 71 Tahun Lalu: Keganasan Episode Pertempuran Rawa Chosin

Reporter

Tempo.co

Editor

Dwi Arjanto

Jumat, 26 November 2021 16:14 WIB

Seorang anggota KIA Korea Selatan yang menangani Pemulihan dan Identifikasi memeriksa sejumlah kerangka di Incheon, Korea Selatan, 19 Maret 2017. Sejumlah kerangka tersebut merupakan sisa-sisa dari jasad tentara Cina yang berjuang selama Perang Korea pada 1950-1953. REUTERS/JUNG Yeon-Je/Pool

TEMPO.CO, Jakarta -Bagi Amerika Serikat, Perang Korea adalah salah satu perang paling sulit,selain Perang Vietnam, yang pernah dialami pasca Perang Dunia II.

Bahkan, pasukan Marinir Amerika Serikat harus berjuang mati-matian dalam suatu episode pertempuran krusial, yaitu Pertempuran Rawa Chosin yang terjadi hari ini 71 tahun silam.

Pertempuran Rawa Chosin adalah sebuah pertempuran di awal Perang Korea dan menandai serangan kedua dari tiongkok terhadap Korea dan bertujuan untuk mengusir pasukan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB)

Menurut catatan sejarah, pertempuran ini melibatkan 15.000 Marinir Amerika Serikat bersama 15.000 tentara PBB.

Sedangkan, Tiongkok atau Cina mengerahkan hampir 120.000 pasukan. Dalam pertempuran ini, pasukan Amerika bersama tentara PBB harus melewati bentang alam yang sulit dan kepungan tentara Tiongkok.

Perang di Chosin pecah ketika pasukan Amerika bersama PBB terjebak oleh strategi Tiongkok dan tentara Korea bagian utara yang mendirikan basecamp di daerah Chosin.

Terjebaknya pasukan Amerika beserta PBB di daerah rawa Chosin mengakibatkan invasi besar-besaran ke daerah Chosin yang dikomandoi langsung oleh Jenderal Douglas MacArthur.

Invasi besar-besaran tersebut diharapkan bisa mengakhiri pertempuran dan membasakan pasukan Amerika beserta PBB.

Advertising
Advertising

Sayangnya, invasi tersebut berujung kegagalan dan berakibat pada kalahnya pasukan Amerika beserta PBB dan memaksa pasukan Amerika beserta PBB untuk menyelamatkan diri.

Dalam pertempuran Chosin selama Perang Korea diperkirakan 17.000 pasukan PBB dan Amerika tewas. Sedangkan, dari pihak Cina diperkirakan terdapat 40.000 pasukan yang tewas.

EIBEN HEIZIER
Baca juga : Demo anti-Cina Rusuh, Polisi Australia Amankan Ibukota Kepulauan Solomon

Berita terkait

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

1 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

1 jam lalu

Band Metal As I Lay Dying Siap Gebrak Panggung Hammersonic 2024

Band rock asal California, As I Lay Dying akan turut mengguncang panggung Hammersonic 2024 pada Ahad, 5 Mei 2024. Berikut profil band metal itu.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

4 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

6 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

8 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

11 jam lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

12 jam lalu

AS Akui Salah, Serangan Drone di Suriah Bukan Bunuh Pemimpin Al Qaeda Tapi Petani

Amerika Serikat mengakui salah telah membunuh warga sipil saat menargetkan pemimpin Al Qaeda di Suriah dalam serangan drone.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

13 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

16 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

22 jam lalu

Mahasiswa Pro-Palestina dan Pro-Israel Bentrok di Kampus di AS, Ini Profil UCLA

Profil kampus UCLA tempat bentrok demo mahasiswa pendukung alias Pro-Palestina dengan pendukung Israel

Baca Selengkapnya